(Special) Arin - For The First Time

992 69 6
                                    

Chapter EPILOG sebelum ini di sudah di unprivate :)

Arin (SMA Tahun Pertama)

"Jadi semester depan kamu mau pindah ke London ikut orangtua kamu?"

Bu Kahi menatap Kim Arin dengan tatapan serius. Meski sudah tau dari orangtua sang murid itu langsung, namun sebagai Guru, Bu Kahi tetap ingin memastikan hal tersebut dari mulut anak didik kesayangannya itu.

Arin merupakan salah satu siswa yang terkenal karena sikapnya yang baik serta prestasi akademiknya yang bagus. Selain itu Arin juga memeliki kelebihan lain di bidang seni lukis yang berasal dari darah Ayahnya.

"Iya Bu. Kedua orangtua saya akan menetap di sana. Jadi, saya dan Kakak saya harus ikut mereka" Jawab Arin dengan ekspresi sedih. Ia tau, Bu Kahi sedih akan keputusan itu, bagi Arin, Bu Kahi juga merupakan salah satu Guru favoritnya. Bu Kahi saat ini juga merupakan wali kelasnya.

"Oh ya Bu, sebelum pindah, saya lupa kalau belum mengembalikan Buku Nick Vujicic yang Ibu pinjamkan minggu lalu. Besok akan saya kembalikan Bu"

Arin teringat bahwa 1 minggu yang lalu saat ia sedang mengantarkan tugas ke ruang Guru, ia melihat Buku Life Without Limits karya Nick Vujicic yang ada di atas meja Bu Kahi. Melihat Arin yang terus-terusan melirik pada buku itu, Bu Kahi akhirnya meminjamkannya pada Arin.

Arin merasa tidak enak, karena tau buku tersebut adalah pemberian salah seorang teman Bu Kahi saat Arin tidak sengaja membaca pesan di halaman awal Buku tersebut.



Pagi itu, Arin bersiap berangkat ke sekolah. Biasanya setiap pagi, Arin diantar oleh Om Suho. Namun hari ini, pamannya itu sedang tugas di luar kota sehingga mau tidak mau Arin harus berangkat sendiri menaiki bus trans lalu berjalan kaki dari halte ke sekolahnya.

Definisi cowok sempurna menurut Arin, sampai saat ini adalah Kim Suho, Omnya. Wajah tampan, baik hati, penyayang, pintar semua hal-hal baik ada pada lelaki itu.

Cowok idaman, begitulah Arin selalu membanggakan pamannya itu.

"Pokoknya gue mau cari pacar modelan Om Suho, Som. Cowok idaman. Sampe saat ini, belum ada yang nyampe levelnya Om Suho yang gue temuin" itulah yang sering diutarakan Arin pada Somi, sahabatnya, jika ada lelaki yang mendekatinya.

Arin turun dari bus dan sedikit berlari ke halte karena sedikit gerimis. Cuaca hari ini memang terlihat kurang baik. Bahkan dapat ditebak, bahwa akan hujan lebat nantinya hingga malam.

Saat ini, Arin sedang memegang tote bag putih bergambar rubah yang berisi payung lipat dan beberapa buku, salah satunya adalah Buku milik Bu Kahi yang mau ia kembalikan. 

Arin duduk sebentar dan mengeluarkan payung lipat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin duduk sebentar dan mengeluarkan payung lipat itu. Tentu Arin tidak mau bajunya basah saat sampai ke sekolah. Meskipun cuma gerimis, namun jarak halte dan gerbang sekolah lumayan bisa membuat baju seragamnya basah.

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang