44

232K 8.2K 118
                                    

Devano membopong tubuh mungil Putri menuju kamar khusus yang sudah dipesan malam ini. Tangan kanannya berusaha menekan bel, lalu tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan sosok adiknya dengan wajah mengantuknya.

"Mengapa kau disini?!" tanya Devano sedikit terkejut saat mendapati Putra berada didalam kamar Putri.

"Kau akan tidur sekamar dengannya?!" tanya Devano lagi

"Mengapa kau membopong isteri ku?!" tanya Putra balik

"Dia tertidur saat mengobrol dengan ku tadi." jawab Devano

Putra lalu menguap sedikit. "Sini berikan dia padaku," ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Kau mau apakan dia? Jangan macam-macam pada gadis polos sepertinya!" ucap Devano was-was.

"Hei, dia sudah sah menjadi isteriku sekarang. Jadi aku bebas mau melakukan apa saja padanya!" tegas Putra

Devano menggelengkan kepalanya. "Aku akan membawanya kekamar ku saja." ucapnya dan hendak berbalik menuju kamarnya namun Putra menahannya

"Mana bisa begitu?! Dia milikku!" kesal Putra

"Aku tidak bisa mempercayai mu malam ini,"

"Apa maksudmu?!"

"Aku akan membawanya kekamarku saja." ujar Devano

"Memangnya kau siapa?"

Devano terdiam.

"Cepatlah, aku mengantuk!" kesal Putra sambil mengulurkan tangannya meminta agar Devano memberikan Putri kepadanya.

Devano menghela nafasnya sebentar lalu memberikan Putri kepada Putra.

"Berat juga ternyata." gumam Putra saat tubuh Putri sudah dalam bopongannya.

Putra menatap kearah Devano datar. "Lalu mengapa kau masih disini?! Pergilah!"

Devano tersadar lalu segera berbalik dan pergi menuju kamarnya. Putra pun segera menutup pintu kamar dan menguncinya.

Putra berjalan kearah kasur berukuran kingsize dikamar ini dan meletakkan gadis itu untuk berbaring diatas sana.

"Tubuhmu kecil tetapi sangat berat!" gumam Putra

Gadis itu bergerak sedikit membenarkan posisi tidurnya, Dia tampak begitu pulas sehingga tidak menyadari bahwa saat ini sudah berada diposisi yang berbeda. Putra lalu menyelimuti tubuh gadis itu dan kemudian berbaring disampingnya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terbangun tadi karena Devano.

👑👑👑

Keesokkan harinya tiba, Putri merasa saat ini ada sebuah cahaya yang begitu terang sedikit menusuk matanya seakan tembus lewat kaca serta gorden tipis kamar ini.

"Ibuuuuuu, Jam berapa ini?" teriak Putri melantur seakan memanggil ibunya

Putra yang merasa ada seseorang berteriak disampingnya itu langsung menggeliat.
"Berisik!" ketusnya

Putri seketika membuka matanya terkejut. Lalu kepalanya menoleh kesamping kanan dan mendapati Putra yang tengah berbaring disampingnya dengan bertelanjang dada.

"Kyaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!" pekik Putri terkejut dan langsung membuka selimutnya untuk melihat apakah dirinya masih mengenakan pakaian utuh atau tidak.

Putra seketika terbangun dari tidurnya saat suara teriakan begitu terdengar nyaring ditelinganya.

"Berisik! Bisakah kau diam?!" kesal Putra

Putri menggeser tubuhnya kekiri sedikit dan menutupi tubuhnya hingga batas pertengahan hidung dengan selimut. "Mengapa kau disini?!" tanyanya

"Lalu aku mau tidur dimana lagi?!"

"Hei kau kan punya uang banyak! Ya pesan lagi saja satu kamar lain!"

"Tidak diijinkan oleh ayah ku. Lagi pula kamar ini sangat nyaman." jawab Putra

"SANA PERGI!!" usir Putri sambil mendorong-dorong tubuh Putra dengan kakinya.

"Aduh..Bisakah kau tenang?! Ini masih pagi kau sudah merusak mood ku." kesal Putra

"Ke-kenapa kau ti-tidak mengenakan baju?" tanya Putri takut-takut

Putra bangun dari posisinya, kini dia menjadi duduk dan menatap Putri yang masih berbaring.

Putri meneguk salivanya dengan kaku saat Putra merubah posisinya menjadi duduk. Posisi seperti itu membuat dirinya lebih jelas melihat pemandangan didepannya ini.

"Kau lupa semalam?" tanya Putra

Putri melototkan kedua matanya menatap Putra. "Apa?! jangan bilang kau melakukannya---"

"Aku? Melakukan apa?" tanya Putra bingung

"Ya mana ku tahu!" kesal Putri

"Apa kau lupa semalam kau mengigau?" tanya Putra

"Aku? Mengigau?" tanya Putri ulang

"Ya! Kau mengingau dan memaksaku untuk melepas kaos ku!"

"Tidak! Mana mungkin aku mengigau seperti itu?! Aku yakin pasti kau hanya mengada-ngada saja!"

"Terserah kau saja."

Putri sedaritadi tidak bisa mengalihkan pandangannya dari dada telanjang Putra yang bidang. Menurutnya itu pemandangan yang sangat indah, ini kali pertama dirinya melihat pemandangan seperti itu.

Putra lalu berdehem. "Ehmm.."

Putri tersadar dan langsung bangkit dari posisinya lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi begitu saja.

"Dasar gadis aneh!" gumam Putra dan kembali berbaring diatas kasur lalu memejamkan matanya.

Kini Putri berada didalam kamar mandi tepatnya dibalik pintu, punggungnya menempel pada pintu serta dadanya yang naik turun selepas kejadian barusan, entah mengapa dirinya begitu deg-degan saat melihat pemandangan tadi. Dada bidang Putra begitu terus mengelilingi pikirannya, mungkin saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

"Oh shit! Dia sudah mengotori pikiranku." batin Putri sambil berfikir yang tidak-tidak.

Putri menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak-tidak, aku tidak melihat apa-apa tadi." guraunya

.
.
.
TBC

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang