31

580 77 1
                                    


Arin melempar kotak makanan ke arah Minhyun dan Nayoung. Minhyun yang segera mendorong tubuh Nayoung kasar menatap ke arah pintu menyadari kehadiran. Ia melihat Arin dengan air mata merah berair menatapnya marah.

Pikiran Minhyun yang tadinya blank segera kembali dan ia berlari mengejar Arin.

Tangannya sempat ditahan oleh Nayoung. Namun Minhyun melepaskannya dengan sangat kasar.

"JANGAN COBA-COBA SENTUH GUE! APALAGI NGELAKUIN YANG KAYAK BARUSAN! PERGI LO!" teriak Minhyun dengan nada marah meninggalkan Nayoung.

"GILA LO HYUN! BANGSAT!" Ucap Ong marah menarik kerah baju Minhyun.

"INI SALAH SAPAHAM ONG, CEWEK ITU YANG KEGATELAN, GUE MAU NGEJAR ARIN, LEPASIN GUE ONG" Ong yang masih menatap tajam Minhyun pun menyerah dan melepaskan kerah baju Minhyun yang ia cengkram.

Minhyun berlari ke arah lobi dan berhasil mengejar Arin. Dengan segera Minhyun menarik tangan Arin ke lorong yang agak sepi mengajak istrinya untuk bicara.

"Lepasin gue! Dasar lelaki bajingan lo!" bentak Arin sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Minhyun.

"Arin, please tolong dengerin aku dulu"

"DIEM LO, GUE GA PERCAYA LAGI SAMA LO!" ucap Arin kasar pada Minhyun.

Minhyun berusaha tenang menarik napas dengan sikap Arin,

"ini salah paham Arin. Dia yang tiba-tiba nyium aku. Aku ga tau apa-apa" Jelas Minhyun berusaha menyampaikan selembut mungkin menahan emosinya.

"tiba-tiba nyium?, trus tangannya sampe dikalungin gitu di leher? Gitu??? Ohh... pantesan ya, sering ngelarang aku jam istirahat ke rumah sakit, pantesan ga mau aku nganter makanan kalo siang. Diam-diam pacaran sama Dokter itu. Ohh, iyaa, aku kan bukan dokter  ya, malu ya, punya istri bukan dokter? YA UDAAH LAH YAA... CERAIIN AJA PELUKIS MISKIN INI, NOOH NIKAH SAMA DOKTER YANG SOK KECENTILAN ITU"

Minhyun hanya diam mendengar Arin yang sedang marah.

"kamu kenapa sih?" Ucap Minhyun datar.

"apa? Kamu nanya apa? AKU KENAPA? DOKTER HWANG MINHYUN MASIH NANYA?" balas Arin kesal menatap balik wajah Minhyun.

"aku udah jelasin, kalo ini salah paham. Dia yang tiba-tiba nyosor gitu aja. Kamu kenapa sih ga percaya sama aku, malah marah-marah gini? Marah kamu aneh Arin, berlebihan tau ga" Minhyun kembali bicara mencoba setenang mungkin.

"BERLEBIHAN? UDAHLAH GA PEDULI, LEPASIN TANGAN AKU. AKU MAU PERGI"

Melihat Arin yang masih kekeh dengan emosinya, akhirnya Minhyun sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.

"ARIN LIAT AKU SINI" paksa Minhyun menarik bahu Arin membuat perempuan itu menghadap lurus ke arahnya.

"Rin, aku udah jelasin baik-baik ya. Bisa ga sih, kamu ga kenak-kanakan gini. Aku ngerti kamu marah, tapi ga gini juga. Kita bisa ngomong baik-baik" Minhyun mulai meninggikan suaranya. Arin hanya diam menatap Minhyun yang mulai marah.

"Aku ga pernah mengkhianati kamu, aku ga akan mungkin pernah selingkuh, kamu juga tau itu Arin. Aku jujur sama kamu, dan udah jelasin tadi itu gimana.

Lagian kamu sendiri? Cerita antara kamu dan Daniel, emang kamu pernah jujur ke aku?"

Tiba-tba Minhyun membawa-bawa nama Daniel. Setelah sekian lama menahan-nahan akhirnya hal ini terlempar juga dari mulut Hwang Minhyun.

"Kamu sendiri pernah jujur ga, tentang hubungan kamu dan Daniel? Ada hubungan apa kamu sama dia waktu di London, kenapa ga ngasih aku, dan bahkan setelah kita menikah kamu masih ketemu dan berhubungan sama dia. Kamu jujur ga sama aku? Engga kan Rin?"

Arin hanya menunduk dan terus menangis. Tenaganya mulai hilang untuk berdebat dengan Minhyun. Minhyun pun perlahan melepaskan genggamannya pada tangan Arin.

Minhyun sangat emosi, namun melihat ekspresi Arin sekarang, Ia menjadi merasa bersalah. Namun setidaknya hal yang mengganjal dihati sudah ia keluarkan.

"Aku mau pulang dulu" ucap Arin pelan.

"Kamu tunggu di sini, aku ambil kunci mobil dulu. Kita ngomong di rumah"

Namun saat Minhyun kembali ke ruangannya, Arin sudah berjalan keluar mencari taxi dan pergi.


Minhyun kembali ke ruangannya untuk mengambil kunci mobil, namun tangannya kembali ditahan oleh seseorang, Ong Seungwoo.

"sebelum lo pergi dengerin gue, istri lo lagi hamil. Jangan sampe lo nyakitin Arin LAGI Hyun" nasehat Ong.

Minhyun melebarkan kedua matanya menatap Ong dengan wajah terkejutnya. Dahinya berkeringat dan tangannya gemetar mendengar ucapan Ong barusan.

"tadi Arin dibawa Tante Hwang untuk pemeriksaan. Ternyata dia hamil. Baru aja dia mau ngasih tau lo, tapi si gatel Nayoung malah bertingkah" jelas Ong kesal.

Minhyun membuang napas kasar, ia memejamkan matanya menahan semua kekesalan hatinya. Matanya memerah dan air matanya juga mulai menetes. Saat ini Minhyun merasa menyesal, sangat sangat menyesal. Pantas saja emosi Arin sangat tidak bisa terkendali saat ia berusaha menjelaskan pada Arin tadi, pikirnya.


"Minhyun.. gue.." tiba-tiba Nayoung datang dan sukses membuat Minhyun mengalihkan pandangan tajamnya pada perempuan itu.

"DIEM LO! KALAU SAMPE TERJADI APA APA SAMA ISTRI GUE, ABIS LO SAMA GUE!"

Minhyun marah dan melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu.


Terdengar bisik-bisik dari orang sekitar yang mengamati kejadian siang itu.

..."Ternyata Mba itu, istrinya dokter Minhyun"...

...."Tadi berarti sama mertuanya ya, periksa kandungan. Hamil beneran berarti?"....

...."eh jadi beneran Dokter Hwang Minhyun itu anaknya yang punya rumah sakit?"....

...."Rumornya Dokter Minhyun itu cucuya Direktur Hwang, yang bakal ngewarisin seluruh rumah sakit punya keluarga Hwang"....

...."Jadi si Dokter Nayoung yang sok sok an ngaku deket sama Dokter Minhyun gimana dong?"....

...."Ga tau malu banget sih, si Nayoung itu"...

....."Kalau mereka cerai gimana?"





thanks udah mampir, vote seikhlasnya aja :)

mohon maaf ya, dengan segala kekurangan ff ini... 

ditunggu juga masukannya, reader-nim hehe

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang