EPILOG (unPrivate)

748 77 2
                                    

5 Bulan kemudian...

Tidak seperti biasanya, pagi itu tidak ada sinar matahari yang menyusup melalui celah-celah tirai kamar. Suhu pagi itu cukup dingin, bahkan dibawah 21 derajat celsius. Minhyun bahkan sudah mematikan AC kamarnya sejak subuh. Udara dingin dan rintik hujan yang sejak semalam membuat Minhyun semakin menggulung badannya di dalam selimut.

Udara pagi itu memang dingin.

Tunggu, Minhyun tidak benar-benar merasa dingin.

Ia merasa hangat.

Bukan karena selimut itu, namun karena ada Arin yang tidur di dalam pelukannya.

Minhyun semakin mengeratkan pelukannya terhadap Arin, bibirnya tersenyum puas saat menyadari pergerakan Arin yang sedikit mengeliat dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Minhyun.

"Ga mau bangun?" tanya Arin dengan suara serak khas bangun tidurnya, masih dalam posisinya dengan mata yang masih terpejam.

"hm..." gumam Minhyun manja tanpa menjawab, kemudian mengeratkankan pelukannya lagi.

"udah jam 7 pagi, Sayang" Arin mencubit gemas perut Minhyun, namun Minhyun tidak menunjukkan reaksi apa-apa, bahkan geli pun.. tidak.

Arin tertegun sejenak, ia sedikit melonggarkan pelukan Minhyun lalu meraba perut suaminya itu.

"Sejak rajin nge gym, perut Kakak jadi penuh otot semua ya, ga ada tersisa sedikitpun buntelan lagi buat dicubit" ujar Arin yang membuat Minhyun terkekeh pelan.

"jadi kamu lebih suka aku dengan baby tummy gitu? Ga suka roti sobek?" tanya Minhyun sambil tersenyum.

"yaa engga juga. Kayak gini juga bagus, lebih sexy" ucap Arin malu-malu.

Minhyun mengusap pelan rambut Arin dan sedikit tertawa melihat tingkah Arin yang menurutnya menggemaskan.

"eh, sampe lupa. Ga mau bangun? Ini hari Senin! Kakak harus ke rumah sakit!"

Arin teringat kalau Minhyun biasanya harus berangkat ke rumah sakit pukul 8 pagi di hari Senin hingga Jumat. Namun hingga jam segini ini, Minhyun masih bermalas-malasan di atas kasur bersamanya.

Arin segera mengganti posisinya jadi duduk. Ia berusaha menarik tangan Minhyun untuk menarik suaminya itu agar bergegas untuk bangun dan mandi. Namun sebaliknya, malah tubuhnya yang ditarik lagi oleh Minhyun.

"Kak!!" pekik Arin kesal.

Minhyun hanya tertawa pelan dan memeluk Arin lagi.

"Kamu lupa? Mulai minggu lalu kan masa internshipku selesai. Aku pengangguran sekarang"

Arin terdiam sejenak, lalu sadar kembali bahwa memang masa internship Minhyun sudah selesai minggu lalu.

"Ohh iyaa hehe"

"Sayang..."

"hm?"

"Abis ini.... aku berencana mau sekolah lagi" Minhyun mulai menatap Arin serius kali ini.

"Terus...?"

"Mungkin 2 tahun pertama, bakal sibuk banget. Kamu tau kan, jadi junior itu..."

"iya kak, Aku ngerti kok. Jadi kakak udah mutusin mau ngambil spesialis apa?"

"hmm Jan-tung?"

Arin mengernyitkan dahi menatap Minhyun. Ia sedikit menegakkan badannya lalu menangkup pipi Minhyun dengan kedua tangannya.

"Kok ga yakin gitu?" ucap Arin sedikit kesal.

Minhyun tidak langsung menjawab. Ia menarik napas sejenak...

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang