Yuna tidak pernah mengeluh meskipun ibunya tidak sempat membuatkannya sarapan dipagi hari. Lagi pula hari ini seluruh keluarganya bangun kesiangan. Jadilah ia sarapan dengan sekotak susu stroberi kesukaannya dan sepotong roti panggang dengan mentega.
"Ma, aku berangkat dulu" pamit Yuna sesaat setelah ia menyelesaikan sarapan paginya. Ditaruhnya piring kotor bekas ia makan diatas wastafel untuk memudahkan mamanya yang masih sibuk mencuci piring.
"Hati hati dijalan" pesan mama Yuna.
Segera ia berjalan keluar rumah menuju halte terdekat di depan komplek perumahannya.
Hari ini, hari pertama ia masuk ditahun ajaran kedua sekolahnya. Setelah libur cukup panjang di pertengahan tahun kemarin Yuna sudah siap kembali kesekolahnya itu.
Karena ini hari pertama sekolah, Yuna pikir tidak masalah jika ia datang terlambat. Toh proses belajar mengajar juga belum kodusif. Paling juga hari ini dihabiskan dengan pembagian kelas dan pengenalan diri dengan teman baru.
Biasanya Yuna berangkat ke sekolah bersama papanya, tapi berhubung papanya sedang ditugaskan diluar kota, jadilah Yuna berangkat dengan bus hari ini.
"Tau gini gue minta jemput Yerin tadi" kesalnya yang mulai bosan menunggu di halte. Sudah hampir 15 menit dan belum juga ada tanda-tanda bus datang.
Mau mengumpat rasanya, pikir Yuna.
Sedang asik melamun, tiba tiba Yuna dikejutkan oleh suara klakson motor.
"Woi, kak! Bengong aja lo pagi pagi" teriak yang punya motor. Itu Seokmin ternyata, tetangga sebelah rumah Yuna yang suaranya ngalahin Toa masjid.
"Apasih kuda, bete nih gue nunggu bus dari tadi gak ada yg lewat" sungut Yuna.
"Kuylah bareng gue" ajak Seokmin masih dengan nada yang sama tingginya. Gila sih ni anak kalau ngomong bisa kedengeran sampe ke RT haji Muhiddin.
"Bisik lu. Nyadar lu kuda masih smp. Sekolah lu beda jauh ama gue" kesal Yuna
"Ngelawak lu kak. Gua udah SMA tahun ini. Lah kan gue sekolah di tempat lu sekarang" Seokmin tergelak dari atas motornya.
Yuna ceming.
Lah iya bego banget sih dia. Yuna sama Seokmin kan cuma beda satu tahun. Trus sekarang Yuna sudah kelas dua SMA, jelas aja Seokmin kelas satu SMA.
"Kok lu bisa sekolah di tempat gue sih?"
"Ya bisalah. Gini gini gue pinter kak" jawab Seokmin percaya diri.
"Halah bacot nih kuda. Kuylah jalan, telat nih" Yuna langsung aja naik ke motornya Seokmin.
Yuna memang sudah dekat dengan Seokmin. Gimana enggak, mereka udah tetanggaan dari Yuna masih TK. Berhubung Yuna anak bungsu dan jarak umur dengan kakaknya beda jauh, Yuna jadi sering main dengan Seokmin.
Ya walaupun kadang Seokmin suka malu maluin. Udah gitu suka bego sendiri.
Pernah waktu SD, Seokmin dapat tugas stek tanaman. Nah waktu itu dia bujuk bujukin Yuna buat bantuin tugasnya itu. Yuna nggak mau, karena dia juga lagi banyak tugas. Jadilah Seokmin ngerjain tugasnya itu sendirian.
Dengan percaya dirinya dia stek batang pohon mangga dengan batang pohon pepaya. Katanya biar tercipta buahan jenis baru "manggapaya". Ya namanya juga Seokmin, punya otak tapi rada berjamur karena jarang dipake.
"Turun kak udah nyampe nih" ucap Seokmin waktu keduanya sudah berada di parkiran sekolahan.
"Sabar elah, ini juga gue mau turun" jawab Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweeties
Fanfiction"Nu, kalau ternyata gue suka sama lu gimana?" "ya ga gimana gimana" Dulu tuh kita masih terlalu muda, masih SMA. Masih abu abu soal yang namanya cinta. Kita tuh kaya buah stroberi, dominan asam tapi ada manis manisnya.