"Ommmm! Om Kennnn! Bangun, Ommmm! Ini udah siang!" celoteh Masha yang sudah ada di kamar tamu. Dia menepuk bahu Ken, tetapi tidak ada tanggapan.
Hup.
Masha memanjat kasur dan duduk di samping Ken berbaring.
Ken merasa sesak napas dan langsung terbangun dari tidur. Dia membulatkan mata syok ketika melihat biang kerok yang sekarang menyeringai penuh kemenangan.
Sabar, Ken.
Ken kembali memejamkan mata, "Apa sih, Kak? Om ngantuk, mau tidur dulu."
Jika tadi hidung menjadi korban, sekarang adalah mata. Tangan kecil Masha berusaha membuka mata Ken yang terpejam. Ken menghela napas berat. Kalau sudah begini, apa dia punya pilihan lain selain bangun?
"Udah siang, Om. Kok mau tidul lagi? Om kayak mentog, enak-enak ngolok, ndak kelja."
Ya, Rab. Ini bocah boleh dipites, nggak sih?
Ken mengalah dan bangun dari posisi tidurnya. Menguap sekali lagi, lalu dia mengucek kedua mata. Rasa lelah dan kantuk sama sekali belum hilang.
"Opo, Sha? Opo, Mbak Masha?" tanya Ken dengan bahasa jawa, mengikuti Masha yang tadi berbahasa jawa seperti lagu anak-anak.
"Ayo nyuci motol, Om. Bial belsih."
Ken mengerutkan dahi. "Hah?"
"Motol, Om. Ayokkk!"
Masha menarik tangan Ken supaya lekas bangun. Diseretnya Ken menuju halaman depan. Di sana, ada Bila yang baru saja masuk pekarangan rumah dengan tas belanja.
"Mei, Kak Maca mau nyuci motol sama Om," lapor Masha dengan semangat.
"Iya, Kak." Bila beralih kepada Ken,
"Kapan dateng, Ken? Nggak istirahat dulu di dalem? Tidur-tiduran kalau capek."Daffa menghampiri ketiganya dengan ember dan gayung sambil tertawa. Bila menyipitkan mata, merasa aneh dengan suaminya yang sedang tertawa.
"Dia baru mau numpang tidur waktu Masha heboh nyariin, katanya mau diajak nyuci motor," jawab Daffa mewakili
Ken masih berdiri dengan sedikit sempoyongan karena rasa kantuk. Dia tidak punya energi sekadar untuk menjawab.
"Kak Sha, itu kan ada Ayah. Kamu nyuci sama Ayah, Om tidur dulu, ya," kata Ken dengan suara lirih.
"Kan motolnya Om, bukan Ayah."
Masha menolak.
"Kamu salah milih tempat buat istirahat kalau ke sini, Ken. Tahu sendiri kelakuan Masha ajaib," komentar Bila dengan wajah memohon maaf.
"Tadinya mau ke tempat Eyang, tapi Beliau lagi di rumah Ayah Reffi. Nah, di sana katanya si Kembar lagi main. Kan sama aja cari penyakit. Makanya milih ke sini," jelas Ken sambil mengambil duduk di teras. Dia sandarkan kepalanya di tembok. Masha lupa dengan kehadirannya untuk beberapa saat.
Bila mengangguk dan berpamitan untuk masuk. Dia kembali muncul sambil membawa teh yang masih mengepul tidak lama kemudian.
"Diminum, Ken. Ada acara apa ke sini? Tumben datang sendirian."
Lagi, Ken menghela napas. Dia ingat tujuannya sampai ke kota ini. Semua karena Caca. Anak itu terus merengek untuk diantar selagi libur.
"Ngater Tuan Putri," jawab Ken singkat. Dia mendengus.
"Caca? Lho, anaknya mana sekarang?"
"Tadi begitu sampai, kami sewa motor, terus langsung ke rumah Om Eza. Caca ya langsung nempel sama Najwa. Katanya mereka udah janjian mau explore Jogja. Mau istirahat di sana nggak enak, Om Eza-nya lagi nggak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Harian Masha
HumorIni cerita tentang seorang anak bernama Masha. Ini bukan cerita tentang bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar, melainkan hanya hal-hal sederhana yang sering dijumpai pada anak-anak.