Setelah selesai dengan semua tetek bengeknya di rumah, Yuna sama Wonu balik lagi ke rumah sakit tempat Joy di rawat.
Waktu mereka sampai, keadaan Joy udah jauh lebih baik. Beberapa anak-anak kelas XI IPA II juga ada disana. Yerin dan hoshi, Jun, Ten, Doyoung, serta Woozi dan Chungha yang nungguin di depan kamar rawat Joy. Yuna yang ngabarin mereka lewat grup tadi.
"Yang lain nggak bisa dateng karena urusan masing-masing" kata Doyoung mewakili teman-teman yang lain.
Yuna cuma mengangguk, pandanganya beralih ke Chungha yang berdiri di sebelah Woozi dengan seragam hitam putih yg ditutupi blazer.
"Jennie bisa dihubungin nggak?" Tanya Yuna kemudian.
"Gue udah coba ngubungin dari tadi pagi tapi nomornya nggak aktif" jawab Doyoung.
"Jennie bareng gue tadi malem, tapi setelah itu dia pulang sendirian dan gue rasa dia berantem sama Joy waktu di jalan mau pulang" jelas Ten.
"Lo sama Jennie berdua doang?"
"Nggak, ada anak sekolah sebelah. Namanya mino. "
"Oh gitu" gumam Yuna. Ia lalu mengambil posisi duduk diantara Hoshi dan Yerin.
"Bisa banget ya ngambil kesempatan dalam kesempitan" sindir Yuna ke Hoshi. Hoshi diam aja. Mau balas ngebacot tapi dia sadar diri kalau ini lagi di rumah sakit.
"Kalian udah pada masuk?" Tanya Wonu yang akhirnya angkat suara.
Semua terdiam, lalu saling lempar pandang satu sama lain. Yang otomatis bikin Yuna dan Wonu keheranan.
"Kenapa?" Tanya Wonu lagi.
"Ada ibunya Joy di dalem" jawab Doyoung pada akhirnya.
"Oh? Dari tadi?" Tanya Yuna dengan nada sedikit antusias. Walaupun Yuna dan Joy udah berteman lama, tapi Yuna sama sekali belum pernah ketemu langsung sama ibunya Joy. Paling cuma liat mukanya di majalah fashion atau iklan di televisi.
"Iya"
"Kenapa sih? Kok pada bingung gitu?" Yuna jadi bingung sendiri ngeliat gelagat temannya yang berubah aneh. Kayak ada yang janggal.
"Joy sama mamanya ribut tadi sampai Joynya nangis sambil teriak teriak gitu, kita panik trus Jun inisiatif buat masuk eh si Jun malah dimarahin sama mamanya Joy." Ucap Yerin nyaris berbisik. Takut ntar mamanya Joy denger lagi trus mereka di semprot lagi kaya Jun tadi.
"Ha? Trus Joynya gimana sekarang? Dia nggak kenapa napakan?"
"Udah diem tapi kayanya masih marahan"
"Udah tenang, mau gimanapun juga itukan ibunya Joy. Dia nggak mungkin nyelakain Joy kan?" Ujar Wonu. Yang lain mengangguk menyetujui.
Yuna terdiam, dipikirannya ia lagi menerka nerka sosok seperti apa sebenarnya ibu dari seorang Joy. Apa yang bikin Joy benci banget sama ibunya dan masalah apa yang lagi dihadapin Joy saat ini.
Joy itu anak yang sedikit tertutup. Dia nggak pernah nyeritain tentang keluarganya baik sama Yuna ataupu Yerin. Paling cuma cerita kalau orang tuanya sibuk dan jarang ada di rumah. Nggak lebih dari itu. Pun Yuna dan Yerin nggak pernah ingin tau masalah keluarga Joy. Buat mereka kalau Joy ingin cerita Joy pasti akan cerita tanpa diminta. Dan mereka percaya pasti ada alasan tersendiri kenapa Joy tertutup soal keluarganya.
Lain halnya dengan Yerin yang selalu terbuka dengan apapun yang lagi dihadapinya. Setiap ada masalah Yerin pasti nggak pernah absen buat curhat ke Joy dan Yuna. Yerin sepercaya itu sama kedua sahabatnya ini. Sampai nggak ada satupun yang ia tutupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweeties
Fanfiction"Nu, kalau ternyata gue suka sama lu gimana?" "ya ga gimana gimana" Dulu tuh kita masih terlalu muda, masih SMA. Masih abu abu soal yang namanya cinta. Kita tuh kaya buah stroberi, dominan asam tapi ada manis manisnya.