38. R.U.P.S

136K 11.3K 207
                                    

Esok harinya, kesibukan semua orang masih seperti biasa. Hanya saja belakangan Lily merasa semua orang tampak lebih sibuk dari biasanya. Lily sendiri harus bekerja lebih ekstra, karena pekerjaan beberapa staf di Sekper dialihkan pada Lily. Alasan Amy saat meminta Lily melakukannya, beberapa staf diperlukan untuk mengerjakan tugas penting yang lain.

Pasti gara-gara RUPS.

Semalam pun Ajie hanya datang sebentar. Ia terlihat lelah, dan hampir tertidur saat menunggu Lily menyiapkan makan malam. Karena kuatir, Ajie memesan taksi online dan membiarkan mobilnya parkir di apartemen Lily. Pagi-pagi Ajie kembali, menyempatkan diri menyapa satpam ganteng favorit Lily, Elang, yang saat itu tengah bertugas sebelum menjemput gadis itu. Walaupun cubitan pedih disarangkan Lily ke perutnya, Ajie tetap menunjukkan kemesraan di depan pria muda itu.

Ting Ting!

Suara notifikasi di laptop yang terdengar hampir bersamaan di semua meja staf membuat semua orang segera memperhatikan laptop. Pasti ada pengumuman penting dari perusahaan sehingga notifikasi email internal masuk. Lily yang tadinya akan ke ruang fotokopi pun mengurungkan niat dan membaca email dulu.

Ia membaca subjek email: Pengumuman peningkatan gaji karyawan berdasarkan status.

Berikut terlampir daftar karyawan dan karyawati yang mendapat kenaikan gaji berdasarkan status yang telah disetujui, yaitu:

K0=15%, K1=18% K2=20% dan K3=25%

K0 tanpa tanggungan, K1-3 jumlah tanggungan 

Saat itu, Lily tak membuka daftar lampiran, karena ia tahu ia pasti masuk dalam data K0. Lily memilih meneruskan pekerjaannya. Memfotokopi laporan yang sudah ditandatangani untuk diserahkan. Setelah selesai ia keluar lagi.

Vani yang pertama kali bertanya, "Kamu belum menikah ya, Li?" tanya Vani begitu Lily keluar.

Lily terpaku. Tidak mengerti. 

Eza juga berdiri. "Status kamu di sini gak salah kan, Li? Belum menikah atau sudah nikah tapi bercerai?" tanya Eza juga ingin tahu. 

Semua staf yang lain juga memandang ke arah Lily. Pak Willy yang biasanya tak peduli saat para staf bercanda, sekarang ikut berhenti bekerja dan memperhatikan Lily. Hanya Amy yang tak terlihat di ruangan itu.

"Maksudnya apa nih? Lily beneran gak ngerti," balik tanya Lily sambil buru-buru ke meja kerjanya sendiri. Ini pasti ada hubungannya dengan pengumuman tadi.

"Itu di lampiran email tadi, ada daftar karyawan, di situ kamu masuk K0, tapi kolom statusnya bukan 'menikah' tapi 'belum menikah," kata Mira sambil memainkan mouse-nya dan monitor komputernya menampilkan daftar yang ia maksud. "Nah, Mas Eza mau revisi itu ke Pak Wira. Tapi kata Pak Wira, kamu memang belum menikah. Makanya kami semua heran. Benarkah?"

Akhirnya... Akhirnya Lily punya kesempatan untuk mengatakan yang sesungguhnya. Gadis itu tersenyum, dan berdiri lagi. Ia mengatupkan kedua telapak tangan di depan dadanya, meminta maaf.

"Maafkan Lily ya Pak, Mbak dan Mas semua! Lily memang belum pernah menikah. Sama sekali tidak pernah."

"Waaaah!" seru Mira dan Vani bersamaan.

"Berarti... hahaha, ada kesempatan nih, Kas!" seru Eza pada Lukas yang juga tampak kaget. 

"Tapi Lily sudah punya pacar ya... " Terdengar suara dari belakang Lily. Amy muncul dengan tangan memegang setumpuk dokumen. "Sudah, sudah, cukup! Kerja lagi! Waktu kita sempit!" katanya pada para staf. Ia menoleh pada Lily, melemparkan senyum penuh arti.

Ah, Mbak Amy sudah tahu rahasia Lily.

Suara keluhan terdengar, namun semua orang kembali menekuri pekerjaannya dengan patuh. Lily juga. Ia sibuk menyiapkan laporannya, tapi entah mengapa ia bisa merasakan tatapan rekan-rekan kerja padanya. Ia berusaha tetap bekerja seperti biasa. Nanti, pelan-pelan ia akan menjelaskan alasannya.

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang