Bojo Galak

10.5K 1.3K 76
                                    


"Yah, bojo itu apa toh, Yah?" tanya Masha ketika ayahnya baru pulang dari masjid. Sarung dan peci masih belum sempat dilepas.

"Bojo?"

"Iya, bojo."

"Oh, bojo." Daffa mengangguk santai. Digendongnya Masha menuju kursi di ruang keluarga. "Bojo itu bahasa jawa, Kak. Kalau bahasa indonesianya istri, kayak Memei gitu."

"Kalau bojo galak, jadi artinya memei galak gitu, Yah?"

"Eh?"

"Kak Masha dengar lagu bojo galak? Dari mana?" tanya Bila yang menggendong si Bungsu dan ikut bergabung.

"Lagu?" ulang Daffa membeo.

"Itu lho, Yah. Lagu yang lagi hits, masa nggak tahu?"

"Di kantor kan anak-anakku bukan anak hits, Mei. Kalau mereka tidak memutar, mana kutahu. Setiap hari yang mereka nyalain murotal, katanya biar kayak Muzammil terus dapat istri cantik kayak Sonia."

"Astaghfirullah, ending niatnya gitu banget. Bukannya Beliau pakai cadar? Bisa gitu mereka nilai cantik?"

"Namanya juga lelaki, anak muda, Mei. Mereka bisa nilai cantik bahkan hanya dari tatapan mata. Makanya, kamu jangan pernah upload foto di sosmed lagi."

Bila meringis. Dia ingat beberapa waktu lalu latah ikut membuat instagram seperti Najwa. Dipostingnya foto keluarga yang tampak indah di mata. Sampai akhirnya, suaminya yang meminjam ponsel melihatnya. Dia mendapat ceramah gratis, larangan untuk mengupload lagi dan terpaksa menghapusnya. Kebetulan sekali, kemarin dia bertukar cerita dengan adik iparnya yang ternyata bernasib sama. Setelah ditelaah maksud dan tujuannya, Bila sangat bersyukur mendapat larangan yang sekaligus sebagai tanda cinta tak kasat mata.

"Yah, Yah, Yah!" panggil Masha meminta perhatian.

Ups, orangtuanya salah fokus justru membahas instagram.

"Ya, Kak? Gimana tadi?"

"Jadi, kalau Memei marah-marah itu sama kayak bojo galak?"

Daffa nyaris terbahak. Dia sengaja berdeham untuk mengalihkan tawa.

"Kapan Memei marah-marah, Kak?" protes Bila.

"Kalau Kak Masha malas bangun, marah-marah. Kalau Kak Masha mandi lama, marah-marah."

"Itu bukan marah, Kak," ralat Daffa. "Tapi, Memei itu lagi nasehatin. Masa anak cantik malas bangun, anak cantik itu bangun pagi, bantu memei. Terus nanti kalau mandi kelamaan bisa masuk angin, makanya tidak boleh sambil main, lama-lama."

"Oh begitu...."

Masha mengangguk mengerti.

"Tadi, Kak Masha dengar lagu bojo galak dari mana, Kak? Tempat Nte Nawa?" tanya Bila penasaran.

"Bukan, Mei. Tadi waktu lagi ngaji ada Mas Doni sama mas-mas yang lain nyanyi lagu itu. Terus dimarahin sama Pak Ustad. Katanya mending shalawatan daripada nyanyi bojo galak."

"Betul, lebih berfaedah," sahut Daffa mantap.

Bila menggelengkan kepala geli mendengar istilah yang diucapkan suaminya. Ini Kak Daffa lho, jarang sekali memakai istilah gaul dan anak muda seperti sekarang. Hm, pasti efek anak-anaknya lagi.

"Jadi, tadi di tempat Nte Nawa ngapain aja, Kak?" tanya Bila lagi, mengalihkan perhatian Masha dari lagu bojo galak.

"Foto-foto, Mei. Banyak banget Kak Masha difotonya." Masha menjawab dengan semangat.

"Foto-foto?"

"Iya, tadi Kak Masha difoto. Fotonya bawa bukunya Om Andra gitu, Mei, Yah."

Masha turun dari pangkuan ayahnya dan mengambil buku mewarnainya yang kebetulan ada di meja. Dia memegang buku tepat di depan wajahnya.

"Begini fotonya, ditutupin mukanya. Terus, Nte Nawa bilang, Memei disuruh foto bukunya Om Andra juga. Suruh ikutan apa ya namanya, Mei? Em.... apa ya...."

"Lomba?" tebak Bila.

"Bukan." Masha menggeleng.

"Kuis?" tebak Daffa.

"Bukan juga. Apa sih, susah ngomongnya. Itu lho, waktu Mbak Hani jatuh dari motor tangannya diapain?"

"Di-gip?"

"Iya gip. Kata Nte Nawa, Memei suruh ikutan gip aja. Kalau ndak ikut, ntar Om Andra ndak mau bawain si Kembar ke sini."

"Gip aja...." ulang Daffa, kembali membeo, tidak mengerti maksud dari perkataan Masha.

"Giveaway maksudnya, Kak?"

Masha tertawa renyah. "Hahaha, iya betul, Mei. Apa tadi? Giv--?

"Away."

"Iya yang itu. Kok malah gip aja. Hihihi."

Masha terkikik geli mendengar istilahnya yang keliru.

"Giveaway apa, Mei?" tanya Daffa yang masih belum paham.

"Itu lho, Yah. Dalam rangka promosi novelnya Andra, DIA. Jadi dia ngadain giveaway berhadiah novelnya gitu di akun instagram penulisnya, lainilaitu. Kemarin sempat dapat info dari grup."

"Oh, begitu...."

"Mei! Adek udah tidur, Mei. Itu matanya udah merem!" teriak Masha kemudian. Naufal yang baru saja terlelap di seberangnya membuka mata sebentar dan menggeliat. Bila dengan sigap langsung berdiri dan mengayunkan pelan.

"Lhaaa, malah bangun lagi."

Daffa yang melihat Bila menghela napas akhirnya angkat bicara. "Itu adeknya bangun karena Kak Masha tadi teriak. Ssst, ngomongnya pelan-pelan aja, ya."

"Iyaaa." Masha menjawab ayahnya dengan berbisik, lirih nyaris tak terdengar.

**

Dunia di luar rumah bagi seorang anak ibarat medan perang bagi orangtua. 


Assalaamu'alaikum.

Lama Kak Masha ngumpet, akhirnya muncul lagi buat promosi. Maafkan, Kak Masha sengaja dimanfaatkan. Lol. Jadi buat info lebih lengkapnya tentang info Giveaway DIA bisa dicek infonya di instagram (at)lainilaitu. Jangan lupa buat ikutan, ya.

Regards

Alyaaa

Catatan Harian MashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang