15

647 97 3
                                    

Cahaya matahari mulai masuk melalui celah celah tirai kamar.
Arin mulai terbangun dari tidurnya. Dan matanya langsung terbelalak saat melihat Minhyun yang sedang menatapnya dengan jarak yang begitu dekat.
Posisi mereka masih sama sejak semalam seingat Arin.
Ia masih merasakan tangan Minhyun masih memeluk tubuhnya di balik selimut. Tidak ada pergerakan antara keduanya, mereka hanya saling tatap beberapa lama.

Arin menyadari tatapan Minhyun kali ini sangat dalam dan tulus, tatapan itu membuat detak jantungnya kembali berdetak tidak karuan.

Minhyun menatap bibir Arin sejenak lalu kembali menatap mata Arin lagi, seolah memberi kode akan sesuatu yang akan ia lakukan. Ia mendekatkan wajahnya, dan Arin refleks memejamkan matanya dan pasrah.

Cup

Minhyun mencium bibir Arin sangat lembut.

Lama...

Arin bingung, namun entah apa yang ada dipikirannya, ia refleks membalas ciuman itu. Membuat Minhyun sedikit tersenyum, dan melanjutkannya.

Minhyun mencium bibir Arin sangat lama, hingga batas Arin mulai kehabisan napas.
Menyadari hal itu Minhyun melepaskan ciumannya.

Kedua mata mereka masih terpejam. Kening mereka beradu.
Minhyun mengeratkan pelukannya terhadap Arin, dan tanpa sadar beberapa tetes air matanya mengalir.

“Aku takut..”
Arin mulai membuka suara. Minhyun melonggarkan pelukannya dan menatap Arin kembali.

“Aku takut, melakukan kesalahan lagi....”
ia terdiam sejenak dan menatap mata Minhyun dalam.

“Aku takut, jatuh cinta lagi” ucap Arin lirih dan menekuk wajahnya.
Minhyun meraih wajah Arin dan membuat Arin kembali menatapnya.

“Aku juga takut, melakukan kesalahan lagi....”
ucap Minhyun menatap mata Arin dalam.

“Aku takut, kehilangan kamu lagi”
Arin terdiam, mencoba mencerna kata-kata Minhyun. Ia takut salah tafsir atas apa yang baru saja ia dengar.

“Ciuman tadi, juga bukan yang pertama bagi kita” ucap Minhyun dengan sedikit tersenyum.

“bu... bukan yang per..tama?” Arin menatap Minhyun bingung.


Flashback

-Malam itu di taman, sepulang dari Cafe 101-

“Kak, kok rasa minumannya aneh” ucap Arin memandangi kaleng minuman yang baru saja ia habiskan. Kepalanya tiba-tiba pusing dan terjatuh ke pundak Minhyun yang ada disebelahnya.

Minhyun pun kaget, takut terjadi apa-apa pada Arin.

“Rin, rin...”
Minhyun memegang pundak arin dan menepuk-nepuk Arin yang...ketiduran.

“Astaga, ini kan ada kandungan alkohol. Arin, ya ampun. Kebiasaan, ga baca dulu. Main minum aja nih anak” omel Minhyun yang mengecek kaleng minuman yang diminum Arin.

Minhyun memposisikan kepala Arin menyender di dada bidangnya sambil mengusap-usap rambut Arin dengan lembut.

“kamu kenapa sih Rin, aku kan mau bilang kalo aku juga suka sama kamu. Jarang-jarang ada kesempatan kayak gini Rin. Bego emang aku ini Rin, ga tau cara bilangnya ke kamu gimana. Ini yang pertama bagi aku Rin, maafin aku gagal menyatakan perasaanku malem ini. Aku janji, nanti aku coba lagi di waktu yang tepat”
ucap Minhyun pelan sambil tetap mengusap ngusap rambut Arin yang tertidur di sampingnya.

hmmm...kak...” Arin mulai mengigau ringan di pelukan Minhyun.
Minhyun menatap Arin, dan memperhatikan wajah cantik gadis di pelukannya itu. Minhyun tersenyum mengangkat kedua sudut bibirnya.

Arin cantik, batin Minhyun.

Minhyun hanyut dalam suasana, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Arin, hingga tidak ada jarak antara keduanya. Minhyun mencium lembut bibir Arin,
Satu detik,
Dua detik,
Tiga detik,
.
.
.
Lama,
Hingga Arin yang sedang tidur secara tidak sadar mengelakkan kepalanya.
Minhyun kaget takut Arin bangun. Setelah memastikan Arin yang masih tertidur, ia tersenyum kembali dan mempererat pelukannya.

“Sesuka itu rin, aku sama kamu” ucap Minhyun pelan sambil menatap bintang-bintang dari kursi taman sambil memeluk Arin.

Flashback end


“Kak...” panggil Arin.
Minhyun sedikit kaget mendengar panggilan itu keluar dari mulut Arin setelah sekian lama. Ini pertama kalinya Arin memanggilnya ‘kak’ sejak mereka bertemu lagi setelah 4 tahun.

“Aku takut salah mengerti... aku bingung dengan semua ini” Arin tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan atas ucapan dan tindakan Minhyun sedari tadi. Tidak seperti sikap Arin yang biasanya. Kali ini ia benar-benar mencoba untuk sewaras mungkin.

“Aku sayang sama kamu Arin. Bahkan dari waktu SMA dulu, cuma kamu satu-satunya gadis yang mengisi hati aku. 4 tahun kamu pergi, dan sekarang ada di depan aku lagi, engga ada yang berubah. Selalu kamu orangnya”

Air matanya mulai mengalir mendengar ucapan Minhyun. Terdengar manis, namun masih sulit untuk ia percaya.
Minhyun nyeka air mata yang keluar itu dengan tangannya.

“Maafkan aku yang dulu kaku berhadapan dengan yang namanya cinta. Dulu aku terlalu nyaman karena mikir kamu selalu ada di sisi aku. Namun aku salah. Kali ini aku ga mau melakukan kesalahan kedua, aku ga mau kehilangan kamu lagi Arin” ucap Minhyun sambil mengusap usap wajah Arin yang sedari tadi tak henti mengeluarkan air matanya.




Maaf kalo terlalu drama
Semoga suka 😊

Bolehlah vote dan komennya, aku juga butuh kritik dan saran😊

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang