19

608 89 0
                                    

Malam pertama Arin dan Minhyun setelah sah menjadi suami istri berjalan lancar.

Iya, masing-masing tidur di kamarnya.

Oh, ternyata tidak berjalan lancar bagi Minhyun. Sedari tadi Minhyun gerah dan tidak bisa tidur. AC di kamar tamu ternyata rusak. Akhirnya karena tidak tahan panas, Minhyun memutuskan pindah ke ruang TV dan tidur di sofa.

Pukul 1 malam, Arin berjalan keluar kamar, berencana mengambil air di dapur karena ia merasa haus. Namun, Arin kaget mendapati Minhyun yang tertidur di sofa. Posisi tidurnya terlihat tidak nyaman. Mungkin karena postur tubuh Minhyun yang tinggi sehingga kakinya menggantung karena lebih panjang dari sisi sofa.

Arin mendekati Minhyun dan berjongkok di depannya,

"Kak.. kok tidur di sini?" tanya Arin

Minhyun yang belum sepenuhnya tertidur berusaha menjawab dengan mata yang masih terpejam.

"panas, AC nya mati" jawab Minhyun setengah sadar.

"Ya udah, pindah ke dalem aja yuk" ajak Arin yang seketika langsung membuat mata Minhyun melek memastikan ia sedang tidak bermimpi.

"Ha?" ucap Minhyun yang masih terlihat linglung.

"pindah ke dalem Kak" balas Arin

"iya, ke dalam kamar. Masa ke dalam kulkas" tambah Arin

"kulkas?"

Arin hanya tertawa kecil melihat Minhyun yang tiba-tiba jadi lemot karena belum sepenuhnya sadar dari tidurnya

Minhyun berjalan mengikuti Arin. Ia merebahkan tubuh tingginya di kasur dan menarik selimut, memang Minhyun lelah sekali dari pagi di acara pernikahannya dan sekarang harus menderita karena AC kamar tamu rusak, lalu pindah ke sofa yang sangat tidak nyaman. Sekarang ia bisa tidur dengan nyaman di kamarnya.

Arin juga ikut merebahkan tubuhnya di kasur. Namun tentu Arin berusaha menjaga jarak antar keduanya. Arin tidur di ujung dan membelakangi Minhyun.

lalu....























Pagi pun datang, beberapa titik cahaya mulai memasuki celah tirai kamar. Posisi tidur Arin tidak berubah. Ia berusaha merenggangkan tubuhnya dan berbalik arah.

Tiba-tiba Arin dikagetkan dengan Minhyun yang berada di belakangnya yang sudah lebih dahulu bangun. Minhyun hanya diam menatap wajah Arin yang kini sudah menghadap padanya.

Minhyun menaikkan sudut bibirnya tersenyum melihat wajah Arin yang masih bangun tidur itu.

Menyadari hal itu, pipinya memerah dan Arin terlihat merasa malu, ia langsung mengangkat selimut dan menutupi wajahnya.

"Kak... aku ileran yaa"

Minhyun hanya terkekeh melihat tingkah lucu Arin. Ia semakin gemas lalu menarik pinggang Arin agar posisi mereka menjadi lebih dekat.

Pipi Arin yang berada di balik selimutpun makin memerah. Ia semakin malu untuk dilihat oleh suaminya itu.

"engga kok. Cantik gitu" Minhyun menarik selimut yang menutupi wajah Arin. Namun tak hilang akal kali ini Arin menggunakan kedua tangannya untuk menyembunyikan wajahnya.

"ga usah ditutupin Arin... engga ileran kok, sumpah" Minhyun makin gemas dengan tingkah Arin.

"Ya udah Rin, sembunyinya di sini aja. Aku ga bakal liat kok" Minhyun menarik wajah Arin dan menyembunyikannya ke dada bidangnya.

Arin membuka matanya dan pandangan di depannya adalah dada Minhyun. Sedangkan tangan lelaki itu sibuk mengusap ngusap rambut Arin dengan lembut.

Arin refleks meletakkan telapak tangannya di dada kiri Minhyun.



"Kak... kok...bunyinya kenceng gitu" tanya Arin polos.

Wajah Minhyun memerah, dan bunyi jantung Minhyun yang didengar Arin menjadi semakin terdengar.

"Menurut kamu kenapa Rin?" goda Minhyun sambil tersenyum melihat kepolosan Arin.

Arin hanya diam, dan sibuk mendengar dengan seksama bunyi tersebut.

"kamu sih Rin, bikin heart rate aku meningkat. Tanggung jawab!" usil Minhyun.

"Ihh kakak apaan sih, kok jadi alay gini, tanggung jawab, tanggung jawab apaan" Arin mencubit perut Minhyun kesal.

"AWW... sakit Rin"

"biarin"



"Rin, aku boleh nanya ga?"

Arin mengubah posisi kepalanya menjadi sejajar dengan Minhyun. Kini tatapan Minhyun dalam pada Arin. Ia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Arin....Kalau 4 tahun yang lalu, aku minta kamu untuk ga pergi. Kamu bakal ngikutin aku ga?" tanya Minhyun serius.

Arin terdiam sejenak, dan mulai menjawab,

"Kalau aku jawab pertanyaan itu. Emang bakal ada yang berubah?"

Keduanya kembali terdiam, dan saling tatap. Minhyun menarik napasnya pelan, dan kembali mengeluarkan suara.

"aku ganti pertanyaannya"

"Arin... Kalau sekarang aku minta kamu untuk selalu berada disamping aku, Kamu mau ga?"

Mata Arin melebar, ia melihat tatapan Minhyun saat itu sungguh tulus, bahkan kalimat yang ia dengar barusan terdengar saat indah ditelinganya.

Arin terdiam sejenak berusaha mengumpulkan kesadarannya untuk menjawab pertanyaan Minhyun barusan.

"Engga" jawab Arin singkat.

Minhyun kaget, dan rona mukanya langsung berubah.

Cup,

Arin mencium pipi Minhyun lembut dan membuat wajah Minhyun semakin kaget sekaligus bingung.

"Engga, soalnya aku mau mandi. Ga mau dikasur muluu, weeekkk" jawab Arin usil sembari berlari menuju kamar mandi.

"Hey... jangan lari. Usil banget ya" Minhyun segera bergerak bangun dan mengejar Arin.

Apalah daya, badan Minhyun yang tinggi, serta tangannya yang kuat lebih dahulu menahan pintu kamar mandi. Minhyun dengan kuatnya berhasil masuk ke kamar mandi. Arin tidak berkutik, rencana usilnya pun gagal. Sekarang keduanya berada di dalam kamar mandi dan suasana kembali canggung.

"Jawab dulu yang bener" ujar Minhyun sambil melipat kedua tangannya di dada.

"hehehe" Arin hanya bisa nyengir dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Menyadari Arin yang gugup. Minhyun melangkah mendekat ke Arin, hingga Arin mundur , mundur dan terkunci di dinding -dan kedua tangan Minhyun yang ikut menguncinya. Arin menjadi tidak bisa berkutik.

"Ayo, jawab dulu yang bener" ucap Minhyun dengan jarak wajah yang sangat dekat.

"mau kak..." ucap Arin pelan, sambil malu malu.

Minhyun tersenyum puas mendengar jawaban Arin.

Cup

Minhyun mencium singkat bibir Arin.

"Ihh apaan sih kak, belum gosok gigi" omel Arin.

"gapapa, kan istri aku, boleh dong cium cium kapan aja hehe" goda Minhyun

"udah ih keluar sana. Aku mau mandi. Hushh hushhh sanaa kaak"

Arin mendorong tubuh Minhyun keluar kamar mandi. Sedangkan laki-laki itu hanya tertawa gemas melihat tingkah istrinya.

"Arin.. istrinya Minhyun, jangan lama-lama yaa mandinya" teriak Minhyun dari luar sambil kembali tiduran di kasurnya.







makin gaje ya? maaf hehe

Kesalahan Kedua | Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang