Yerin menatap pria di hadapannya dengan sorotan mata serius. Pria yang bernama Chanyeol itu terus melahap makanannya hingga dirinya menyadari sorotan mata Yerin yang terlalu serius kepadanya.
"Makanlah. Jangan membuat hari ini terlalu serius karena aku yang membayarnya." sahut Chanyeol.
Yerin tertawa kosong. Sudut bibir kanannya tertarik ke atas. Bahkan gaya dan sikap mantan pacarnya itu masih sama seperti dulu.
Yerin tidak mengerti kenapa dia bisa berpikir buruk tentang Chanyeol. Padahal pria itu hanya terbawa urusan orang lain saat itu. Tepatnya urusan ayahnya.
Tapi tetap saja rasa penasarannya masih mendominasi pikirannya. Walau bukti yang Yerin punya tidaklah jelas, setidaknya dia bisa menginterogasi mantannya itu secara langsung.
"Apa hidup di Kuba menyenangkan?" tanya Yerin.
Pertanyaan itu sukses membuat Chanyeol tertawa kecil sembari menatap Yerin.
"Apa kau memata-mataiku?" Chanyeol malah balik bertanya. Tentu saja Yerin hanya bisa memalingkan pandangannya karena dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Aku tidak akan kesal atau marah jika memang kau memata-mataiku. Itu wajar." lanjutnya.
"Wajar?"
"Kau masih memikirkan tentang perintah ayahmu kepadaku 'kan? Jika tentang itu aku akan menerimanya." ujar Chanyeol.
"Lalu, bagaimana jika bukan tentang itu?" pancing Yerin.
"Jika bukan, aku akan menuntutmu." balasnya.
"Kau pasti ingat betul sahabat-sahabatku 'kan?" selidik Yerin.
"Tentu. Hayoung dan mendiang Sooyoung." ucap Chanyeol.
"Benar. Terutama Sooyoung." sahut Yerin.
"Kenapa dengan Sooyoung?"
"Aku memiliki bukti, Park Chanyeol." tukas Yerin—berusaha menyadarkan Chanyeol.
Chanyeol menelan makanannya dan meminum air mineralnya. Setelah itu dia menatap lembut ke arah Yerin—matanya tampak bersinar.
"Bukti apa?" tanyanya—terlihat biasa.
Yerin kembali kebingungan. Entah kenapa saat berhadapan dengan Chanyeol seperti ini malah membuatnya takut untuk bertanya. Bukan takut kepada Chanyeol, tapi Yerin takut jika dia mengambil keputusan yang salah hingga menyakiti perasaan Chanyeol.
"Tidak jadi. Aku hanya asal menuduh karena kupikir kau melakukan hal yang kejam kepada sahabatku." ujar Yerin.
Chanyeol hanya menghela nafas beratnya. Dia mulai menatap wajah Yerin lebih dekat dengan memajukan tubuhnya.
"Maaf. Sepertinya aku benar-benar membuatmu kecewa hingga kau berpikir seperti itu." ucap Chanyeol.
"Ti—Tidak, Chanyeol. Jika tentang kecewa, aku lebih kecewa kepada ayahku." kilah Yerin.
"Tetap saja. Aku yang mendapat perintahnya. Hanya kau, ibumu, dan Jaehyun yang tahu soal ini. Dan lagi aku tidak dihukum seperti yang seharusnya. Maaf karena sudah membuatmu merasa malu dan terbebani." ujarnya.
Lalu Chanyeol mulai tertawa sendiri, "Saat itu ayahmu berjanji akan menikahkanmu denganku. Karena aku benar-benar menyukaimu, aku menuruti perintahnya. Kau tahu 'kan saat itu keadaanku sedang sulit hingga ayahmu tidak merestui hubungan kita? Karena itu aku terpaksa melakukannya."
Yerin tertegun mendengar penuturan Chanyeol. Mata Yerin mulai berkaca-kaca. Tapi dia tidak ingin memperlihatkan air matanya itu di depan Chanyeol. Walaupun hatinya terasa terenyuh mendengar alasan Chanyeol itu. Seperti semua ini karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Of Love✔️
Fanfiction'Kind Of Love' '사랑의 종류' 'Sarang-ui Jongryu' "Hidupku kacau karena tidur dengan pria asing. Aku benci dengan semua pria." - Jung Chaeyeon "Wanita hanya melihat uang. Tidak ada yang baik dari mereka semua." - Jung Jaehyun Berkisah tentang seorang sing...