9

576 95 3
                                    

London

Somi

Congratulation!

Finally wisuda juga Arin

Arin

Hehehe, thank you Som

Somi

Kapan lo pulang kesini?

Arin

Entahlah Som, ga pernah kepikiran buat balik gue

Huhuuu

Somi

Ya elah Arin, lo ga kangen apa sama gue?

Arin

Lebay banget sih lo, baru juga awal bulan lalu lo ke London

Pokoknya gue ga mau balik, lo aja yang kesini hehe


Arin menikmati waktunya di London. Ia baru saja mendapatkan gelar sarjana dan sekarang juga sering wara wiri ikut ayahnya sebagai pelukis. Arin ikut membantu ayahnya di galeri keluarganya dan juga mengajar di sekolah seni milik keluarganya.

Kakaknya Taeyeon pun kini sudah menikah dengan Baekhyun seorang penyanyi juga dan memutuskan menetap di Malaysia. Kini tinggal Arin. Sejak kematian neneknya, hari demi hari Arin mulai berubah. Arin menjadi pribadi yang berbeda. Ia menjadi lebih sabar, tidak egois, tidak manja, dan mengutamakan kebahagiaan orangtuanya. Ia tidak ingin orang-orang yang ia sayang pergi lagi dari hidupnya.

Kebahagiaan keluargaku, di atas segalanya.


Tok tok, seseorang mengetuk pintu kamar Arin.

Arin yang sedang bermain dengan alat lukisnya menolah dan menyuruh orang itu masuk.

"kenapa Ma?" tanya Arin lalu melanjutkan kegiatannya.

Mama Arin diam sebentar dan duduk di tempat tidur. Jari-jarinya terus bergerak resah, seolah ingin membicarakan suatu hal dengan putri bungsunya tersebut. Namun, mulutnya terlalu susah untuk mengungkapkannya.

Arin yang menyadari hal ini melirik ke arah mamanya dan menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa Ma?" tanya Arin pelan sambil memegang tangan Mamanya.

Mama Arin menghela napas sejenak. Lalu mulai bicara.

"Rin... kamu mau ga mama kenalin sama anak teman Mama?" tanya Mama Arin ragu-ragu.

"hehe, langsung aja deh Ma, mama mau ngejodohin Arin gitu?" ucap Arin sambil terkekeh melihat reaksi ibunya.

"ehm... kalo kamu ga mau juga gapapa kok Rin" balas Mama Arin cepat, takut membuat anaknya marah.

"Kenapa sih Ma? Apa karena bisnis Papa?" wajah Arin berubah serius.

Mama Arin menggenggam tangan putrinya dengan erat.

"Maafin Mama dan Papa Rin. Kamu sendiri kan tau, bisnis papa lagi diujung tanduk. Galeri dan Sekolah terancam ditutup, kita kekurangan uang buat ngembaliin situasi semula... dan..."

Ucapan Mama Arin terhenti sejenak, dan ia kembali melanjutkan.

"Papa udah ngejual sebagian aset kita Rin, termasuk... rumah ini dan mobil kamu. Maafkan kami Sayang" air mata keduanya mulai mengalir.

"gapapa Ma, soal mobil Papa udah bilang sama Arin. Dan Arin ga masalah kok Ma. Tapi Ma, kalau rumah ini juga dijual. Kita bakal tinggal dimana?" tanya Arin.

"Papa udah mutusin, kita balik Rin, Kita Pulang, kita masih punya rumah nenek dan galeri kakek. Seenggaknya kita bisa hidup dari sana dulu sampai keadaan ekonomi kita membaik" ucap Mama Arin dengan mata basahnya.

"dan juga Rin, ada teman kakek yang bisa bantu kondisi Papa sekarang. Dan dia... punya cucu cowok. Hmm... Tapi ini terserah kamu Rin, mama ga mau maksa kamu Sayang"

Arin terdiam di kamarnya. Setelah 4 tahun menetap di London. Akhirnya ia harus kembali lagi ke negara asalnya. Kembali tinggal di rumah nenek, lingkungan itu, dan orang-orang di sana.


"Arin, tenang Arin. Kamu ga boleh egois. Ini demi Mama dan Papa" ucap Arin menyakinkan dirinya.


Arin

Som, minggu depan gue balik

Somi

OMG SERIUSSS??

BERAPA LAMA???

Arin

Lama

Gue dan ortu bakal pindah kesana

Somi

YA AMPUN ARIN, GUE SENENG BANGET DENGER NYAA

Arin

Oh iya Som

Gue dijodohin



Jangan lupa Vote dan Comment :)




maaf kalo ceritanya biasa aja dan ga bagus yaa... 

terima kasih sudah mampir dan mau baca


Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang