16.

641 88 10
                                    

"Jaehyun memberikanmu sebuah kejutan?"

"Hehe. Iya, eomma. Dia memasak banyak makanan di apartemennya. Dia juga memberikan kue ulang tahun yang sudah kusimpan di lemari es."

"Ya ampun... Kupikir dia sudah benar-benar berubah. Ternyata tidak."

Yerin hanya membalasnya dengan kekehan kecil. Dia membersihkan tangannya setelah selesai mencuci piring. Kemudian, dia berjalan naik ke lantai dua menuju kamarnya.

"Ahh... Enak juga, ya. Belum ada schedule untuk hari ini." desah Yerin—mengecek ponselnya.

"Apa ini...? Tumben sekali Daniel belum mengucapkan sesuatu padaku." gumamnya—kecewa.

Yerin menoleh ke arah meja kerjanya. Dia melihat sebuah kotak kecil berwarna biru di atas sana.

Yerin ingat itu titipan seseorang. Dia belum membukanya semalam. Sekarang dia berniat untuk membukanya karena rasa penasarannya.

Saat dibuka, dia mendapati sebuah cincin, tape recorder, dan secarik kertas yang dilipat dua. Dia mengerutkan keningnya saking bingungnya.

"Ini cincin yang mahal. Fans dan sasaeng mana yang berani menghabis uangnya untukku..." komentar Yerin.

Dia membuka kertas itu dan mulai membacanya.

Aku selalu melihatmu dari kejauhan.

Begitulah yang tertulis di sana. Yerin semakin bingung. Ini seperti surat teror. Bukan hadiah ulang tahun.

Dengan penuh keberanian, Yerin mencoba mendengarkan sesuatu dari tape recorder itu menggunakan earpod yang telah disediakan.

Yerin menunggu karena belum ada suara saat dia menekan tombol play. Hingga akhirnya sesuatu yang mencengangkan terjadi.

"Selamat ulang tahun, uri 봉숭아 (bongsung-a=buah persik/peach)."

Mata Yerin membulat. Dia langsung melempar tape recorder itu ke lantai dan berjalan menjauhi.

Nafasnya langsung memburu hingga wanita itu menutup mulutnya sendiri.

"Bagaimana bisa dia..."

..

Yeonwoo tengah berada di dalam taksi. Dia terduduk di sana sambil memperhatikan jalanan kota Seoul. Wajahnya terlihat datar tapi justru dia kepikiran dengan obrolannya bersama Chaeyeon tadi.

"Dia... Dia bosku."

"Eh? Bos?"

"Hm. Pemilik Hotel Yedang."

"Bagaimana bisa kau beranggapan kalau dia adalah ayahnya Arin?"

"Dia yang memberikanku petunjuknya."

"Petunjuk?"

"Dulu saat orang itu menghilang dari hotel, dia meninggalkan sebuah cincin di jari manisku. Tiba-tiba saja sekarang bosku mengatakan kalau cincin yang aku punya ini adalah miliknya."

"... Karena itu aku berasumsi bahwa dia adalah pria itu. Hingga akhirnya dia juga menyadari kalau dia sendiri merasa terlibat denganku."

Yeonwoo menggigit ibu jarinya. Entah kenapa perasaannya tidak enak setelah mendengar penjelasan Chaeyeon di rumah. Rasanya seperti ada yang janggal dan membuatnya tidak nyaman.

"Bagaimana bisa dia berasumsi kalau pria itu adalah bosnya sendiri...?" gumamnya.

"Nyonya. Sudah sampai." sahut sang supir taksi.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang