Putri berjalanan beriringan bersama teman-temannya itu yang bernama Iren, Sena dan Laila. Mereka berempat berjalan menuju gerbang sekolah hendak pulang dan menunggu busway lewat bersama.
Saat tiba didepan sekolah Putri dan teman-temannya itu mengernyit bingung saat mendapati suara ribut-ribut didepan sekolahannya. Mereka semua lalu berjalan mendekat dan mendapati banyak para wartawan yang berebut hendak masuk kedalam.
"Kenapa banyak wartawan ya?" tanya Putri
"Maklum kan disekolah ini ada anaknya Billionaire yang terkenal itu," balas Iren
Putri langsung mengerti siapa orang yang dimaksud Iren. Dirinya sudah bisa menebak pasti para wartawan itu mencari Putra dan hendak mewawancarainya karena berita kemarin yang sempat menjadi trending topic.
"Yuk ah ke halte," ujar Sena
Putri, Iren dan Laila pun mengangguk dan segera melanjutkan langkahnya kembalu menuju halte yang letaknya tak jauh dari sekolahannya.
***
Putra masuk kedalam mobil dengan gerakan cepat saat Jack sudah siap membukakan pintu mobilnya. Setelah Putra masuk dan duduk didalam, Jack langsung menutup pintunya kembali dan setelah itu masuk dan duduk dikursi pengemudi depan. Tanpa menunggu waktu lama Jack langsung menginjak pedal gasnya meninggalkan halaman sekolah.
Para wartawan tentunya sangat mengenal jenis mobil yang ditumpangi Putra tadi pagi. Saat mobil itu melewati gerbang para wartawan langsung memotret beberapa gambar.
Putra hanya diam menatap kearah kaca mobilnya sambil melihat para wartawan yang sibuk sedaritadi memotret beberapa gambarnya dari luar.
Mobil pun sudah melaju jauh dari halaman sekolah, Usaha para wartawan kali ini tidak membuahkan hasil lagi karena tidak mendapatkan sepatah katapun keluar dari mulut Putra."Aku sudah memutuskan hubungan dengan gadis itu Jack," ujar Putra tiba-tiba kepada Jack saat masih dalam perjalanan menuju rumahnya.
Jack melirik kearah kaca spion dalam mobilnya. "Gadis siapa maksud mu?"
"Kate,"
"Baguslah, karena sebentar lagi kau kan akan menikah dengan gadis yang bernama Putri itu." balas Jack sambil mengemudi
Putra hanya diam dan pandangannya masih menatap kearah kaca mobilnya. Perasaannya benar-benar campur aduk saat ini setelah apa yang terjadi tadi sore. Dirinya sungguh sedikit tidak merasa enak kepada Kate karena sudah memutuskannya begitu saja.
***
Kate bersembunyi dibalik bilik toilet sekolahnya. Airmatanya terus membanjiri pipi mulusnya, dirinya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Putra memutuskan hubungan dengannya begitu saja. Isakan kecil keluar dari mulutnya, Kate masih terus menangis seorang diri di dalam toilet yang sepi.
Lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan yang begitu keras menggedor-gedor bilik toilet yang saat ini Kate tempati. Buru-buru Kate menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
"Hei siapa yang menangis didalam?!" ujar seorang wanita dari luar dan Kate bisa mendengar itu
Kate hanya diam tidak menjawab.
"Kalau tidak ada yang menjawab pintu toilet akan ku kunci dari luar karena ini sudah sore, tidak ada lagi murid lain." ujar seorang wanita itu lagi yang sepertinya petugas kebersihan disekolah ini, Kate bisa menebaknya.
Kate lalu keluar dari balik bilik toilet itu dan menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah orang dihadapannya ini.
Wanita itu menatap Kate dari ujung kepala hingga ujung kaki, dilihatnya penampilan gadis didepannya ini sedikit berantakan.
"Mengapa kau disini sendirian dan menangis?" tanya wanita itu saat Kate sudah keluar dari dalam
Kate berusaha menyembunyikannya wajahnya dengan rambutnya yang panjang dibiarkan terurai itu. Kepalanya terus menunduk.
"Tidak apa-apa." jawab Kate sambil menggeleng lalu pergi meninggalkan toilet
Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya sambil bertolak pinggang. "Pasti urusan laki-laki. Saya sudah sering mendapati seorang wanita tengah menangis ditoilet ini." gumamnya
***
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 20.00 tetapi Putra masih terus diceramahi oleh ayahnya, ibunya serta neneknya diruang keluarga, yang mereka ceramahi tidak jauh-jauh dari berita kemarin.
Putra hanya diam menundukkan kepala mendengar semua kata-kata yang keluar dari tiga orang dewasa dihadapannya ini.
"Sepertinya kita harus memberitahu publik gadis yang akan dijodohkan dengan Putra itu." saran Martini
"Bukankah ini tidak terlalu cepat bu?" tanya Emily
"Aku setuju pada ibu," kata Sean
Putra yang mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. Jika gadis Childish itu akan dipublikasikan sekarang itu akan terlalu cepat menurutnya dan membuat dirinya semakin tidak nyaman saat berada disekolah, belum lagi teman-temannya yang lain.
"Apa tidak bisa menunggu hingga mereka berdua lulus?" tanya Emily
Sean menggeleng. "Lalu kau mau berita menjijikan itu masih terus beredar kedepan?!"
Emily diam lalu Martini kembali berbicara lagi. "Jangan beritahu dimana gadis itu bersekolah." kata Martini
"Ibu wartawan sangat pintar, mereka bisa mengetahui identitas gadis itu dengan cepat!" kata Emily
Sean menghela nafasnya saat mendengar perkataan isterinya barusan ada benarnya juga, pasti wartawan sangat pintar dan cepat mengetahui identitas gadis itu.
"Baiklah begini saja, Kau Putra!" ujar Sean sambil menatap kearah anaknya
Putra mendongakkan kepala dan menoleh kearah Ayahnya itu.
"Besok, jika ada wartawan yang menanyakan dirimu ini itu kau jawab saja bahwa gadis yang berciuman denganmu dikafe itu hanyalah teman lama. Kau jelaskan semuanya pada wartawan bahwa dia bukanlah gadis yang akan dijodohkan dengan mu!" jelas Sean.
Putra hanya menjawabnya dengan gumaman, sungguh dirinya malas sekali jika terus membahas tentang perjodohan.
"Kapan kau ujian akhir?" tanya Sean kepada Putra
"Hanya tinggal menghitung hari,"
"Tidak terlalu lama. Baiklah kalau begitu ingat kata-kata ku tadi!" tegas Sean
Putra hanya mengangguk mengiyakan.
"Bagaimana dengan gadis yang didalam berita itu? apakah kau sudah putuskan dia?"
"Sudah kulakukan seperti keinginanmu." jawab Putra dengan nada datar
Martini yang mendengar itu menghela nafasnya lega bahwa Putra dan gadis yang berada didalam berita itu sudah tidak ada hubungan lagi.
"Kau jangan bersikap gegabah lagi ya," pesan Emily kepada anaknya
"Baiklah baiklah aku sudah mendengar semua perkataan dari kalian. Jadi sekarang apakah aku boleh kembali ke kamar?" malas Putra
"Kau! Sama sekali tidak memiliki etika dengan orang dewasa!!" omel Sean
"Apalagi maumu?! Aku sudah menuruti keinginan mu semuanya!!" kesal Putra sedikit membentak
"Putra sudah nak sudah, kau boleh kembali ke kamar sana." ujar Emily menenangkan dan membiarkan anaknya untuk kembali masuk kedalam kamarnya.
Putra menatap Ayahnya dengan tatapan penuh kekesalan, dirinya benar-benar kesal dengan Ayahnya itu. Dia selalu dituntut ini itu, padahal Putra selalu menurutinya tetapi seakan semua itu tidak ternilai dimatanya.
.
.
.
TBCMohon maaf jika masih banyak typo dimana-mana🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra, Putri, & Perjodohan [END]
عاطفيةBagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit bagi mereka berdua? Putri Selly Lorenza, Gadis berpenampilan childish itu harus menerima kehidupan yang pahit karena diusianya yang sangat m...