30. Promise

146K 11.3K 156
                                    

Tahun 1999

Emak baru saja memasukkan beberapa dokumen ke dalam tasnya, ketika pengasuh yang membawa Lily pulang dari TK masuk.

"Bi, saya harus ke kantor lagi. Tolong jaga Lily ya! Nanti kalau Bapak datang, jangan lupa siapkan makan. Mungkin malam ini saya lembur lagi," kata Emak sambil meraih kunci mobilnya.

"Baik, Bu!"

Emak mendekati Lily dan menggendongnya. "Sayang, Emak kerja dulu ya! Baik-baik di rumah, jangan nakal! Nanti boleh makan es krim kalau sudah makan siang dan bobo siang ya!"

Gadis mungil berambut lurus dengan mata bening itu pun berucap. "Ya Emak! Kiss!" Dan satu ciuman singgah di pipinya.

Lily sebenarnya ingin bermain dengan Emak. Tapi kesibukan Emak luar biasa. Lily selalu ditinggal. Ayah juga sama. Mereka memang sangat sayang dan perhatian. Hanya saja ketika siang hari masih bergelayut di langit, Lily jarang melihat keduanya.

Apalagi rumah terlalu besar buat Lily kecil. Lily kesepian di rumah itu. Iya sih ada si Mbak baik hati yang selalu sigap membantu dan mengurusnya. Tapi si Mbak ini aneh. Kalau diajak main atau sedang duduk menemani Lily, lama-lama ia ketiduran. Mbak juga selalu mengalah kalau sedang bermain. Jadi permainan tak pernah seru. Membosankan buat Lily.

Tapi Lily suka diam-diam ke tepi danau di kawasan perumahan itu. Di situ banyak kupu-kupu dan kodok yang melompat-lompat. Lily suka mengejar mereka. Tak pernah tertangkap tapi rasanya menyenangkan bisa berlari-lari bebas. Kalau lelah, Lily tinggal duduk di balik rerimbunan semak pagar. Karena Lily mungil, tak ada yang akan melihatnya. Begitu juga kalau Mbak pengasuh mencari saat Lily masih ingin bermain, ia bisa bersembunyi di situ.

Beberapa kali si Mbak tahu dan bisa menemukan Lily. Tapi tetap saja Lily selalu bisa melarikan diri dan bermain di danau itu. Hari ini pun sama, Lily ingin menangkap satu kodok untuk teman cowoknya yang bandel. Biar tahu rasa nanti! Lily akan taruh kodok dalam tasnya biar dia kapok. Temannya itu menyebalkan. Tiap hari selalu menarik kuncir rambut Lily saat mereka sedang berbaris. Menyebalkan bukan?

Lily sedang menunduk diantara semak mencari kodok, ketika ia melihat sepasang kaki. Lily mendekat. Ternyata seorang anak laki-laki. Lily mengamati tubuh yang terbaring itu. 

Mata anak laki-laki itu terpejam rapat. Ada lebam-lebam biru kemerahan di wajahnya. Bajunya kotor dan sobek-sobek. Sepatunya juga penuh tanah.

Kakak ini sedang apa? Kenapa dia tidur di sini? Ini kan tempatnya basah, pikir Lily.

Lily ingin tahu, maka tangan kecilnya mulai meraba wajah yang tertutup oleh lebam dan noda tanah. Tiba-tiba, mata anak laki-laki itu terbuka dan ia menepis tangan Lily. Lily terkejut dan terjatuh. Tangisnya meledak.

Anak laki-laki itu berlutut di depan Lily. "Eh, Adek, maaf! Maaf! Kaget ya?"

Meski bibirnya masih mencebik, tapi Lily berhenti meraung. Ia menatap anak laki-laki itu. Mereka saling bertatapan. Senyum anak laki-laki itu membuat Lily tenang. 

"Kakak kenapa?" tanyanya sambil berdiri dan menyentuh lebam di wajah anak itu pelan.

Anak laki-laki itu tersenyum getir. "Kakak jatuh tadi. Adek, mamanya mana? Adek ngapain di sini?"

"Emak Lily kerja. Lily lagi main. Lily mau tangkap kodok. Kakak mau ikut main?" tanya Lily. Anak laki-laki itu menggeleng.

"Kakak capek, Dek. Mau pulang. Tapi ini di mana ya?" tanya anak laki-laki itu sambil duduk di sisi Lily yang masih berdiri menyentuh rambut, wajah dan tubuhnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Karena sebentar lagi Lily akan masuk SD, ia sudah diajari oleh Ayah dan Emak mengenal alamat rumah. Lily juga diajari untuk menjadi anak yang suka menolong. Itu sebabnya ia langsung menawarkan diri.

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang