Meskipun kelihatan cuek dan nggak pedulian, Yuna tetap aja ngerasain ada yang beda kalau nggak ada Wonu.
Hal-hal kecil kaya, pulang bareng Wonu, nikmatin kemacetan dijalanan sore hari trus mampir sebentar di minimarket buat beli softdrink atau eskrim sambil nungguin jam 8 malam trus lanjut ketempat les Yuna. Hal kaya gitu yang entah sejak kapan udah jadi rutinitas tersendiri ketika bareng Wonu dan bikin Yuna jadi kangen ketika sekarang mereka udah nggak pernah lakuin rutinitas itu lagi.
Yuna juga kangen saat-saat latihan debat dimana dia sering bickering sama Wonu mempertahankan argumen masing-masing dalam pemecahan masalah, atau waktu Yuna mendampingi Wonu dalam kerja OSIS, mondar-mandir minta data dan tanda tangan guru yang entah gimana bikin Wonu keliatan keren dimata Yuna. Atau saat Wonu ngasih penataran buat anak-anak yang terkena razia karena tidak menaati peraturan. Sumpah dia keren banget kalau lagi kaya gitu.
Tapi sekarang udah nggak pernah. Sosok Wonu beneran hilang kaya ditelan bumi sekarang. Saking sulitnya ditemuin.
"Sumpah deh, gue beneran harus ketemu sama abang lo," keluh Yuna frustasi sesaat setelah ia keluar dari ruang rapat OSIS.
Jungkook udah ada di depan pintu nungguin Yuna dari jam pulang sekolah tadi.
Semenjak Wonu udah nggak bareng Yuna lagi,Jungkook jadi punya kesempatan buat pulang bareng Yuna. Dia yang kemaren ke sekolah bawa motor sekarang gantian bawa mobil Wonu sedangkan Wonu pake motor yang pernah di pakai sebelum dia pakai mobil.
Nggak ngerti lagi sama kakak beradik ini.
"Gue yang serumah aja nggak pernah ketemu," Jungkook ikutan ngeluh sambil bantu bawain tas laptop Yuna yang dari tadi ia jinjing.
"Tu anak ngapain sih udah kaya caleg aja sampai susah ditemuin," kesal Yuna.
Jungkook mengangkat kedua bahunya acuh, "gatau, gapernah cerita juga," jawabnya.
"Gila. Pusing gue lama-lama kalo kaya gini,"
"Pusing apa kangen?"
Yuna yang tadinya mau buka pintu mobil Jungkook, jadi berbalik kearah Jungkook yang berdiri di belakangnya, natap Jungkook dengan tatapan "bosen hidup lo?" Sebelum akhirnya nonjok lengan Junglook pelan. GALAK.
"Ampun kakak," ucap Jungkook sambil cengengesan, sama sekali tidak merasa menyesal udah ngomong kaya gitu.
"Denger ya, gue tuh nggak kangen sama abang lo itu. Orang tiap hari gue liat dia dikelas. Cuma ya, gue cape aja gantiin dia di OSIS sumpah temen lo yang namanya Mingyu itu sama sekali nggak membantu di OSIS. Gila cepet tua gue lama-lama" omel Yuna panjang lebar ketika mereka udah sama-sama di dalam mobil.
"Makanya jangan ngomel mulu kak" jawab Jungkook sambil masangin safetybelt Yuna. Saking seriusnya ngomel-ngomel dia sampai lupa masang safetybelt.
Yuna kaget tau tau Jungkook berada di jarak sedekat itu sama dia. Jujur aja nih, dia sempet terpesona sama kegantengan Jungkook, dan dari jarak sedekat ini Yuna bisa nyium kalau Jungkook tuh wangiiiiiiiii banget. Padahal udah pulang sekolah tapi dia masih wangi. Beda sama Wonu yang wanginya maskulin, kalau Jungkook ini wanginya lebih fresh dan harum kaya bau sabun gitu. Wangi yang bikin kita nggak bosen buat nyiumnya.
"Kenapa kak gue ganteng ya?" Ledek Jungkook waktu tau Yuna cengo ngeliatin dia.
"Masih gantengan anak-anak gue lah," jawab Yuna cuek. Anehnya dia sama sekali nggak deg-degan sama perlakuan Jungkook tadi. Ya walaupun sempat kaget sih.
"Anak-anak?"
"Iya, anak OSIS gue pada ganteng ganteng," jawab Yuna percaya diri. Ya emang sih anak OSIS kaya Mingyu Eunwoo, Jaehyun, adalah segitiga bermuda di OSIS yang gantengnya nggak main-main dan tidak dapat diragukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweeties
Fanfiction"Nu, kalau ternyata gue suka sama lu gimana?" "ya ga gimana gimana" Dulu tuh kita masih terlalu muda, masih SMA. Masih abu abu soal yang namanya cinta. Kita tuh kaya buah stroberi, dominan asam tapi ada manis manisnya.