36

216K 8.4K 80
                                    

Diperjalanan menuju kediaman keluarga Marvel yang mewah bak istana kerajaan itu, Putri hanya diam didalam mobil tidak membuka suara, dirinya merasa sedikit canggung saat kejadian diruang ganti dimana dirinya yang tak sengaja menginjak ekor gaunnya sendiri sehingga membuatnya hampir terjatuh.

Jika mengingat kejadian itu membuat keringat Putri bercucuran dan jantungnya berdegub kencang. Pikirannya terus kearah hal tersebut jika saat melihat wajah Putra, entah mengapa.

Didalam mobil saat ini hanya ada dirinya, Dua pelayan pribadinya, Putra serta Jack yang mengemudikan mobil. Emily dan Martini tidak satu mobil dengannya, dia mengenakan mobil lain dengan supir yang berbeda.

Setibanya dikediaman keluarga Marvel, Putri keluar dari dalam mobil dan tak sengaja matanya mengarah kepada pria yang tengah berdiri dengan kedua tangannya yang diselipkan disaku celananya. Pria itu ialah Devano, kakak angkatnya Putra.

Dilihatnya Devano tengah tersenyum kearahnya seakan senyuman itu ialah senyuman selamat datang.

Putra hanya melirik kearah Putri yang sepertinya sedang menatap kearah Devano dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca. Kakinya lalu melangkah begitu saja masuk kedalam rumah meninggalkan Putri yang masih diam ditempat.

Putri lalu tersadar saat melihat punggung Putra yang menghalangi pandangannya. Meri dan Anne lalu memberitahu Putri untuk segera masuk kedalam rumah. Putri pun menurut dan berjalan dibelakang Putra.

Dua maid yang berjaga didepan pintu sudah dengan sigap membukakan pintu utama dengan badannya yang sedikit dibungkukkan sebagai rasa sopan. Putri lalu melirik kearah Devano yang saat ini disampingnya masih terus memperhatikannya.

"Hai," sapa Putri sedikit canggung

"Hai Putri," balas Devano dengan ramah

Putri lalu menarik senyumnya sedikit kaku dan melangkah masuk kedalam. Meri dan Anne mengiring Putri untuk berjalan kearah taman belakang dan duduk disana menunggu kedatangan Emily yang belum tiba dirumah. Putri hanya menurut dan duduk, sedangkan Putra tidak tahu tadi berjalan kearah mana.

"Boleh aku minta segelas air mineral?" tanya Putri kepada Meri dan Anne

"Tentu saja," jawab Meri sopan

"Akan aku ambilkan," balas Anne lalu segera berbalik dan pergi meninggalkan taman.

"Duduklah disini Meri," ujar Putri sambil menepuk-nepuk bangku disampingnya yang kosong.

"Tidak perlu," balas Meri

"Apa kau tidak lelah berdiri terus?" tanya Putri

Meri menggelengkan kepalanya, Saya sudah terbiasa seperti ini."

"Ngomong-ngomong apakah kau sudah memiliki kekasih?" tanya Putri penasaran

Meri menggeleng.

"Ah kau sudah berumah tangga ya?" tebak Putri

Meri menggeleng lagi.

"Tidak juga. Berarti kau masih single?"

Meri hanya mengulum senyumnya.

"Kau yakin masih single? Wanita cantik seperti dirimu aneh rasanya kalau masih single."

Meri hanya diam.

"Apa kau tidak berniat untuk menikah?" tanya Putri lagi

Meri menggeleng. "Tidak,"

"Mengapa begitu?"

"Jika aku menikah itu artinya aku tidak bisa bekerja disini lagi,"

"Lah?"

"Ketentuan disini memang seperti itu," balas Meri

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang