Devano melihat itu dari arah kejauhan dimana ada seorang wanita datang menghampiri Putra dan Putri lalu mengulurkan tangannya memberikan ucapan selamat. Tampak terlihat jelas sekali dari tatapan Putra saat menatap gadis itu yang agak sedikit berbeda.
Devano melihat saat ini Putra menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi, langsung saja Devano berjalan mendekat kearah Putri yang saat ini masih diam ditempat.
"Hei," sapa Devano
Putri lalu menoleh dan tersenyum. "Hei juga."
Devano tersenyum. "Kau mau bergegas kekamar ya?"
"Iya, Pakaian ini sangat tidak nyaman sekali dikenakan."
"Hmm baiklah, setelah kau berganti pakaian bisa temui aku di rooftop hotel ini?" pinta Devano
Putri mengerutkan dahinya. "Untuk apa?"
"Hanya sekedar menghirup udara segar dimalam hari."
Putri mengangguk menyetujui. "Baiklah."
Devano tersenyum kembali. "Aku tunggu disana ya."
Putri mengangguk lagi, Devano pun segera berbalik dan pergi berlalu.
"Mari kita kekamar Nyonya," ucap Meri
"Kau tidak perlu memanggilku dengan sebutan seperti itu Meri, panggil aku dengan sebutan nama saja."
"Itu sudah peraturannya," balas Meri
"Aku merasa tidak nyaman dipanggil seperti itu. Tidak apa panggil aku dengan sebutan nama saja. Kau juga Anne, karena kalian sudah kuanggap sahabat baru."
Meri dan Anne mengangguk bersamaan.
"Kalian berdua siapkan saja air hangat aku juga ingin mandi dan nanti aku akan menyusul kesana,"
"Kau ingin kemana?" tanya Anne
"Ada urusan sebentar, kau tenang saja aku tidak kabur."
Anne mengangguk. "Baiklah."
Meri dan Anne hendak berbalik pergi tetapi Putri mencegahnya. "Tunggu sebentar--"
Meri dan Anne tidak jadi berbalik dan menatap kearah Putri.
"Ada apa?" tanya Meri
Putri lalu berjongkok dan melepas kedua heels yang dipakainya saat ini. "Sepatu ini sangat menyiksa ku, aku ingin melepasnya. Kalian bawa saja kekamar." ucapnya sambil memberikan kedua heels itu kepada Meri
"Tapi kau tidak mengenakan alas kaki apapun, itu berbahaya Putri." ucap Anne
Putri menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku sudah terbiasa dirumah seperti ini. Lagipula lantai dihotel ini bersih kok."
"Kau yakin?" tanya Meri
Putri mengangguk. "Bawa ini dan segeralah siapkan aku air hangat untuk membersihkan diri."
Meri pun langsung menerima sepatu tersebut dan berbalik bersama Anne hendak menuju kamar khusus dihotel ini.
Putri bertelanjang kaki berjalan kearah sebuah lorong dihotel ini dengan kedua tangannya yang mengangkat gaunnya agar membuatnya sedikit leluasa berjalan.
Putri lalu mengumpat dibalik dinding saat mendapati Putra bersama dengan Kate disana. Dirinya hanya bisa menghela nafasnya panjang saat melihat itu.
"Aku sangat terluka sekali Putra, melihat mu sejak tadi bersamanya." ujar Kate sedikit lirih
Putri mendengar itu dari balik tembok. Dirinya bisa menebak dari suara Kate barusan, bahwa saat ini Kate sedang menangis.
"Sejak kapan kau disini?" tanya Putra
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra, Putri, & Perjodohan [END]
RomanceBagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit bagi mereka berdua? Putri Selly Lorenza, Gadis berpenampilan childish itu harus menerima kehidupan yang pahit karena diusianya yang sangat m...