16

633 99 8
                                    

"Arin!" panggil seseorang yang sedang berjalan di lorong pajangan lukisan. Arin melirik dan mengernyitkan dahinya. Orang itu semakin dekat, Arin menyadari kedatangan orang yang dikenalnya itu.

 Orang itu semakin dekat, Arin menyadari kedatangan orang yang dikenalnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Loh, Kak Ong. Apa kabar kak?" tanya Arin ramah.

"Baik Rin, Aku mau nyari lukisan. Kebetulan Jaehwan buka Cafe baru lagi. Jadi aku mau kasih hadiah lukisan untuk dia"

"Cafe baru lagi? Cafe 101 masih ada ga kak?"

"Masih lah... itukan Cafe pertama milik Jaehwan. Sekarang dia buka lagi cafe yang lebih besar, namanya Cafe Wanna One" jelas Ong.

"Ohh... nama Cafenya bagus. Pilih aja kak, banyak kok gambar yang cocok untuk pajangan di cafe"

"eh Rin, Minggu depan lo sama Minhyun udah mau nikah kan?" ucap Ong tiba-tiba serius menatap Arin.

Arin hanya mengangguk pelan dan sedikit tersenyum. Arin mengingat kejadian 2 hari yang lalu di apartemen Minhyun. 

Sejak saat itu Arin dan Minhyun belum bertemu lagi, karena keduanya benar-benar sedang sibuk mengejar pekerjaan masing-masing karena minggu depan harus mengosongkan jadwal untuk pernikahan mereka. 

Segala persiapan sudah disiapkan oleh kedua orangtua mereka. Bahkan baju pernikahan sudah disiapkan oleh Mama Arin khusus dari designer baju pengantin terkenal kenalannya. Arin dan Minhyun hanya perlu menyiapkan diri untuk pernikahan mereka.

"gue seneng Rin, akhirnya lo dan Minhyun bisa berakhir bersama" ucap Ong pertama kali, saat mereka berdua duduk menikmati kopi di sofa galeri Arin.

"Minhyun udah lama suka sama lo. Tapi emang dasar dianya aja yang bego. Hahaha, tiap dia mau nembak lo selalu aja gagal. Katanya lo salah paham terus. Bahkan terakhir kali dia nembak lo, lo malah mikir dia mau jadian ama Nayeon" ucap Ong sambil tertawa kecil.

Arin membulatkan matanya sambil mencerna omongan Ong. Ia ingat betul, hari terakhir ia bersama Minhyun di mobil 4 tahun lalu. Ia memaksa turun dari mobil Minhyun, padahal udah malam. 

Waktu itu ia berpikir bahwa Minhyun naksir teman sekelasnya Nayeon. Padahal waktu itu Minhyun mau menyatakan perasaannya pada Arin, yang berujung terjadi pertengkaran di antara mereka.

"Tapi aku pikir dulu cinta aku bertepuk sebelah tangan Kak... sebenarnya, bahkan di hari keberangkatan aku ke London, aku masih nunggu Kak Minhyun. Tapi nyatanya, dia ga datang, seenggaknya... buat nyegah aku, agar aku ada alasan untuk engga pergi" 

ucap Arin sambil memandang cangkir kopi di depannya dan memainkan jarinya di pegangan cangkir.

"Dia ngejar lo ke bandara"

Arin mengernyitkan dahinya lalu menatap Ong menunggu kelanjutannya.

"Dia ngebut ke bandara, padahal saat itu ada ujian sama Dokter Chanyeol. Dan Minhyun terancam ngulang modul tahun depannya" ucap Ong serius.

Mendengar hal itu sontak membuat Arin kaget dan tidak percaya.

"Tapi Minhyun telat sampai bandara, dan gagal ketemu lo. Setelah lo pergi dia jadi kayak orang stress. Mendem seminggu di apartemennya. 

Untung aja Papanya Minhyun bisa ngurus biar Minhyun ikut ujian susulan. 

Dia sempat kacau sehabis lo pergi. Tapi untungnya dia pribadi yang kuat, dia cepet balik normal lagi kuliah. 

Tapi soal cinta, dia bener bener udah nutup diri"

"Aku ga tau kak, ternyata Kak Minhyun......" Arin berhenti dan hanya menundukkan kepalanya.

"Tau ga Rin, sebenernya abis lulus SMA Minhyun disuruh orangtuanya buat kuliah kedokteran di Jepang dan menetap di sana bareng orangtuanya. Tapi apa? Minhyun nolak. Dia mau ngikutin keinginan orangtuanya buat kuliah kedokteran, tapi dengan syarat kuliahnya di sini. 

Alasannya? Karena dia ga mau pisah sama lo" jelas Ong panjang lebar.

Arin hanya semakin terdiam mendengar cerita Ong.

Pikiran Arin flashback ke masa beberapa tahun lalu. 

Bukan dia yang selalu ada di sisi Minhyun, tapi Minhyun yang selalu ada. Antar jemput Arin setiap hari, saat Arin bete, belajar, jalan-jalan. 

Semua selalu ada Minhyun. 









Lanjut ga nih??

Vote dan Comment seikhlasnya aja ya. Aku ga maksa hehe

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang