16

217K 8.9K 18
                                    

Salah satu maid itu kemudian membukakan pintu utama yang besar itu dan lagi-lagi Putri dibuat melongo saat melihat bagian dalam rumah ini. Kepalanya menoleh sekeliling sambil melihat-lihat desain ruangan yang mewah ini.

Alex yang berdiri tepat disampingnya itu lalu mengiringnya kembali untuk berjalan menuju sebuah taman yang terletak dibelakang rumah ini.

Putri hanya menurut dan melangkahkan kakinya mengikuti Alex. Alex membawanya kesebuah taman yang begitu indahnya, Bahkan ini bisa dijadikan tempat rekreasi umum saking luasnya. Banyak terdapat bunga-bunga serta tanaman lainnya.

"Kau duduk disana, Aku akan memanggilkan Mrs. Marvel." ujar Alex sambil menunjuk kearah sebuah satu set meja berserta empat buah kursi kosong.

Putri mengangguk mengiyakan lalu segera berjalan menuju bangku tersebut. Pandangannya sedaritadi belum puas menikmati pemandangan taman yang indah ini. Dirinya tidak menyia-nyia kan ini, langsung saja tangannya merogoh ransel punggungnya dan mengambil ponselnya untuk berselfie atau memotret untuk diabadikan.

Saat dirinya sedang asik-asik berselfie dengan gayanha itu tiba-tiba saja seseorang berdehem dari belakang dan membuat Putri menghentikan aksinya seketika.

Dengan memberanikan diri Putri menoleh kebelakangnya sambil menurunkan ponselnya yang ia paparkan tepat didepan wajahnya tadi karena sedang berselfie.
Saat Putri menoleh keasal suara dirinya mendapati seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan ibunya tetapi dia jauh lebih langsing dan feminim.

Putri bisa menebak bahwa wanita yang berdehem barusan namanya Emily, dia wanita yang menelfonnya kemarin. Langsung saja Putri bangkit dari posisimya dan membungkukkan badan dengan kaku tepat dihadapan wanita itu agar terlihat lebih sopan.

"Ma-maaf aku tidak menyadari kehadiran mu." ucap Putri sedikit kikuk

Emily lalu menilai gadis dihadapannya ini dari atas hingga ujung kaki, Gadis berambut pendek serta poninya juga pendek, tak tertinggal jepitan mini yang menjepit sedikit helai rambutnya diatas. Gadis dihadapannya ini mengenakan seragam sekolah yang sama dengan anaknya.

"Kau Putri Selly Lorenza?" tanya Emily sambil duduk dibangku dan Putri hanya mengangguk kaku.

"Duduk lah," ujar Emily memerintahkan Putri untuk duduk dibangku yang kosong tepat dihadapannya.

Putri pun mengangguk dan duduk sesuai yang diperintah Emily. Putri hanya menundukkan kepalanya kikuk, dirinya bingung harus bagaimana.

"Kau kenapa?" tanya Emily saat mendapati Putri sedaritadi hanya menundukkan kepalanya saja.

Putri pun mendongakkan kepalanya saat Emily bertanya, "Ti-tidak apa-apa." jawabnya

Emily lalu terkekeh, "Sepertinya kau gadis yang polos." ujarnya

Emily lalu memanggil seorang pelayan untuk membuatkannya minuman.
"Kau ingin minum apa?" tanyanya kepada Putri.

"Air mineral saja." jawab Putri

"Kau meminta apa saja disini tidak masalah. Pelayan akan membuatkannya." ujar Emily

"Aku hanya ingin air mineral saja tidak apa-apa."

Emily mengangguk, Pelayan pun datang dan segera melakukan tugasnya yang diperintahkan barusan oleh majikannya.

"Kau sudah tahu tentang wasiat kakek mu kan?" tanya Emily

"Iya belum lama aku mengetahuinya,"

"Lalu kau mau menerimanya tidak?"

Putri seketika bungkam saat ditanya seperti itu. Ekspressinya berubah, Dirinya bingung harus menjawab apa.

"Tidak usah terburu-buru aku tahu apa yang kau rasakan." ujar Emily saat menyadari perubahan ekspressi Putri

Putri hanya menganguk.

"Kau sudah tahu rupa anakku kan?" tanya Emily

Putri mengerutkan dahinya bingung. "Anakmu?" tanyanya ulang

Emily mengangguk. "Ya, kemarin dia datang kerumah mu."

Kemarin?Datang? Siapa anaknya yang datang kemarin? Putri benar-benar bingung.

"Apa anakku tidak menemui mu kemarin? katanya dia kemarin datang kerumah mu dan Jack memberikan laporan kepadaku bahwa kau melemparinya dengan sebuah kaos kaki hahaha," ujar Emily sambil sedikit terkekeh karena itu hal lucu menurutnya.

Putri seketika melebarkan matanya tidak percaya. Jadi? Putra? Si cowok menyebalkan dalam hidupnya itu adalah anak dari wanita dihadapannya ini? Jadi dia pria yang akan dijodohkan dengannya? Oh tidak mungkin.

Emily melihat raut wajah Putri yang sepertinya sangat terkejut itu. "Kau sepertinya terkejut sekali, kenapa?" tanyanya

Putri langsung merubah raut wajahnya. "Eh ti-tidak." jawabnya sedikit canggung

"Kau sudah menemuinya kan?" tanya Emily lagi

"I-iya,"

"Bukankah kau sering melihatnya disekolah?"

"Ya, dia memang satu sekolah dengan ku dan dia sangat menye..." ucapannya sengaja ia gantungkan karena tidak mungkin Putri menjelek-jelekkan Putra dihadapan orangtuanya itu.

"Apa?" tanya Emily bingung

"Ma-maksudnya dia sangat menyenangkan. Ya, Putra adalah orang yang sangat menyenangkan.." bohongnya, padahal dalam hati Putri menggerutu itu sebaliknya.

Emily terkekeh pelan, "Aku tidak menyangka bahwa ternyata kalian satu sekolah."

Putri hanya terkekeh dengan paksa, Dirinya benar-benar baru mengetahui hal ini. Ini sungguh benar-benar diluar dugaannya, Bagaimana bisa dirinya begitu sangat membenci Putra lalu malah dijodohkan? itu pati akan sangat-sangat aneh.

.
.
.
To be continued..

Jangan lupa Vote dan komentarnya😊

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang