Saat mematut diri untuk mengenakan jas hitam rancangan sebuah merek ternama dunia, Ajie tak menyangka kalau Lily membiarkan dirinya mengenakan pakaian yang sesuai dengan keinginannya.
"Karena Mas Ajie adalah pilihan terbaik dari Allah untuk Lily, jadi Lily juga maunya Mas Ajie dapet yang terbaik," begitu kata Lily memberi alasan saat Ajie bertanya. Ia tak benar-benar tahu kalau Lily mengganti warna jas untuk resepsi hingga malam sebelum akad nikah mereka.
Ajie tersenyum dan menjawab, "Kamu juga pilihan terbaikku, Sayang."
Akad nikah sudah dilangsungkan sehari sebelumnya, namun karena jadwal acara yang padat, mereka tak sempat menghabiskan waktu bersama. Acara akad nikah hanya dihadiri keluarga dan teman-teman dekat mereka. Sedangkan untuk acara resepsi malam ini, lebih dari 1000 orang akan hadir merayakan pesta pernikahan mereka.
Tak seperti yang mereka kira, setelah akad nikah, Ajie dan Lily justru tak bisa menikmati waktu pribadi. Mereka sempat beristirahat beberapa jam, tapi Lily kelelahan. Perut Ajie juga sakit sejak pagi. Mungkin karena ia gugup hingga penyakitnya sempat kambuh. Semalam begitu masuk kamar, Lily memilih tidur lebih cepat sebelum Ajie selesai menjamu tamu-tamunya. Saat menyusul Lily, Ajie hanya diam memperhatikan wajah istrinya, masih tak percaya akhirnya ia bisa memiliki cinta pertamanya. Tak lama, Ajie juga tertidur setelah sempat memeriksa beberapa pekerjaan yang tak bisa ia tinggalkan. Lucu membayangkan dua orang yang baru menikah tapi seperti dua pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun. Tidur bersama tapi tak saling bersentuhan. Malah berebut guling dan bertarik-tarikan selimut saat mereka tengah bermimpi.
Ketika hari berganti, usai adzan subuh, keduanya sudah sibuk bersiap-siap lagi. Karena acaranya dilangsungkan di hotel Ayah, maka mereka bersiap di dua kamar berbeda. Lily ingin memberi kejutan pada Ajie. Menjadi pengantinnya yang takkan pernah terlupakan.
Ajie tak bisa melupakan kata-kata Theo saat menelponnya pagi tadi. Pria Jerman itu tak bisa datang karena ada urusan yang tak bisa ia tinggalkan tapi berjanji akan datang ke Jakarta secepatnya. Mereka saling bertukar kabar sampai kemudian Theo mengatakan alasannya mempercayai proyek besar perusahaannya pada Ajie.
"You are a very talented businessman, Jie. Nobody doubts about you. But... the hospital that I wanna built is different from your GE building. It doesn't need the art beauty or the luxury, what it needs the most is only how to accommodate the family needs. How can you understand this need if you don't have a family concept in your own life? That's why when you said you are getting married I know you've been changed." (Kamu itu pengusaha bertalenta, Jie. Gak ada yang ngeraguin itu. Tapi... rumah sakit yang ingin aku bangun itu berbeda dengan gedung GE-mu. Rumah sakit ini gak butuh keindahan seni atau kemewahan, yang paling dibutuhkannya hanya bagaimana kebutuhan keluarga bisa diakomodasi. Bagaimana kamu bisa memahami ini kalo tak ada konsep keluarga dalam hidupmu. Itulah kenapa ketika kamu bilang kamu akan menikah, saya tahu kamu telah berubah)
Ajie tertawa tanpa ia sadar. Theo benar. Saat konstruksi mulai dilaksanakan, Ajie memikirkan tentang kebutuhannya sebagai seorang suami dan ayah, bukan seorang pengusaha. Keuntungan tak lagi jadi target utama, tapi bagaimana rumah sakit itu nantinya akan benar-benar berguna untuk banyak keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Galak & Sekretaris Badung [TAMAT]
General FictionRank 1 - 04/03/2019 #Komedi #Sekretaris #KisahCinta #Badung #Chicklit #Romcom #Boss #Kantoran - 16/03/2019 #Gadis #Officelove "Sepertinya saya sudah kenal Anda sebelumnya," kata pria itu perlahan. Lily sibuk mengingat-ingat. Masak sih? Kok bisa-bi...