Saking panik dan bingung melihat Ajie yang marah, Lily bahkan tak memperhatikan luka-luka di tubuhnya. Baru setelah melihat arah tatapan Ajie, ia menyapu tubuhnya yang terasa sakit.
Lily meringis melihat telapak tangannya yang lecet tergores lantai kayu hingga berdarah. Sedikit sih, tapi lumayan juga rasanya. Belum ditambah rasa sakit berdenyut di sendi lutut serta mata kakinya.
Rasain lo kena tulah tuh, Li! #Sisi Jahat Lily mengejek.
Ambil hikmah aja! Lo gak jadi bayar tagihan gila itu, kan? #Sisi Baik mengingatkan.
Sebenarnya waktu Ajie mendatanginya dengan tatapan dingin dan kata-kata yang keji menyuruhnya berdiri tadi, Lily tahu ia memang pantas diperlakukan seperti itu. Ia yang berjanji akan membayar tagihan, tapi malah mau pergi meninggalkan begitu saja. Wajar kalau Ajie marah padanya.
Tapi seharusnya Ajie juga mengerti, kalau ia seorang gadis. Harusnya boss galak itu mengerti betapa malunya tadi dirinya terjatuh seperti itu. Apalagi di depan banyak orang.
Karena itulah, Lily sengaja melebih-lebihkan kesakitannya. Kakinya memang sakit. Setelah duduk agak lama tadi, sebenarnya Lily bisa saja menggunakan kaki kanan sebagai tumpuan dan berjalan sendiri. Hanya melihat kening Ajie berkerut dengan tampang yang jelas-jelas kelihatan marah, akal Lily spontan menyuruhnya bersandiwara.
Siapa yang sangka sandiwaranya justru sangat meyakinkan? Lily harus memuji dirinya dalam soal berakting. Ajie bahkan rela menggendongnya hingga ke mobil!
Namun, setelah melihat tangan Ajie sampai memukuli kemudi seperti itu, Lily mulai merasa bersalah. Jangan-jangan ia terlalu berlebihan sampai Ajie begitu marah. Jangan-jangan nanti di rumah sakit, Ajie akan menyuruh para dokter membiusnya dan mematahkan kakinya sekalian. Jangan-jangan...
Lily terlonjak ketika pintu penumpang dibuka tiba-tiba.
Loh, sudah tiba? Kapan? Eh ini di mana?
Lily celingukan dan sementara Ajie kembali menggendongnya, ia bisa melihat sekelilingnya. Ini benar-benar rumah sakit.
"Eh, Pak! Pak! Lily bisa sendiri," sergah Lily menahan malu ditatap banyak orang yang berdiri di dekat pintu masuk IGD.
Bukannya menurunkan, Ajie malah menatap Lily tajam, "Udah jangan bergerak! Berat tahu! Makan sebanyak tadi ya gak heran kalau begini berat," gumam Ajie begitu dekat di telinga Lily.
Hadeeeeh, salah siapa coba? Siapa yang nyuruh pesan makan sebanyak itu?
Lily cemberut menahan kesal. Perempuan mana yang tak marah disebut berat? Ini boss macam begini, yang mulutnya gak pake filter memang pantas dikerjai.
Ya sudah, angkat deh! Gendong Lily aja terus, kalo perlu muterin nih rumah sakit sampe 100 kali.
Anehnya, Lily juga belum pernah senyaman ini berada dalam pelukan seseorang. Hmm... Lily sering memeluk Ayah dan Emak. Sama-sama hangat, tapi dalam pelukan Ajie, Lily merasa betah. Merasa nyaman, merasa seperti terbang, merasa ... pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Galak & Sekretaris Badung [TAMAT]
General FictionRank 1 - 04/03/2019 #Komedi #Sekretaris #KisahCinta #Badung #Chicklit #Romcom #Boss #Kantoran - 16/03/2019 #Gadis #Officelove "Sepertinya saya sudah kenal Anda sebelumnya," kata pria itu perlahan. Lily sibuk mengingat-ingat. Masak sih? Kok bisa-bi...