Putra sedang berdiri di dalam sebuah ruang kelas yang kosong. Tangan kirinya ia selipkan didalam saku celana dan tangan kanannya memegang ponsel yang diarah kan tepat didepan wajah tampannya.
"Bukankah lusa hari ulangtahunmu yang ke delapanbelas tahun?" tanya Seorang wanita cantik dari layar ponsel canggih milik Putra.
"Ya kau benar sekali Kate." jawab Putra
Kate mengulum senyumnya dan Putra bisa melihat itu dari layar ponselnya.
"Kau tidak mengadakan pesta?" tanya Kate
Putra menghela nafasnya sejenak.
"Aku sedang tidak ingin berpesta untuk tahun ini.""Bukankah ini bisa jadi pesta terakhir untuk kita berdua? karena bulan depan nanti aku sudah tidak dinegara ini lagi."
"Kau menyebalkan sekali." ujar Putra
"Mengapa begitu?"
"Kamu meninggalkan ku saat diriku benar-benar sedang jatuh cinta padamu."
Kate lalu terkekeh. Putra hanya memperhatikan itu lewat layar ponselnya yang masih menampilkan wajah kekasihnya.
Putri yang sedang berjalan seorang diri hendak menuju kantin. Samar-samar dirinya mendengar suara seseorang sedang terkekeh pelan. Putri menoleh sekelilingnya. Disini sepi tidak ada satu muridpun yang berlalu lalang karena memang ini belum waktunya istirahat. Dengan penasaran Putri mencari-cari asal suara yang tak jauh darinya itu.
"Hei. Aku tidak meninggalkan mu bodoh!" ujar Kate
"Lalu apa namanya jika tidak bertemu selama bertahun-tahun lamanya?"
Putri melongo saat mendengar suara yang begitu familliar. Dirinya seperti mengenali suara barusan itu. Pandangannya lalu menoleh kesebuah ruangan kosong yang pintunya tertutup rapat dengan penasaran Putri berjalan mendekat kearah ruangan tersebut dan mengintipnya lewat jendela secara sembunyi-sembunyi karena dirinya merasa ada orang yang sedang bermesraan diruangan kosong. Putri tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
"Bukankah kau sudah berjanji untuk menemui ku sebulan sekali?"
Putri terbelalak saat mendapati punggung seseorang yang sangat ia kenali. Orang itu ialah Putra. Si cowok menyebalkan menurutnya. Orang itu seperti sedang berbicara lewat videocall ponselnya. Putri menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas apa yang dilihatnya saat ini.
"Ya tentu saja." jawab Putra
Benar sekali! Dugaan Putri tidak salah kali ini. Walaupun dirinya itu hanya bisa melihat punggungnya saja tidak melihat wajah orang itu tetapi dirinya sudah bisa memastikan bahwa orang itu ialah Putra.
Lalu yang menjadi pertanyaan untuk apa Putra menelfon seseorang dengan secara sembunyi-sembunyi diruangan kosong?
Dengan rasa penasaran Putri terus menguping pembicaraan Putra dengan seorang wanita diseberang telfon.
"Kau akan terus mencintai ku kan? Walaupun kita tidak bertemu nanti."
Putri yang mendengar itu melongo tidak percaya.
Mencintai? Kata itu sudah bisa dipastikan bahwa seseorang perempuan yang sedang berbicara dengan Putra lewat telfon ialah kekasihnya.
Putri menunggu apa jawaban dari Putra selanjutnya. Tapi yang ditunggu-tunggu malah hanya diam membisu tidak menjawab.
"Dibelakangmu ada seseorang." ujar Kate memberitahu kepada Putra
"Seseorang?" tanya Putra bingung
"Iya dia sedang menguping pembicaraan kita." beritahu Kate lagi.
Putri seketika melototkan matanya kaget. Wanita dilayar ponsel itu menyadari kehadirannya. Putri merutuki kebodohannya karena salah ambil posisi. Seharusnya dia tidak berdiri tepat dibelakang Putra karena itu pasti akan tertangkap dikamera.
Putra lalu menoleh kearah belakang.
Putri pun segera berbalik dan melangkahkan kakinya terburu-buru untuk pergi saat Putra baru menyadarinya saat ada seseorang yang mengintipnya.
"Nanti akan ku telfon lagi. Bye." ucap Putra lalu seger memutuskan sambungan videocall itu dan memasukkan ponselnya kedalam saku.
Putra bergegas keluar ruangan dan mengejar orang yang mengintipnya tadi. Putra tidak sempat melihat wajah seseorang yang mengintipnya tadi karena dia sudah lebih dulu berlalu pergi.
"Haduhhhh bodoh sekali dirimu Put!!" batin Putri merutuki kebodohannya sendiri.
"Berhenti!" perintah Putra kepada orang yang sudah mengintipnya tadi.
Putri seketika memberhentikan langkahnya tanpa menoleh kebelakang. Saat ini jantungnya berdegub dengan begitu cepat karena panik serta ketakutan.
Putra lalu berjalan menghampiri orang yang sudah bisa ditebak lewat penampilannya itu.
Putri merasa keringatnya sudah bercucuran saat ini. Dirinya sungguh benar-benar takut.
"Apa yang lo denger tadi?" tanya Putra datar saat sudah tiba tepat dihadapan Putri.
Putri menundukkan kepalanya takut. "Gu-gue gadenger apa-apa kok." jawabnya sedikit berbohong. Karena memang dirinya baru hanya mendengar sedikit tidak secara keseluruhan.
Putra menyipitkan matanya kepada gadis dihadapannya ini dengan curiga. "Bisa lo tutup mulut setelah apa yang lo denger tadi?" tanya Putra masih datar
"I-iya gue akan tutup mulut kok." jawab Putri masih sambil menunduk.
Putra lalu menoleh sekelilingnya yang sepi. "Shit!" cibirnya kesal lalu pergi berlalu meninggalkan Putri.
Putri langsung menghela nafasnya lega setelah Putra pergi meninggalkan dirinya.
Dia punya kekasih?Sejak kapan? Siapa wanita beruntung itu? Apakah dia juga murid disini? Lalu mengapa Putra begitu sembunyi-sembunyi saat menelfon kekasihnya?
Dalam pikirannya masih ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya saat ini mengenai apa tadi yang didengarnya.
***
Putra berjalan hendak kembali keruang kelasnya. Gadis Childish itu benar-benar membuatnya kesal. Setibanya diruang kelas Putra tidak mendapati dua temannya itu didalam. Ruang kelas begitu sepi hanya ada beberapa orang saja. Putra lalu kembali melangkahkah kakinya keluar, Lagipula untuk apa dirinya hanya diam seorang diri dikelas? Guru yang mengisi jam pelajaran saat ini sedang tidak ada dikarenakan izin tidak masuk.
Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda panggilan masuk. Putra merogoh ponselnya didalam saku lalu menggeser tombol berwarna hijau setelah melihat siapa yang menelfon.
"Ada apa lagi Kate?" tanya Putra sambil menempelkan ponselnya ketelinga kanannya.
"Katanya kau ingin menelfon ku kembali. Tetapi nyatanya tidak." rajuk Kate kesal
Putra menghela nafasnya. "Maaf aku lupa." balasnya
"Apa kau tidak sibuk?" tanya Putra
"Kenapa memangnya?" tanya Kate balik
"Tidak. Hanya saja, tumben sekali kau menelfonku pagi begini"
"Apa kau sedang ada guru?"
"Tidak."
"Nanti setelah pulang sekolah kau kekafe biasanya lagi kan?"
"Ya." jawab Putra singkat
"Uhmm.. oke nanti aku akan menyusul." balas Kate dan langsung mematikan sambungan telfon secara sepihak.
Putra lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam saku setelah itu bergegas mencari dua temannya ditempat biasanya mereka duduk. Tepat sekali baru saja Putra melangkahkan kakinya beberapa langkah bel pertanda jam istirahat sudah tiba. Putra semakin mempercepat langkahnya saat para murid-murid sudah mulai ramai karena jam istirahat sudah tiba.
.
.
.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra, Putri, & Perjodohan [END]
RomanceBagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit bagi mereka berdua? Putri Selly Lorenza, Gadis berpenampilan childish itu harus menerima kehidupan yang pahit karena diusianya yang sangat m...