35

209K 8K 47
                                    

Putra menoleh saat merasa namanya dipanggil ibunya. Dilihatnya ibunya saat ini sedang berjalan kearahnya dengan dua maid pribadi Putri serta beberapa pelayan butik dibelakangnya.

"Kau hampiri dia dan nilai bagaimana gaun yang dikenakannya." perintah Emily

"Aku?" tanya Putra ulang

Emily mengangguk. "Ya, siapa lagi memangnya!"

"Kau nilai saja sendiri, aku tidak mau." tolak Putra

"Hei kau harus ikut menilainya juga Putra!" perintah Martini

"Aku malas nek, Mengapa tidak dia sendiri saja kesini?!" balas Putra

"Dia tidak pede karena banyak orang disini. Cepat lah!" kata Emily

Putra kembali memutar kedua bola matanya dengan malas lalu menghela nafasnya pasrah. Putra lalu bangkit dari posisinya dan berjalan kearah ruang ganti sesuai apa yang diperintahkan ibu dan neneknya itu.

Kakinya melangkah menuju ruang ganti. Setibanya diruang ganti Putra hanya melipat kedua tangannya didepan dada lalu berdehem sambil menatap gadis childish dihadapannya dengan balutan gaun yang indah.

Putri seketika tegang saat mendapati Putra sudah berada disini. Dilhatnya mata Putra tampak sedang menilai penampilannya mengenakan gaun yang dikenakannya saat ini dari ujung kepala hingga ujung kaki begitu serius.

"Ha-hanya tiga detik dan setelah itu kau keluar!" ujar Putri sedikit gugup

"Satu.."

"Dua.."

"Tiga.."

"Keluar lah!" perintah Putri

Putra lalu mengangkat sebelah alisnya. "Aku belum selesai menilainya." ujarnya

"Kau hanya ku beri waktu tiga detik. Sudah sana pergi!" tegas Putri

"Menilai macam apa hanya tiga detik?"

"Sudahlah terserah kau saja mau menilai bagaimana, intinya waktu mu untuk menilai ku sudah habis! Sana pergi!"

Tubuh Putra terus didorong-dorong oleh Putri untuk menyuruhnya segera keluar dari ruangan gantinya. Putra tetap kekeh tidak ingin keluar karena menurutnya dirinya belum selesai menilai.

"Aku belum selesai menilaimu hei!" ujar Putra

"Sudah ku bilang terserah mu saja mau bagaimana menilainya. Intinya waktu mu sudah habis!"

Putri masih terus kekeh mendorong tubuh Putra untuk segera keluar. Tiba-tiba saja kakinya tak sengaja menginjak ekor panjang gaun yang dikenakannya saat ini dan membuatnya hendak terjatuh. Lalu dengan sigap Putra menangkap tubuh Putri yang hendak terjatuh karena pergerakan gadis itu yang begitu ceroboh.

Saat ini posisi mereka berdua sangat dekat sehingga membuat Putri sedikit terpana saat melihat ketampanan Putra dengan jarak dekat seperti ini. Jatungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, keringat sudah mulai bercucuran didahinya.

Putri merasakan tangan Putra yang menyentuh langsung punggung telanjangnya karena model gaunnya memang seperti itu. Mereka berdua saling tatap satu sama lain seakan sedang berbicara lewat mata mereka.

Putri kemudian tersadar dirinya lalu bangkit dari posisinya dan kembali berdiri tegap. Putri menggigit bawah bibirnya dengan perasaan gugup, karena itu kali pertamanya dirinya sedekat itu dengan pria.

Putra pun baru tersadar dan dirinya ikut jadi salah tingkah. Putra hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu keluar dari ruang ganti begitu saja meninggalkan Putri.

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang