18

221K 9.1K 45
                                    

"Lalu aku harus bagaimana dong?" tanya Putri memelas sambil menatap para maid-maid cantik itu seakan membutuhkan solusi.

"Pilihan mu hanya ada dua, menunggu Alex datang atau meminta diantarkan pulang oleh tuan Putra." ujar salah satu maid tersebut

"Aku tidak sudi jika harus diantarkan pulang bersama Putra!"

"Loh bukankah dia calon suamimu?" tanya salah satu maid yang lain

"Hm dia bukan calon suamiku. Aku tidak pernah menerima perjodohan itu."

Para maid hanya diam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Hei kalian para wanita-wanita cantik, Apa kalian betah bekerja disini?" tanya Putri kepada para maid didepannya ini yang berjaga didepan pintu utama

Mereka semua mengangguk mengiyakan.

"Apa yang membuat kalian betah disini? Padahal majikan kalian bernama Putra itu ialah orang yang ketus dan dingin. Aku tahu pasti dia berbicara kepada kalian seperti itu kan?"

"Dia memang ketus dan dingin tetapi sebenarnya hatinya lembut dan penyayang," jawab salah satu maid tersebut

"Penyayang dari mana? Cih, itu jauh sekali dari sifatnya!" cibir Putri

Para maid itu pun terkekeh pelan karena baru kali ini melihat seseorang yang membenci Putra yang notabenya ialah orang terkenal dinegri ini karena keluarganya yang kaya raya.

Putri menghela nafasnya dengan kedua tangan yang bertolak pinggang, Dirinya hanya mondar-mandir memikirkan solusi bagaimana caranya agar bisa pulang kerumah, karena disini tidak ada angkutan umum.

Kakinya lalu berhenti dan menatap kembali para maid itu. "Menurut kalian aku sopan tidak jika meminta pak Sean untuk mengantarkan ku pulang?" tanyanya kepada para maid yang masih berjaga didepan pintu utama

"Tentu saja tidak sopan." jawab salah satu maid tersebut

Putri lalu menghela nafasnya lagi hanya bisa pasrah dan memilih untuk menunggu Alex pulang.

Terdengar pintu utama itu terbuka, spontan Putri menoleh dan mendapati para maid membungkukkan badannya sedikit sebagai rasa sopan. Putri melihat Pria yang paling dirinya benci igu berdiri diambang pintu dengan wajah yang sulit dibaca. Ekspressi wajahnya seperti sedikit mengejek.

"Mengapa kau masih disini?" tanya Putra kepada gadis Childish didepannya itu

Putri hanya diam tidak menjawab seakan pertanyaan Putra tadi tidak terlalu penting untuk dijawab. Dirinya hanya menyombongkan diri dan angkuh, kedua tangannya ia lipat didepan dada.

Putra lalu terkekeh mengejek, "Aku tahu sebenarnya kau tidak bisa pulang kan? Dikarenakan Alex belum datang." tebak Putra

Putri masih diam tidak mau berbicara. "Udah tau malah nanya!" batinnya menggerutu kesal

"Uhm.. Maaf tuan, bagaimana jika kau saja yang mengantarkannya? kasihan dia ingin pulang dan tidak mungkin juga jika harus menunggu Alex hingga malam." ucap salah satu maid tersebut

Putri seketika melongo, Apa kata maid barusan?Alex pulang malam? Oh tidak mungkin, itu artinya dirinya akan menunggu Alex dirumah ini hingga malam bukan?

"Aku mau saja, jika gadis itu sendiri yang memintanya." balas Putra

"Aduh bagaimana ini.." batin Putri, dirinya benar-benar bimbang harus bagaimana. Jika meminta diantarkan itu sama saja dirinya seperti masuk kedalam kandang singa karena harus berduaan dengan pria yang dibencinya dalam satu mobil.

Putra mengangkat sebelah alisnya menatap Putri. "Kau tidak butuh bantuan ku? Ah yasudah kalau begitu aku masuk kedalam." ujarnya lalu hendak berbalik kembali kedalam tetapi tiba-tiba Putri menahan tangannya.

"Tu-tunggu"

Putra lalu menoleh dan menatap tangan gadis itu yang memegang tangannya.
Putri baru menyadarinya bahwa dirinya sudah memegang tangan Putra, langsung saja dirinya melepas begitu saja.

"Antarkan aku pulang," ujar Putri sambil menunduk, sungguh dirinya tidak tahu malu sekali untuk saat ini.

Putra lalu terkekeh mengejek. "Baiklah tetapi ada satu syaratnya,"

Putri mendongakkan kepalanya dan menatap Putra dengan dahi bergelombang.

"Kau harus menuruti permintaan ku sebanyak tiga kali dan tidak ada penolakan!" tegas Putra

Putri seketika melongo terkejut.

"Well, kalau kau tidak mau juga tidak apa-apa. Itu tidak terlalu rugi bagiku." ujar Putra

Para maid yang melihat itu hanya diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing karena mereka semua tidak bisa berkomentar mengenai hal itu.

"B-baiklah," pasrah Putri

Putra langsung tersenyum miring, seakan dirinya sudah merencanakan sesuatu dan ini akan berhasil.

"Cepat antarkan aku pulang!" kesal Putri

"Kau tidak sabaran sekali." ketus Putra lalu berjalan berlalu menuju tempat parkir khusus mobil-mobil milik keluarganya.

Putri hanya mengikuti langkah kaki Putra dibelakangnya sambil menoleh sekeliling betapa mewahnya rumah ini.

Putra menghentikan langkahnya saat sudah tiba disebuah tempat khusus mobil parkir. Putri mengerutkan dahinya saat melihat seorang pria berjalan menghampiri Putra, wajahnya tampak tidak asing. Putra lalu berbisik kepada pria itu dan pria itu hanya mengangguk lalu memberikan sebuah kunci kepada Putra.

Ah, Putri baru mengingatnya. Ya, dirinya itu ingat bahwa pria itu ialah supir pribadinya Putra. Lalu mengapa dirinya tidak minta diantarkan saja sama dia? Mengapa juga dirinya harus meminta diantarkan oleh Putra.

"Eh eh," panggil Putri kepada Putra saat dia hendak membuka pintu mobil

Putra menghentikan aksinya lalu menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Apakah dia supir pribadi mu?aku seperti pernah melihatnya disekolah."

Putra hanya berdehem mengiyakan lalu masuk kedalam mobil dan duduk dikursi pengemudi.

"Aku tidak jadi diantarkan dengan mu! Aku akan diantarkan oleh dia saja!" ujar Putri sambil menunjuk kearah supir pribadi Putra.

Putra lalu menongolkan kepalanya lewat kaca. "Kita sudah sepakat tadi jadi tidak bisa dibatalkan!"

"He! Siapapun nama mu, tolong antarkan aku pulang kerumah," ujar Putri berbicara kepada supir pribadinya Putra yang masih berdiri didekatnya.

Pria itu hanya tersenyum, "Saya hanya bisa menuruti perintah dari majikan,"

Putra yang mendengar itu langsung tersenyum miring lagi seakan dirinya menang lagi.

"Cepat lah masuk! Jangan membuang-buang waktu ku!" ketus Putra

Putri menghela nafasnya panjang lalu dengan terpaksa masuk kedalam mobil dan duduk dikursi penumpang belakang karena dirinya tidak mau duduk dikursi depan.

Putra lalu melirik kearah kaca spion dalam yang mengarahkan kebelakang. "Kau pikir aku supir pribadimu?!" ketus Putra

Putri hanya diam sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan pandangannya yang menoleh kearah kanan seakan tidak ingin melihat kedepan.

"Cepat pindah kedepan!" perintah Putra

"Aku tidak mau!"

"Baiklah aku tidak akan melajukan mobilnya kalau kau tidak pindah."

.
.
.
To be continued..

Jangan lupa vote dan komentarnya ya😊

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang