29.

479 62 4
                                    

"Kau sudah gila?"

Yeonwoo terkejut begitu Jaehyun membalas permohonannya dengan kata-kata yang menyakitkan. Wanita itu perlahan melepaskan tangannya dari lengan Jaehyun.

"A—Apa?"

"Kau tahu betapa menyedihkannya tes DNA seperti itu hanya untuk anakku sendiri? Bahkan seharusnya aku tidak perlu melakukan tes DNA itu yang bisa melukai hati Arin." jelas Jaehyun—menggebu.

"Tidak, Jae. Maksudku—"

"Maaf, Yeonwoo. Aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu. Hal-hal yang tidak perlu kulakukan. Kau menyayangi Arin dan kau seharusnya paham perasaannya." sela Jaehyun.

Jaehyun mulai berjalan meninggalkan Yeonwoo. Hatinya mulai geram dengan Yeonwoo sekarang. Tapi suara teriakan Yeonwoo langsung menghentikan langkah kaki Jaehyun.

"Kenapa kau menghamilinya?!" jerit Yeonwoo.

"... Kau bahkan tidak pernah sekalipun menyentuh tubuhku kecuali bibirku. Tapi kenapa kau malah meniduri Chaeyeon seperti itu?!"

"... Kau bahkan kuat saat minum. Kau tidak pernah pingsan atau pun mabuk parah. Aku tahu semuanya tentang dirimu, Jae. Karena itu aku tidak percaya jika kau tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ayah dari Arin!"

"... Aku tahu kau masih mencintaiku saat itu jadi tidak mungkin kau meniduri wanita lain termasuk Chaeyeon!"

Seruan Yeonwoo itu berhasil membuat tubuh Jaehyun menegang. Yeonwoo mengatakan yang sebenarnya. Wanita itu memang tahu persis bagaimana sifat dan kondisi Jaehyun.

Tapi Jaehyun tetap tidak terima saat Yeonwoo yang bersikukuh menganggap semua ini hanya kebohongan.

"Apa semuanya itu penting untuk sekarang?" balas Jaehyun—dingin.

"Kau tidak pernah mendengarku, Jae..." lirih Yeonwoo.

Jaehyun mengepalkan tangannya dengan kuat. Jantung Jaehyun kembali berpacu dan terasa nyeri sekarang.

"Aku? Tidak mendengarmu?" decih Jaehyun.

"... Aku bahkan hanya pendengar yang setia saat kau meninggalkanku untuk menjadi bagian dari keluarga ini." lanjutnya—sarkas.

Rasanya seperti ditebas oleh pedang, Yeonwoo terhenyak hingga lemas kala mendengar ucapan Jaehyun. Air matanya mulai bercucuran keluar dari manik cantiknya.

Yeonwoo pun langsung pergi dari hadapan Jaehyun dan masuk ke dalam kamarnya.

Jaehyun hanya bisa menghela nafas beratnya. Dia menarik rambutnya ke belakang dengan frustasi.

Saat Jaehyun keluar dari rumah itu, Jaehyun bertemu dengan Jinyoung. Pria itu sudah mematung sembari menatap intens mata Jaehyun.

"Kita harus bicara."

..

Jinyoung mengajak Jaehyun ke minimarket. Kedua pria itu meneguk bir yang baru saja mereka beli.

"Maaf karena mengajakmu minum bir di sore hari." sahut Jinyoung—tertawa.

"Ah, tidak masalah, hyung."

Kemudian, senyum di wajah Jinyoung perlahan menghilang. Berganti dengan raut wajah menyendunya.

"Jadi, kau pernah mengenal Yeonwoo sebelumnya?" tanya Jinyoung—memulai pembicaraan.

"Ya, hyung." jawab Jaehyun—jujur.

"Kau mantan pacarnya?" tanyanya—lagi.

Jaehyun hanya terdiam sembari menatap Jaehyun. Rasanya terlalu berat baginya membahas kembali Yeonwoo yang pernah menjadi mantan pacarnya itu.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang