08.

760 95 10
                                    

Chaeyeon tengah sibuk membuka kopernya. Dia mencari jas hitam kesukaannya. Dia ingin tampil cantik kali ini, karena hari ini merupakan hari penting bagi perusahaan Jaehyun.

Chaeyeon baru menyadari kalau kunjungan Jaehyun ke Tokyo itu untuk kerja sama pembangunan Yedang Hotel di sana. Chaeyeon benar-benar kagum sendiri dengan perusahaan tempat dia bekerja. Terkadang,  Chaeyeon jadi ingin menarik lagi kata-katanya saat wawancara dulu.

Dan sekarang, Chaeyeon sedang berada di kamar hotel naungan Yedang Company.

"Akhirnya!" seru Chaeyeon—menemukan jas hitamnya yang tersimpan di tumpukan paling bawah. Segera dia mengganti pakaiannya dan memoles wajah cantiknya.

Setidaknya Chaeyeon tidak boleh mempermalukan perusahaan induknya sendiri.

..

Jaehyun melirik jam tangannya. Sesekali dia mendesah karena gugup. Lalu, matanya teralihkan oleh pemandangan jalanan Tokyo. Beberapa kali telinganya mendengar percakapan dalam bahasa Jepang dari mulut sekretarisnya bersama seorang supir sewaan.

Jaehyun melihat wajah Chaeyeon di pantulan kaca spion dalam mobil yang dia tumpangi. Tampang Chaeyeon benar-benar cantik di mata Jaehyun. Apalagi ketika wanita itu tersenyum lebar karena tertawa.

Hanya saja yang mengganggu Jaehyun adalah percakapan tidak penting dari Chaeyeon dan sang supir dalam bahasa Jepang. Mereka berbicara seakan tidak ada Jaehyun yang mendengar. Padahal, Jaehyun benar-benar fasih berbahasa Jepang.

"Jadi, kau baru pertama kali ke Jepang tapi kau sudah fasih berbahasa Jepang?" tanya sang supir.

"Ya. Ini pertama kalinya aku ke Jepang. Aku hanya belajar bahasanya saja saat masih muda." jawab Chaeyeon.

"Sekarang pun kau tetap muda, Nona." ucapnya—bercanda dengan Chaeyeon,

"Hahaha... Terima kasih." balas Chaeyeon dengan senyuman lebar.

"Ck!" decak Jaehyun—sayangnya tidak terdengar sampai ke telinga Chaeyeon dan supir itu.

Kemudian, Jaehyun melempar kembali pandangannya ke pemandangan jalanan Tokyo.

Perjalanan yang jauh membuat Jaehyun memutar kembali beberapa ingatannya yang baru-baru.

Dan yang masih menjadi pikirannya adalah cincin yang ada di jari manis Chaeyeon.

Cincin itu benar-benar mirip dengan cincin yang pernah Jaehyun berikan untuk Yeonwoo.

Bentuk. Warna. Bahkan batu diamond-nya pun persis dan Jaehyun selalu ingat.

Jaehyun jadi gelisah sendiri. Dia sempat berpikir kalau cincin itu benar milik Jaehyun dan beranggapan bahwa Chaeyeon pernah mengambilnya. Tapi hal itu tidak mungkin juga karena Chaeyeon terlihat santai saja saat memakainya. Sekarang pun wanita itu memakai cincin itu.

Cincin di dunia ini tidak seribu satu, Jae. Batin Jaehyun—mencoba untuk menetralkan pikiran buruknya.

Tapi Jaehyun masih penasaran. Hanya dia yang bisa membedakan mana cincin miliknya atau bukan.

Dan sebenarnya, ada satu pembeda di cincin itu. Jaehyun pernah memberikan inisial nama Yeonwoo di cincin itu.

Benar. Jaehyun harus mencoba melihatnya terlebih dahulu.

..

"Terima kasih, Tuan Jung. Kami merasa terhormat atas kedatangan Anda kemari. Terima kasih juga sudah bekerja sama dengan hotel kami."

"Ini pekerjaan saya, Tuan Nakamoto. Justru saya yang merasa terhormat karena ditawari kerja sama dengan hotel besar di Tokyo. Ini suatu kehormatan."

Kind Of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang