14

627 101 1
                                    




Minhyun keluar kamarnya setelah mandi dan mengganti baju.

Ia melihat Arin tertidur pulas di sofa dengan tv masih menyala. Minhyun mendekati Arin, menatap dalam wajah gadis itu. Satu tangannya mulai mengusap rambut Arin pelan,

Aku ga nyangka kita bisa ketemu lagi Rin. Setelah kamu menghilang selama 4 tahun dan sekarang kamu tiba-tiba muncul dihadapan aku, semua rasanya seperti mimpi. Aku ga tau apa yang akan terjadi pada 'kita' selanjutnya. Tapi satu hal, aku takut melakukan kesalahan lagi...

Arin terbangun mendengar suara dari arah dapur. Hidungnya juga refleks mencium bau sedap dari arah sana. Ia berjalan menuju dapur dan mendapati Minhyun dengan apronnya sedang memasak makanan. Ia berhenti sejenak dan menatap Minhyun dari belakang. Meskipun badan Minhyun yang sekarang terlihat lebih tinggi dan gagah, namun sisi belakang Minhyun masih terlihat sama. Arin yang dulu selalu berjalan di belakang Minhyun tidak akan pernah lupa hal ini.

Menyadari Arin yang dari tadi berdiri di belakangnya Minhyun berbalik dan menyapa.

"Kita belum makan malam kan, aku udah siapin makan malam, yuk" Minhyun membawa makanan yang telah dimasaknya ke meja makan. 

Arin mengikutinya dan duduk diseberang Minhyun.

Saat makan, suasana canggung kembali terjadi. Keduanya hanya saling diam.

Arin menatap Minhyun dan mulai memperhatikan raut wajah Minhyun mulai tampak aneh.

"Kamu sakit?" tanya Arin

"hm? Engga kok" jawab Minhyun sambil melanjutkan makannya.

Arin berdiri dari kursinya dan mendekat pada Minhyun. Ia menempelkan tangannya pada dahi Minhyun, dan membulatkan matanya menatap Minhyun.

"Mana termometer kamu?" tanya Arin.

"di dekat lemari" jawab Minhyun menurut.

Arin mengecek angka yang ditunjukkan oleh termometer digital yang selesai ditempel di bawah ketiak Minhyun. Ia menarik napas panjang dan menatap Minhyun.

"Kamu demam" Arin mengarahkan termometer tersebut dan memperlihatkannya angka hampir 39 derajat celcius yang tertera disana pada Minhyun.

"Aku gapapa kok" ucap Minhyun berusaha menenangkan Arin yang terlihat mulai serius.

"Kamu dokter ga sih? Masa ga tau ini udah masuk kategori demam apa bukan" omel Arin.

Minhyun hanya diam tidak membantah.

"Kotak obat kamu mana? Ada PCT kan?" Arin mulai berjalan menuju lemari dan mencari obat.

"Ga usah Arin..." Minhyun mulai mengikuti langkah kaki Arin. Namun Arin telah menemukan obat yang ia cari dan mengambil air untuk Minhyun.

"Gini-gini aku juga pernah kuliah kedokteran. Masa obat demam aja aku ga tau" Omel Arin lagi.

"Kamu minum obat, trus ke kamar istirahat"

Minhyun hanya mengikuti. Arin menarik tangan Minhyun dan mengantarnya ke kamar.

Minhyun telah berbaring di tempat tidurnya, sesaat kemudian Arin datang lagi dengan membawa kompres.

Jujur saja, Minhyun merasa tubuhnya memang tidak enak sedari tadi. Ia merasa pusing dan berkeringat. Namun ia berusaha terlihat sehat di depan Arin.

Sudah pukul 1 malam, Arin masih terjaga dan sesekali mengganti kompres Minhyun. Ia duduk di samping Minhyun dan terus menjaga Minhyun yang tadi beberapa kali mengigau. Arin terlihat merasa bersalah karena Minhyun jadi begini karena dirinya. Arin mengusap wajah Minhyun pelan, lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah pucat Minhyun.

Cup

Arin mencium kening Minhyun yang sedang tertidur.

"makasih... dan... maaf udah bikin kamu jadi sakit"

Tiba-tiba tangan Arin merasa tertarik, dan tubuhnya jatuh ke arah Minhyun. Ia kaget, ternyata Minhyun tidak tidur, meski matanya tertutup dari tadi.

Minhyun menarik Arin ke dalam selimutnya dan memeluk tubuh gadis itu. Arin merasakan tangan Minhyun melingkar dipinggangnya dan menarik gadis itu lebih dekat ke arahnya. Arin yang kaget hanya membiarkannya saja. Wajah mereka kini sangat dekat. Detak jantung Arin mulai tak karuan, ia merasakannya dengan jelas. Namun, ia juga mendengar detak jantung Minhyun yang tak kalah kacaunya seperti dia. Arin hanya diam dan bingung,

Ini apa...







Kalo bagus kasih vote, kalo engga juga gapapa hehe :)

semoga suka sama ceritanya

Selamat Lebaran bagi yang merayakan :)

Selamat libur juga hehe

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang