13.

882 103 31
                                    

Pertandingan pun kembali di mulai. Kedua tim bermain seperti biasanya. Hanya saja sekarang mood Jungwoo tidak sebagus sebelumnya. Jaemin dan Jeno yang dekat dengan Jungwoo bisa melihat hal itu. Mereka berdua jadi khawatir kepada Jungwoo dan Arin.

Arin terus menyaksikan pertandingan itu. Dalam hatinya dia masih mengutuk Jungwoo. Tapi dia lebih tidak senang dengan pemeran utama dari tim lawan, yaitu Chanwoo. Pemuda itu tampaknya sudah menjadikan Arin sebagai targetnya. Karena itu Chanwoo bisa langsung peka saat Arin ada di lapangan itu.

Tim Jungwoo kebobolan. Ini membuat Arin tambah tegang. Dia benar-benar takut jika Jungwoo akan kalah. Jika Jungwoo kalah, itu artinya Arin berada dalam bahaya lagi.

Jungwoo mulai merasa tertekan sekarang. Perasaannya benar-benar tak karuan. Dia sebenarnya tidak peduli apa pun taruhannya, karena dia yakin kalau dia akan menang.

Tapi entah kenapa sekarang Jungwoo jadi takut. Dia takut jika tiba-tiba kalah taruhan. Ini membuatnya tidak bisa berkonsentrasi.

"Kim Jungwoo! Jangan lengah!" seru Jeno.

Jungwoo memejamkan matanya. Dia mengelap peluhnya yang terus bercucuran. Dia tidak boleh menyerah. Jungwoo pun mulai melancarlam kembali perlawanannya.

Karena perlawanan dari tim Jungwoo yang semakin gila, tim Chanwoo sudah kewalahan. Ini membuat Chanwoo merasa tertekan juga. Sebenarnya, dia tidak ingin menyerahkan uang dan Arin yang menjadi taruhan mereka.

Ini karena Chanwoo tertarik kepada Arin.

Tapi nyatanya Chanwoo sendiri yang membuat dirinya berada di ujung tanduk.

Dan akhirnya, kemenangan jatuh kepada tim Jungwoo. Teman-teman Jungwoo langsung bersorak kegirangan. Sementara Jungwoo hanya bisa bernafas lega. Tim Chanwoo sudah jatuh kalah. Mereka kelelahan, begitu pun dengan Chanwoo.

Arin mengatur nafasnya. Dia langsung melepaskan diri dari pegangan orang-orang yang menahannya.

Dengan mata menajam, dia langsung menghampiri Jungwoo.

Satu pukulan mendarat tepat di pipi Jungwoo. Pemuda itu sedikit terhempas akibat pukulan Arin barusan.

Tentu saja Jaemin dan Jeno jadi terkejut. Tapi, mereka tahu kalau Arin pasti akan seperti itu. Mengingat Arin itu memiliki bad temper.

"Kau memang sialan, Kim Jungwoo." umpat Arin. Sementara Jungwoo hanya bisa diam. Dia tidak tahu harus membalas apa ucapan dan perlakuan Arin. Karena Jungwoo merasa pantas mendapatkannya.

Kemudian, Arin membalikan badannya dan mendekat ke arah Chanwoo.

"Kau. Aku tidak akan pernah memaafkanmu." ucap Arin—matanya serius.

Chanwoo hanya membalasnya dengan senyuman miringnya.

Setelah itu, Arin langsung berjalan pergi dari lapangan itu.

Gadis itu berjalan cepat hingga dirinya kembali ke taman kota.

Arin langsung terjongkok. Dia malah menangis.

Arin tidak mengerti kenapa dirinya malah menangis. Dan kenapa juga dia harus kesal. Toh, Jungwoo menang dan Arin bisa bebas. Tapi perasaannya tidak mendukung faktanya.

Arin merasa dirinya hanya dimanfaatkan seperti barang. Apalagi ini sudah kedua kalinya Jungwoo menyerahkan Arin.

"Kim Jungwoo sialan. Aku tidak akan mengenalmu lagi." isaknya.

Tak lama, seorang pemuda datang menghampiri Arin. Arin masih belum menyadari kedatangan pemuda itu karena dia masih sibuk menangis.

Pemuda itu berjongkok dan mulai mengulurkan tangannya kepada Arin.

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang