Lebaran -5

8.1K 1.2K 140
                                    

Takbiran Caca

"Kak Ca, kemarin Kakak juara dong takbirannya. Juara satu, dapat hadiah banyak, dapat piala juga," cerita Masha dengan semangat.

Suara tawa tertahan dari Ken, membuat Caca mendengus. Ketika mata mereka bertemu, kakaknya justru terbahak.

Jabatan kakak bisa dipecat nggak, sih? Sudah bawelnya nyaingin Mama pas persiapan takbiran, eh setelahnya makin menyebalkan. Semua itu tak lepas karena kegiatan takbiran.

Persiapan Takbiran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, takbiran di daerah Caca kali ini juga dilombakan. Pesertanya terdiri dari satu kring, ada lima totalnya. Ajaibnya, Caca yang ditunjuk menjadi ketua dengan alasan regenerasi. Caca awalnya menolak, tapi dia tidak bisa mengelak lagi ketika keputusan sudah mufakat.

Sejak terpilihnya jadi ketua, Caca otomatis bukan lagi menjadi anak rumahan. Dia sibuk sekali mengurus printilan-printilan lomba. Hingga suatu hari, papanya mulai komplain.

"Kak, rumahmu itu sekarang udah pindah di mushola, ya?" tanya Papa Alvin menegur Caca yang sedang berpamitan untuk ke mushola.

Hari ini dia akan mulai masuk ke proses pelatihan formasi takbir.

"Tahun ini aja kok, Pa! Janji, tahun depan nggak kayak gini lagi. Soalnya tanggung jawab, kan," jawab Caca sambil memohon diijinkan.

"Ya kalau tahun depan masih dikasih ketemu sama Ramadhan, Dek!"

Jleb.

Kalimat dari kakaknya yang ikut menyahut langsung tepat sasaran di hati Caca.

Astaghfirullah...

Bagaimana kalau yang diucapkan kakaknya benar?

Tapi ya Allah, ini amanah, juga untuk syiar dalam rangka menyambut hari kemenangan. Nggak papa kan, ya?

Caca langsung galau seketika. Kemudian, sang Mama menepuk pundaknya pelan.

"Tanggung jawab iya benar, Dek. Tapi, kamu harus bisa bagi waktu. Jangan sampai ibadahmu yang sudah mulai terarah jadi berantakan. Jadi ketua, bukan berarti semua beban ada di pundakmu, melainkan tentang bagaimana kamu bisa memimpin. Kamu punya wakil, bendahara, serta seksi-seksi lainnya. Arahkan supaya semua berjalan bersama tanpa ada yang timpang."

"Mamaku terbaiklah," celetuk Ken.

Caca mengangguk. Walaupun dalam hati dia belum bisa sepakat dengan perkataan mamanya. Ketika berorganisasi ada berbagai macam kepala. Begitu pun yang dialami Caca. Ada saja seorang yang tidak menjalankan tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya. Jika demikian, dialah yang harus mengambil alih. Hufft, seandainya saja dia bisa mundur dari jabatan ketua....

--

"Ca, Kak Ken telepon tuh," lapor Sofi kepada Caca yang sedang menggunting kertas emas untuk keperluan kostum.

"Biarin aja, nanti juga udahan."

Kemudian panggilan itu terulang hingga tiga kali. Caca masih mengabaikannya hingga suara telepon berubah menjadi pesan masuk. Sekali, masih diabaikannnya. Ketika lebih dari lima kali akhirnya Caca mengambil ponsel dan melihat pesan yang masuk. Matanya langsung membulat sempurna ketika membacanya.

💌Dek

💌Dek

💌Dek

💌Dek Caca

💌Hpmu ada jamnya kan, ya?

💌Lihat jam sekarang.

💌Pulang, Dek! Sudah jam satu!

Catatan Harian MashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang