39

200K 7.7K 59
                                    

Diperjalanan tidak ada yang membuka suara, Putri hanya bungkam dengan wajah yang menghadap kearah kaca mobil kedua tangannya dilipat didepan dada.

Air mata perlahan-lahan menetes dan membasahi pipinya. Putri merasa sedih saat ini, belum juga sah menjadi isteri pria disampingnya itu tetapi dia sudah mulai mengatur-ngatur dan membentaknya, bagaimana nanti jika dirinya sudah menjadi isteri sahnya?

Putri benar-benar sedih menangisi kehidupannya yang begitu tidak beruntung.

Putra mengemudikan mobil dengan tenang dengan tatapan tajam fokus lurus kedepan. Entah mengapa dirinya bisa berbuat seperti itu pada gadis disampingnya ini. Dirinya merasa tadi sedang tidak terkendali emosinya.

Putra melirik kearah gadis disampingnya yang sedaritadi membuang mukanya kearah kaca mobil.

"Cengeng!" cibir Putra saat baru menyadari gadis itu ternyata tengah menangis

Putri langsung buru-buru mengelap airmatanya yang membasahi pipinya itu.
Putra kembali menatap lurus kedepan fokus mengemudi.

"Besok akan ku jemput jam 10 pagi." ujar Putra

Putri hanya diam tidak membalas.

Setibanya ditempat tujuan Putri langsung melepas sabuk pengamannya dan keluar begitu saja dari dalam mobil lalu menutup kembali pintu mobil dengan sangat keras karena dirinya benar-benar kesal dengan Putra saat ini.

"Dasar aneh!" cibir Putra saat gadis itu sudah keluar dari dalam mobil dan berlalu masuk kedalam rumahnya.

Putra lalu memundurkan mobil yang dikemudikannya untuk putar balik dan kembali menginjak pedal gas menuju rumahnya.

👑👑👑

Keesokkan harinya Putra sudah siap hendak menjemput gadis yang akhir-akhir ini membuatnya kerepotan. Kakinya melangkah menghampiri Jack yang sudah siap menunggu didepan.

"Putra tunggu sebentar!" panggil Emily dari belakang

Putra seketika menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. "Ada apa?"

"Ibu ingin ikut menjemput Putri,"

"Tidak usah, kau dirumah saja bu. Lagipula nanti gadis itu akan kesini."

Emily mendesah pasrah. "Huft baiklah,"

Putra kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu utama.

---

Setibanya dirumah Putri, Putra hanya diam didalam mobil sibuk dengan ponselnya. Dirinya lebih baik menunggu disini dan menunggu biarkan Jack saja yang menghampiri gadis itu.

Jack sudah berdiri tegap didepan pintu kayu rumah Putri tangannya sudah siap hendak mengetuk-ngetuk. Putra melihat itu dari dalam mobil lewat kaca mobil.

Dilihatnya pintu sudah terbuka dan menampakkan sosok anak perempuan yang sudah bisa ditebak itu ialah adiknya Putri.
Putra tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Dilihatnya anak perempuan itu kembali masuk kedalam dan Jack masih diam didepan seakan sedang menunggu.

Tak lama kemudian anak perempuan itu kembali datang. Putra tidak tahu apa yang mereka bicarakan, dirinya hanya bisa menebak dari gerak tubuh anak itu bahwa Putri tidak ada dirumah.

Jack lalu berbalik dan berjalan kearah mobil. Putra menurunkan kaca mobil didekatnya, Jack lalu membungkukkan sedikit badannya untuk berbicara kepada Putra agar sejajar.

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang