(Back to before the Firework's Festival)
"Hoam...!"
Jungwoo baru saja keluar dari kamar mandi. Rasa kantuk masih menyerangnya setelah mandi pun. Kemudian, dia menghampiri Jeno dan Soobin yang tengah memakan sarapan mereka.
"Oh, Jungwoo! Ambil sarapannya di sana." Soobin menunjuk ke arah meja yang terdapat tumpukan kotak makanan.
Jungwoo hanya menurut dan dia ikut bergabung untuk menyantap sarapan mereka.
"Sepertinya hari ini akan menjadi hari sialku." ucap Jeno.
"Hm? Kenapa?" tanya Soobin—masih menyantap makanannya.
"Keripik kentang goreng kesukaanku hilang. Biasanya pagi-pagi begini aku akan memakannya agar tidak bad mood." ujar Jeno—lesu.
"Seperti anak kecil saja." cibir Jungwoo.
"Hahaha! Kenapa tidak bilang dari semalam? Aku punya di koperku. Kalau kau mau kau bisa ambil." tukas Soobin.
"Oh, benarkah? Wah~ Terima kasih banyak!" Jeno terlihat girang dengan wajah berseri-serinya.
"Aku mencuci piring duluan, ya."
Soobin berjalan pergi untuk mencuci piringnya. Kemudian, Jeno melihat ke arah Jungwoo.
Lalu, mata Jeno melihat ke sekeliling hingga matanya terkunci pada Arin yang tengah melakukan pemanasan di depan tendanya bersama Yeji.
"Hei, Jungwoo. Kau belum cerita padaku." sahut Jeno—matanya masih melihat ke arah Yeji dan Arin.
"Cerita apa?" tanya Jungwoo—tidak tertarik.
"Tentang dirimu dan Arin."
Seketika Jungwoo langsung terbatuk. Pemuda itu terkejut karena Jeno menyebut nama Arin secara tiba-tiba.
"Hahaha! Kenapa kaget begitu? Aku tidak sedang memergokimu berpacaran 'kan?" ledek Jeno.
"Yak! Aku tidak ada apa-apa dengannya." gerutu Jungwoo.
"Lalu, ada apa di tempat les memasak itu?" selidik Jeno.
Mata Jungwoo membulat, "Kau mengikutiku?"
"Tidak~ Hanya saja aku dan Jaemin baru saja membeli game console baru. Tidak sengaja melihatmu dan Arin keluar dari tempat les memasak itu." ujar Jeno—tertawa.
"Ah... Benar-benar..." ringis Jungwoo. Pemuda itu benar-benar malu terhadap Jeno sekarang.
"Ayo, jujur saja padaku. Kalian berpacaran 'kan?"
"Kau ini tuli, hah? Aku tidak berpacaran dengannya!" pekik Jungwoo—membuat Jeno tertawa.
"Yah~ Aku hanya penasaran. Padahal aku tahu kau itu laki-laki yang kasar dan dingin. Tapi Arin bisa tersenyum lebar saat berdua bersamamu. Kau benar-benar licik, Kim Jungwoo! Memakan ucapan sendiri!" cibir Jeno.
Jungwoo hanya bisa berdecak kesal. Ingin rasanya dia melempar kotak makanan itu ke wajah Jeno sekarang. Tapi beruntungnya Jungwoo sedang lapar.
Tiba-tiba saja, Jingoo datang dari arah belakang.
"Kalau sarapannya sudah selesai, kita bersiap-siap untuk hiking." ujar Jingoo—matanya melihat ke arah Jungwoo.
"OK, Kapten." ucap Jeno.
Jungwoo menyadari tatapan mata tajam dari Jingoo tadi. Pemuda itu seperti yang mengajak Jungwoo untuk bertengkar.
Setelah waktu sarapan selesai, masing-masing kelompok berkumpul dan melakukan briefing sebelum melakukan hiking.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Of Love✔️
Fanfiction'Kind Of Love' '사랑의 종류' 'Sarang-ui Jongryu' "Hidupku kacau karena tidur dengan pria asing. Aku benci dengan semua pria." - Jung Chaeyeon "Wanita hanya melihat uang. Tidak ada yang baik dari mereka semua." - Jung Jaehyun Berkisah tentang seorang sing...