05.

899 101 17
                                    

Arin dan Chaeyeon baru saja keluar dari rumah sakit. Begitu Arin melihat, ada seorang pria yang tak asing di matanya. Begitu pun dengan Chaeyeon.

Pria itu adalah Eunwoo. Eunwoo sedang menunggu Arin dan Chaeyeon dalam posisi menyandarkan tubuhnya di mobilnya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

Bukannya membuat Arin senang, Arin justru sebal melihat pria tampan itu.

"Ah, itu Eunwoo!" seru Chaeyeon sambil menggaet lengan Arin dan menarik gadis itu mendekat ke arah Eunwoo.

Chaeyeon seperti itu karena dia merasa harus segera pulang agar orang-orang di rumah tidak mengkhawatirkan Arin. Tapi Chaeyeon jadi kesal sendiri melihat Arin yang ogah-ogahan seperti itu.

"Wah, Arin! Sudah lama tidak bertemu. Kau tumbuh semakin besar, ya." sapa Eunwoo seraya menepuk pucuk kepala Arin.

"Eunwoo, maaf, ya. Jadi merepotkanmu." sahut Chaeyeon—mendahului Arin yang mungkin akan membalas sapaan Eunwoo barusan dengan ketus.

"Tidak masalah, Chae. Ayo, Arin! Aku bawakan tasmu."

Eunwoo langsung mengambil tas sekolah Arin dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Arin hanya bisa diam, menampakkan wajah tidak antusiasnya dan hanya duduk di jok belakang. Otomatis, Chaeyeon duduk di jok depan sebelah Eunwoo.

Di perjalanan, Eunwoo tampak terus berbincang dengan Chaeyeon. Arin yang mendengar perbincangan kedua orang itu hanya bisa memutar bola matanya. Dia menyesal tidak membawa headphone-nya. Karena jika ada, dia akan langsung menggunakannya dari pada harus mendengar percakapan tidak penting dari mulut Chaeyeon dan Eunwoo. Apalagi pria tampan yang bernama Eunwoo itu.

Dia penggoda! Umpat Arin dalam hatinya.

"Jadi... Arin tenggelam di bawah jembatan sana?" tanya Eunwoo saat obrolan mereka sudah berganti topik.

"Hm. Untungnya ada yang menolong Arin." jawab Chaeyeon.

"Syukurlah." lega Eunwoo sambil menolehkan kepalanya sedikit ke arah Arin. Dan, tentu saja gadis SMA itu langsung memalingkan wajahnya.

"Kau sudah bekerja, ya?" sahut Eunwoo—yang berhasil membuat Arin ikut menolehkan kepalanya saat Eunwoo bertanya.

"Eo." jawab Chaeyeon.

Arin malah kaget sendirian mendengarnya. Dia baru tahu kalau Chaeyeon sudah mendapatkan pekerjaan. Tapi, rasa terkejutnya itu ia simpan sendiri dari pada harus terlihat bodoh di depan Chaeyeon dan bahkan Eunwoo.

"Kau tahu dari mana?" bingung Chaeyeon.

"Saerom. Dia yang meneleponku."

Kemudian, Chaeyeon pun hanya menganggukkan kepalanya. Eunwoo menyunggingkan senyumnya sambil menoleh ke arah Chaeyeon. Dia ikut bangga kepada Chaeyeon.

"Kau hebat, Chae. Perusahaan Yedang itu bisa kau tembus dalam 1 kali percobaan." sanjung Eunwoo.

"Ah... Aku juga awalnya berpikir kalau ini keajaiban." balas Chaeyeon sambil tertawa masam. Karena begitu Eunwoo menyanjungnya, malah wajah Jaehyun yang terbayang di benak Chaeyeon.

"Kau betah 'kan di sana? Apa presdir di sana lebih tua darimu?" tanya Eunwoo—penasaran.

"Yah... Wakil Presdir bilang kalau kami seumuran. Aku juga mengira kalau presdir dari perusahaan itu adalah pria tua bangka. Tapi setelah bertemu, ternyata dia masih muda dan seumuran kita." tutur Chaeyeon.

"Oh... Begitukah?" kecutnya.

"Eo..."

Ada rasa sedih dan iri di hati Eunwoo begitu mendengarnya. Padahal, Chaeyeon tampak biasa-biasa saja dengan presdirnya itu. Hanya Eunwoo saja yang terlalu di bawa ke hati.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang