Setibanya dirumah mewah keluarga Marvel, Putri sudah disambut oleh dua maid pribadinya yang menunggu didepan pintu utama. Meri dan Anne mengembangkan senyuman merekahnya kearah Putri.
"Selamat pagi Nona," ucap Meri dan Anne bersamaan
"Pagi juga Meri, Anne." balas Putri ramah
"Mari ikut kami," ujar Meri
Putri hanya mengangguk dan mulai mengikuti langkah kaki Meri dan Anne yang entah membawa dirinya kemana. Putra tidak ada didekatnya, entah kemana pria itu pergi Putri tidak terlalu memusingkannya.
"Tu-tunggu Meri, Anne." panggil Putri
Meri dan Anne menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Ada apa?" tanya Meri
"Kau akan membawaku kemana?"
"Nyonya Emily dan Tuan Sean Marvel ingin mengobrol sebentar dengan anda." beritahu Anne
Putri seketika terdiam, lalu Anne kembali berbicara. "Mari, Nyonya dan Tuan sudah menunggu anda."
Putri mengangguk. "Baiklah,"
---
Putra duduk disisi ranjang kamarnya yang luas, Tangan kanannya menggenggam ponsel canggih yang didekatkan kearah telinganya karena sedang menjawab panggilan telfon.
"Aku tidak bisa maaf." ucap Putra
"Kumohon.." ujar suara sesorang dari seberang telfon
Putra lalu menghela nafasnya pasrah.
"Baiklah aku akan segera kesana, kau dimana?"
"Ditempat biasanya."
"Kau yakin disana aman?"
"Tentu saja."
Putra segera mematikan sambungan telfon secara sepihak lalu memasukkan kembali ponselnya disaku celana. Dirinya bangkit dari duduknya dan kakinya melangkah keluar.
Setibanya diruang bawah tepatnya diruang keluarga Putra mendapati Devano yang tengah ikut berkumpul bersama Orangtuanya serta calon isterinya itu. Putra tidak mempedulikan itu dirinya hanya cuek dan lewat begitu saja.
"Kamu mau kemana Putra?" tanya Emily saat mendapati Putra barusaja lewat
"Keluar, hanya sebentar." jawab Putra datar tanpa menoleh dan masih sambil berjalan
"Tunggu!" cegah Sean
Putra lalu seketika menghentikan langkahnya.
Sean bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah anaknya.
"Ayah tidak mengijinkan mu untuk keluar." ujarnyaPutra mengangkat sebelah alisnya. "Mengapa begitu?"
"Lusa sudah acara pernikahanmu, apa kau masih ingin berkeliaran?!"
"Aku hanya sebentar saja, tidak akan lama."
"Lalu bagaimana dengan calon isterimu?"
"Bagaimana apanya?" tanya Putra balik
"Bukankah hari ini kau dengannya akan berlatih untuk dansa?"
"Hmm suruh saja dia berlatih sendiri." jawab Putra cuek lalu berjalan begitu saja dengan acuh.
Sean hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya yang satu itu.
"Biar aku saja yang mengajarinya Ayah." ujar Devano tiba-tiba
Sean seketika menoleh. "Kau yakin?"
Devano mengangguk. "Ya tentu saja, Kau tidak keberatan kan Putri?"
Putri yang merasa namanya disebut langsung menoleh. "Eh?"
"Kau tidak keberatan kan jika aku yang mengajari mu? Anggap saja aku Putra dihadapanmu saat berlatih nanti."
Putri diam sejenak. "I-iya tidak masalah." jawabnya sedikit kikuk
Pikirannya saat ini tertuju pada Putra, hendak kemana dia? Mengapa dia pergi begitu saja tanpa memberitahu akan kemana? Apa dia akan menemui Kate?
"Yasudah kau ajari dia ya Devano." ujar Sean
Devano mengangguk sambil mengulas senyumnya. "Siap."
******
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tetapi Putra tak kunjung pulang sedari tadi siang, entah dia kemana padahal pamit kepada kedua orangtuanya hanya sebentar. Putra hanya seorang diri tidak bersama Jack.
Putri yang masih berada dikediaman keluarga Marvel itu ikut sedikit merasa khawatir, kemana dia? mengapa sudah malam belum juga kembali?
Putri sebenarnya sudah selesai belajar berdansa sejak pukul 7 tadi hanya saja dirinya masih ingin disini dan menunggu Putra tiba, dirinya ingin memberitahu kepada Putra kalau dirinya sudah tahu bagaimana caranya berdansa karena Devano terus mengajarinya tadi.
"Kau tidak ingin makan?" tanya Devano yang duduk disamping Putri untuk menemani
Putri hanya menggeleng.
"Kau tidak mengantuk?" tanya Devano lagi
dan Putri hanya menjawab dengan gelengan kepalanya lagi.
"Kau tidak mau pulang? biar aku antarkan kerumah mu." tawar Devano
Putri menggeleng lagi.
Devano lalu menghela nafasnya pasrah dan memilih untuk diam. Lalu tak lama kemudian pintu utama terbuka dan menampakkan sosok Putra dengan pakaian yang masih sama seperti tadi siang.
Putri langsung bangkit dari posisinya dan menghampiri Putra.
"Hei kau!" panggil PutriPutra menghentikan langkahnya dan menatap kearah Putri sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Sekarang aku sudah tahu bagaimana caranya berdansa." beritahu Putri dengan nada gembiranya
"Lalu apa hubungannya dengan ku?" tanya Putra dengan nada datar
Jleb! Putri merasakan ada seperti ada sesuatu yang menghantam dirinya begitu saja.
"Ti-tidak ada." jawab Putri sedikit menunduk
Putra lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai atas.
Devano yang masih diposisi tadi lalu bangkit dari posisinya sambil menghela nafasnya.
"Jadi kau tidak ingin pulang hanya karena ingin menunggunya dan memberitahu itu?" ujar Devano
Putri mengulum bibirnya. "Uhmm tidak." bohongnya
"Tawaranku yang tadi masih berlaku."
Putri mengangguk. "Baik aku terima tawarannya."
Devano lalu tersenyum. "Ayo,"
Putri mengangguk dan segera melangkahkan kakinya keluar.
---
Diperjalanan pulang sedaritadi Putri hanya diam tidak membuka suara, Berbeda dengan Devano yang lebih banyak bicara menanyakan berbagai hal kepadanya. Putri hanya menjawab dengan gelengan kepala atau anggukan kepalanya saja karena Devano lebih banyak bertanya dengan jawaban ya atau tidak.
Pikiran Putri sedaritadi dikelilingi berbagai macam pertanyaan yang tidak terjawab. Dirinya bertanya-tanya habis darimana Putra tadi? Mengapa sejak tadi siang dan jam segini baru tiba dirumah?Dengan siapa Putra bertemu? Apa Putra bertemu dengan Kate? jika iya untuk apa Putra menemui Kate?
.
.
.
TBCNextpart hari wedding mereka yah;) so ditunggu aja😊 Jangan lupa vote dan komentarnya, Thxyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra, Putri, & Perjodohan [END]
RomanceBagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit bagi mereka berdua? Putri Selly Lorenza, Gadis berpenampilan childish itu harus menerima kehidupan yang pahit karena diusianya yang sangat m...