34

633 75 0
                                    

Sekitar 5 bulan, sejak keduanya setuju untuk berpisah sementara.

Bukan, lebih tepatnya, hanya Arin.

Minhyun tidak menyetujui ide itu. Namun Arin yang keras kepala memohon padanya, dengan alasan ingin merenung dan menenangkan diri.

Minhyun yang awalnya bersikeras tidak setuju dengan ide itu, akhirnya luluh dan mengikuti keinginan Arin.

"Take your time Rin, aku bakal nunggu kamu untuk kembali"





***

Minhyun melipat snelli nya, meraih tas kerja, dan bersiap untuk pulang ke apartemennya. Tiba-tiba matanya teralih pada sesosok pria yang bersandar di pintu ruangan kerjanya.

"Mau sampai kapan Hyun?" Ong Seongwu melipat tangannya di dada dan menunjukkan ekspresi kasihan.

"Maksud lo Ong?" jawab Minhyun santai sambil kembali merapikan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas kerja.

"Jangan pura-pura ga tau Hyun. Lo sama Arin sampai kapan main kucing-kucingan gini. Kalian berdua itu... Ahhh, capek gue liatnya" Ong mendecak kesal.

"Kalau dia udah tenang, gue bakal-"

"Bakal apa? Mau sampai kapan Hyun? 

Ini udah 5 bulan. 

Liat diri lo sekarang, coba ngaca. 

Bentuk lo udah kacau gitu. 

Badan lo kurus, mata lo udah cekung. 

Lo kayak ga terawat Hyun" 

Ong menghela napas kasar akibat kesal dengan kondisi Minhyun yang terlihat sangat 'tidak baik-baik saja' saat ini.

Minhyun hanya diam dan membalas dengan senyum kecil yang dipaksa. Tak ada yang bisa ia bantah dari ucapan Ong barusan. Memang begitulah adanya. 

Wajah Minhyun terlihat semakin tirus, kantung matanya terlihat jelas. Keadaannya tidak serapi biasanya. 

Tidak jarang Minhyun mengambil jadwal jaga malam dan lembur, ia menyibukkan dirinya di rumah sakit, berharap melupakan masalahnya sejenak.

"Lo lemah Hyun! Masih sama kayak dulu" 

Ucapan Ong Seongwu spontan membuat Minhyun menegakkan kepalanya dan menatap Ong serius.

"Ini lebih baik dari pada 4 tahun lalu, saat dia bener-bener ngilang. Seenggaknya, sekarang gue tau dia dimana, gue bisa liat wajahnya, walaupun-"

"walaupun liat dari jauh doang? Udahlah ga usah membela diri. 

Usaha lo kurang keras Hwang Minhyun. 

Gue kecewa sama lo, gue pikir lo udah belajar dari kesalahan lo sebelumnya".

Ong akhirnya berjalan meninggalkan Minhyun yang masih terdiam di tempatnya. 

Ucapan Ong barusan, ada benarnya. Bahkan setelah berpisah dari Arin, Minhyun hanya menunggu Arin kembali padanya, tanpa melakukan usaha apa-apa. 

Apa ia selemah itu? Dulu kesalahannya membiarkan Arin pergi. Dan setelah itu tangan Tuhan bertindak dan mempertemukan mereka kembali lewat skenario perjodohan keluarga.

Seharusnya aku belajar, untuk tidak melakukan kesalahan kedua, batin Minhyun.





***

Minhyun memasuki apartemennya. Ia melirik sekeliling dan berhenti sejenak.
Lalu ia tersenyum kecil memperhatikan kondisi apartemennya yang bersih dan rapi, sangat berbeda dengan kondisi saat ia tinggalkan dua hari yang lalu. 

Ya, Minhyun mengambil jadwal jaga malam selama 2 hari di rumah sakit.
Dan selama dua hari itu juga, ia sering melewatkan jam makan dan hanya tidur 1-2 jam. 

Sebenarnya bukan hanya sejak 2 hari itu saja. Namun sudah sejak beberapa bulan yang lalu.
Meski sering diomeli oleh Ong, bahkan Ibunya, namun Minhyun tetap bersikeras dengan jadwalnya itu.

Minhyun membuka kulkas, dan kembali tersenyum mendapati brownies coklat kesukaannya berada di sana.
Tentu saja Minhyun tau, ini semua dari Arin.

Meski berpisah, namun Arin tetap rutin mengunjungi apartemen. Arin berberes-beres, merapikan ruangan, serta menyediakan makanan untuk suaminya itu.
Namun tentu saja, Arin datang saat Minhyun sedang berada di rumah sakit. Arin sudah tau betul jadwal Minhyun, sehingga ia dapat menebak-nebak dengan mudah waktu-waktu agar ia tidak bertemu dengan Minhyun.

"Aku rindu kamu, Arin" ucap Minhyun sambil tersenyum tipis menatap brownes coklat di depannya.



Dengan tatapan dingin aku tak dapat berkata-kata 

Hanya memandangmu dalam kesendirian 

Meskipun dasar hatiku merasakan sakit seperti ini 

Meskipun ujung tanganku gemetar seperti ini   

Aku hanya memikirkanmu 

Orang yang kurindukan sampai aku merasa gila 

Taeyeon - Missing You Like crazy

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang