Arin baru saja terbangun dari tidurnya. Gadis itu meregangkan tubuhnya sendiri sembari melihat ke arah jam yang ada di kamarnya. Jam menunjukkan pukul 15.40.
"Hhh... Sepertinya aku tertidur cukup lama." desah Arin.
Kemudian, dia keluar dari kamarnya untuk mencari air minum.
Setelah membasahi tenggorokannya, Arin berjalan ke arah ruang TV untuk mencari hiburan. Lalu, dia bertemu dengan Yeonwoo yang tengah menikmati ayam goreng sendirian sembari menonton TV.
Arin tersenyum. Gadis itu langsung duduk di sebelah Yeonwoo sehingga membuat wanita cantik itu terkejut sendiri.
"Oh? Arin!" kagetnya.
"Apa ini...? Makan ayam goreng sendirian tapi tidak memberitahuku?" oceh Arin—mengambil satu ayam goreng dan memakannya.
"Ah... Imo tidak ingin membangunkanmu. Kau pasti sangat lelah setelah yang kau alami kemarin." ujar Yeonwoo—kikuk.
"Hm..." gumam Arin.
Yeonwoo melihat ke arah Arin dengan tatapan sendu. Gadis itu terlihat tidak seceria biasanya walaupun sejak tadi bercanda dengan Yeonwoo.
"Imo. Apa aku anak yang buruk?" tanya Arin—tiba-tiba.
"Eh? Apa... Apa maksudmu Arin?"
"Aku merasa sudah menjadi anak yang buruk selama ini. Sejak eomma kuliah, aku hanya melihatmu yang telah menjagaku selama ini. Tapi sepertinya karena sikap kasarku kepada eomma, imo juga jadi melihat ibuku seperti pandanganku." ujar Arin.
Yeonwoo mengerjapkan matanya. Terkejut dengan ucapan Arin itu.
"A—Arin... Imo benar-benar minta maaf soal tadi pagi. Imo hanya khawatir karena Chaeyeon tidak memberitahu kami." sahut Yeonwoo—tidak enak.
"Tidak apa-apa. Hal yang lumrah jika imo khawatir. Bahkan halmeoni juga ikut khawatir." ucap Arin.
"... Tapi, mulai sekarang aku ingin menjadi anak yang baik." lanjutnya.
"Arin..."
"Aku sudah menemukan siapa ayahku. Aku ingin baik kepada kedua orang tuaku dalam sisa hidupku ini. Aku tahu aku egois karena seperti ini saat memiliki ayah saja. Tapi aku benar-benar merasa bersalah kepada ibuku. Jadi... Tolong imo bantu aku. Jangan marah lagi kepada eomma karena aku tidak ingin seseorang memarahinya lagi. Termasuk aku dan siapa pun itu." jelas Arin—serius.
Yeonwoo terhenyak. Tidak percaya Arin akan berbicara seperti itu. Hatinya langsung ciut dan matanya mulai berkedut. Bukan karena terharu, tapi Yeonwoo merasa kehilangan sekarang.
Sesak rasanya saat Arin berkata seperti itu. Seakan tidak ada ruang baginya di sekitar Arin lagi. Tapi Yeonwoo berusaha menyembunyikan itu semua agar tidak membuat gadis itu bertanya-tanya.
"Wah~ Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Tiba-tiba saja Jinyoung ikut menimbrung setelah dirinya tiba di rumah.
"Samchon!" seru Arin—tersenyum lebar.
"Bukankah ini ayam goreng yang terkenal itu? Siapa yang membeli ini?" sahut Jinyoung—ikut memakan ayam goreng itu.
"Imo yang membelinya. Saat aku bangun, dia sedang makan sendirian di sini." Arin mengadu.
Yeonwoo hanya tertawa kecil, "Tidak~ Aku juga ingin mengajak Arin, kok."
"Apa itu~ Kau memang wanita licik." canda Jinyoung—mencubit pipi Yeonwoo.
"Yeobo!" gerutu Yeonwoo—wajahnya memerah.
Gemas dengan istrinya sendiri, Jinyoung menarik kepala Yeonwoo dengan lembut ke dalam pelukannya dan mengusap-usap wanitanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Of Love✔️
Fanfiction'Kind Of Love' '사랑의 종류' 'Sarang-ui Jongryu' "Hidupku kacau karena tidur dengan pria asing. Aku benci dengan semua pria." - Jung Chaeyeon "Wanita hanya melihat uang. Tidak ada yang baik dari mereka semua." - Jung Jaehyun Berkisah tentang seorang sing...