12

228K 9.1K 26
                                    

Putra menunjukkan sebuah pesan yang dikirim kekasihnya barusan itu kepada Jack untuk memberitahu alamat kemana Jack akan mengantarkannya. Jack lalu mengangguk mengerti setelah membaca pesan yang berisi alamat tersebut kemudian segera melajukan mobilnya sesuai alamat.

Setibanya ditempat tujuan Jack mengeryit sebentar lalu menoleh kebelakang tepatnya kearah Putra.
"Sebelumnya aku ingin bertanya dulu, untuk apa kau kesini?" tanya Jack

Putra menoleh kearah Jack. "Bertemu kekasihku." jawabnya santai

"Mengapa ditempat yang berbeda dari biasanya?"

"Aku tidak tahu, dia meminta ku untuk menemuinya disini." jawab Putra

"Apa kau yakin?" tanya Jack meyakinkan

Putra mengerutkan dahinya bingung, "Memangnya kenapa?"

Jack menunjuk kearah cafe yang begitu ramai dan tidak terlalu mewah seperti cafe biasanya Putra kunjungi bersama kekasihnya. "Tempat itu terlalu ramai, jika ada paparazi yang melihat bagaimana?" Jack khawatir

Tangan Putra lalu mengambil topi yang dikenakan Jack dikepalanya itu begitu saja. "Aku pinjam topi mu." ujarnya lalu segera membuka pintu mobil dan keluar.

Jack hendak berbicara lagi tetapi Putra sudah lebih dulu berjalan cepat masuk kedalam cafe. Dirinya hanya bisa menghela nafasnya dan menunggu Putra hingga kembali lagi.

~~~

Kringg...Kringggg... suara telfon rumah itu berbunyi sangat kencang sehingga terdengar oleh Viona yang sedang berada didalam kamarnya.

Viona segera berjalan menuju meja telfon, lalu menghimpitkan ganggang telfon tersebut dengan bahu serta telinganya. Sedangkan kedua tangannya hanya memanjakan kukunya.

"Hallo? Apa benar ini kediaman Mr. Tyo?"

Viona mendengar suara seorang wanita yang sangat lembut dari sebrang telfon. dirinya ingin menjawab hanya saja masker yang menempel diwajahnya sudah mengering jadi sulit sekali jika dirinya berbicara, itu pasti akan merusak maskernya.

"Hallo? Saya Emily. Isteri dari Sean Marvel"

Wanita itu kembali berbicara, Viona mengerutkan dahinya bingung. Namanya seperti tidak asing tetapi dirinya tidak tahu siapa itu Emily.

"Hallo? Siapapun yang menjawab telfon ini bicaralah." ujar wanita itu lagi

Viona semakin dibuat kelabakan, bagaimana ini dirumahnya tidak ada siapun selain dirinya, Kakaknya sedang mengantar bekal ke kios sedangkan ibunya tidak tahu kemana.

Viona terpaksa harus berbicara, karena tidak sopan juga bila tidak menjawabnya. Sudahlah maskernya itu pecah, nanti dirinya akan maskeran lagi setelah ini.

"Be--" belum satu kata dirinya mengucap kakaknya itu sudah datang

Viona kesenangan dalam hati, kakaknya datang tepat waktu. Langsung saja Viona memberi kode kepada kakaknya untuk menjawab telfon tersebut.

Putri hanya mengerutkan dahinya bingung melihat perilaku adiknya itu. "Bicaralah apa maksudnya aku tidak mengerti?" tanyanya bingung karena sedaritadi Viona hanya menunjuk-nunjuk kearah telfon yang dihimpit bahu serta telinganya itu.

Viona lalu meraih telfon tersebut dan diberikan kepada kakanya itu.

"Kau menyuruh ku yang menjawabnya?" tanya Putri baru mengerti

Viona mengangguk

Putri lalu menghela nafasnya, "Aku doa kan kau tidak akan berbicara selamanya." ucapnya sambil menerima telfon tersebut.

Viona langsung melotot kearah kakanya itu, bisa-bisanya dia mendoakan adiknya seperti itu.

"Hallo," jawab Putri saat telfon sudah digenggamannya dan didekatkan kearah telinga.

"Akhirnya ada yang berbicara juga" ujar seorang wanita dari sebrang telfon

Putri mengerutkan dahinya bingung lalu melirik kearah adiknya itu. Dilihatnya adiknya malah cuek-cuek saja.

"Ya dengan siapa ini?" tanya Putri

"Aku Emily, Isteri Sean Marvel."

Putri mengerutkan dahinya kembali karena tidak mengenal siapa Emily serta suaminya itu. Namanya sedikit tidak asing hanya saja dirinya lupa.

"Ya, apa kau ada urusan dengan orangtua ku? jika iya, aku akan panggilkan ayah ku."

"Tidak tidak. Aku hanya ingin berbicara dengan anaknya yang bernama Putri."

Putri mengernyit kebingungan karena orang yang berbicara dengannya ditelfon saat ini mengenal dirinya.

"Sa-saya Putri," jawabnya

"Ohiya apakah ini menantu ku sendiri?" tanya Emily sedikit tidak menyangka

"Maaf, apa maksud anda?"

Terdengar oleh Putri bahwa wanita disambungan telfon itu sedang terkekeh pelan.
"Kau belum mengenaliku ya? baiklah kalau begitu besok sepulang sekolah kau harus menemui ku ya!" ujarnya

"Maksudnya?" tanya Putri masih tidak mengerti

"Sepulang sekolah besok kau berkunjunglah kerumah ku, agar kau bisa mengenalku"

Putri hanya diam mencerna perkataan wanita yang sedang berbicaranya lewat telfon itu.

"Besok akan ada seseorang yang menjemputmu, Tunggu saja." ucap Emily lagi

"A-aku tidak mengen--" ucapan Putri terpotong karena Emily sudah berbicara lagi

"See you, aku menunggumu."

Sambungan telfon lalu terputus begitu saja. Putri masih tidak mengerti apa yang diucapkan wanita itu. Mengapa wnaita itu ingin sekali dirinya berkunjung kerumahnya?

Viona menatap kakaknya dengan tatapan bingungnya. Karena kakaknya itu hanya diam dan menatap lurus kedepan seakan baru menerima panggilan buruk. Langsung saja kedua tangannya ia lambai-lambaikan tepat didepan wajah kakaknya itu.

Putri lalu tersadar dan sedikit terlonjak karena kaget. "Cuci muka sana! Wajah mu tidak ada bedanya dengan hantu!" cibir Putri sambil meletakkan kembali gagang telfon tersebut dan kembali berjalan masuk kedalam kamarnya.

Viona yang mendengar itu hanya menggerutu dalam hati.

.
.
.
to be continued..

Jangan lupa vote dan komentar😊

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang