15.

775 110 22
                                    

"Oh... Jadi kalian baru pulang 3 hari lagi?"

"Iya, eomeoni. Jinyoung oppa masih memiliki jadwal syuting sebagai bintang tamu."

"Ya, sudah. Tidak masalah yang penting kalian lancar. Sekalian berlibur saja di sana. Siapa tahu... Eomma bisa dapat 'oleh-oleh'."

"Hahahaha. Iya, eomeoni. Sampai jumpa lagi."

"Iya."

Baru saja Ilhwa mematikan teleponnya, pintu rumahnya terbuka. Dia langsung berjalan ke arah pintu depan.

"Omo, Arin-ah!" Ilhwa langsung berhambur memeluk Arin dengan perban di kepalanya.

"Halmeoni..." lirih Arin—membalas pelukan Ilhwa.

"Ya Tuhan... Ada apa denganmu, eoh? Kenapa bisa seperti ini?"

"Arin juga tidak tahu, halmeoni. Tapi yang pasti Arin sudah membaik, kok." hibur Arin.

"Oh, syukurlah..." lega Ilhwa—mengelus pipi Arin.

Chaeyeon hanya bisa tersenyum melihat interaksi ibunya dengan anaknya itu. Kemudian, Ilhwa melihat ke arah Chaeyeon. Chaeyeon hanya bisa menundukkan matanya saat Ilhwa menatapnya.

"Arin. Kau tidur duluan, ya."

"Baik, halmeoni."

Setelah Arin masuk ke dalam kamarnya, Ilhwa menarik Chaeyeon ke meja makan. Chaeyeon duduk di sana atas perintah Ilhwa. Kemudian, Ilhwa membuatkan teh untuk Chaeyeon dan dirinya.

"Biar aku saja—"

"Duduklah. Aku yakin hari ini kau kelelahan." tukas Ilhwa.

Chaeyeon pun tidak bisa melawan. Dia kembali duduk dan berdiam diri. Lalu teh pun sudah siap diminum.

"Apa yang terjadi kepada Arin? Akhir-akhir ini dia sering ke rumah sakit." sahut Ilhwa.

"Kepala Arin dijatuhi pot besar. Entah siapa yang melakukannya tapi teman Arin bilang dia berhasil kabur." jelas Chaeyeon.

"Ya ampun... Siapa yang berani melakukan itu kepada Arin...?" lirih Ilhwa.

Chaeyeon hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak tahu motif si pelaku mencelakai Arin.

"Tapi yang penting dia sudah baik-baik saja. Kita harus lebih ekstra menjaga Arin. Terutama kau, Chaeyeon." ujar Ilhwa.

Chaeyeon terdiam. Yang dikatakan Ilhwa benar. Seharusnya sebagai seorang ibu, Chaeyeon yang harusnya ada di samping Arin.

Lalu teringat sesuatu di benaknya.

"Eomma." panggil Chaeyeon.

"Hm?"

"Jika aku sudah menemukan ayahnya Arin, apa kau akan mengizinkan orang itu melakukan tes DNA bersama Arin?" tanya Chaeyeon—serius.

Mata Ilhwa langsung melebar. Dia terkejut mendengar ucapan Chaeyeon. Selama 20 tahun ini dia belum pernah mendengar Chaeyeon mengungkit tentang pria yang mungkin adalah ayahnya Arin.

"Apa katamu?"

"Maaf, eomma. Aku... Aku benar-benar bingung untuk jujur atau tidak. Tapi sepertinya aku sudah menemukan pria itu. Dia sangat dekat keberadaannya denganku." ujar Chaeyeon—menundukkan kepalanya.

"... Tapi jujur, aku sendiri masih tidak tahu benar atau tidaknya tentang hubungan kami." lanjut Chaeyeon.

Ilhwa terhenyak. Dia tampak kehilangan kata-kata sekarang. Sorot matanya terlihat menusuk tubuh Chaeyeon hingga kini tubuhnya jadi bergetar.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang