"Ternyata sudah pagi," ucap Vio sambil mengucek ngucek mata nya dan menatap jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul 09:00.Vio langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri, terdengar guyuran air shower yang segar mengalir di kamar mandi Vio, walaupun tidak bisa membersihkan sisa-sisa rasa sepi dan kesendirian nya selama ini, tapi mampu membuat fikiran Vio sedikit Relax untuk melangkah ke depan. Yaa ... masa depan yang indah yang selalu ada di bayangan Vio.
Kata 'Cantik' adalah kata yang bisa menggambar kan rupa Vio saat ini, dengan baju warna Pink berenda dan rok sedikit diatas lutut yang berwarna senada, membuat Vio terlihat sangat perfect dan manis sekali.
Rambut hitam yang di gerai indah menambah keanggunan Vio dan kesempurnaan seorang gadis muda, walaupun di dalam nya menyimpan banyak kesedihan dan keterpurukkan.Hidup memang terlalu adil untuk Vio, saat semua nya bisa dia miliki tapi satu yang sulit dia dapat kan, yaitu waktu yang terbuang untuk bersama Papa dan Mama nya.
Apakah egois sebuah pemikiran seperti itu?
Disaat anak gadis yang sudah tumbuh dewasa harus menjalani semua nya tanpa campur tangan orang tuanya, semua serba Vio yang memilih, apapun yang Vio mau, tinggal bilang dan minta.
Kapannn ...!Ada tawaran dari orang tua nya tentang kehidupan nya?
"Aku kangenn ...!"
"Aku iri liat mereka diluaran sana yang jalan - jalan berbelanja dengan bahagia sambil menggandeng tangan orang tua nya."
"Aku kangen dengan mereka yang penuh canda tawa memasak bersama di dapur rumah mereka.""Vio ...!"
Bagaimanapun kamu saat ini, selalu hargailah apa yang orang tua mu lakukan untukmu..kelak kamu akan tau makna dari semuanya walaupun itu sekarang terlihat sulit.***
Terdengar suara sepatu Vio menuruni anak tangga.
"Mbok ..."
"Iya nduk, non Vio mau sarapan? Si mbok sudah siapin di meja makan."
"Iya mbok nanti saya kesana."
"Dia siapa mbok?" Sambil menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi ruang tamu dan membelakangi Vio.
"Dia supir yang akan ngantar non Vio kemanapun, sesuai yang Mama non katakan kemarin."
"Owhh gitu, suruh aja dia nunggu dulu mbo."
"Iya non."
Vio pun berjalan pelan ke arah dapur, tanpa menoleh sedikit pun ke arah pria yang sejak tadi sudah duduk menunggu perintah dari sang majikan.
Selesai menikmati menu sarapan nya, Vio pun langsung menghampiri pria itu."Apa kamu bisa ajak aku keliling kota hari ini?"
"Ohh ..., Iya non bisa," sahut pria itu sambil gelagapan berdiri dan berbalik arah menatap Vio.
"Deg ... deg ... deg ...
Hening ...Mereka saling tatap satu sama lain nya,
"Yy tuhan ... cantik sekali ...."
"Asataga ...! beneran ini supir aku?
Ini sih lebih mirip bintang film."Kedua nya hanyut dengan pemikiran masing - masing, rasa kagum di antara kedua nya membuat mereka jadi salah tingkah.
"Mba ... ehh ... non, ayok silah kan ke mobil," ucap pria itu masih dengan perasaan gugup.
"Ehh ... iya iya," balas Vio.
***
Suasana yang begitu indah pagi ini, berada dalam satu mobil dengan orang yang baru beberapa menit dia kenal.
Mungkin terasa canggung bagi kedua nya, karena sampai saat ini tidak ada satu pun dari mereka yang membuka percakapan, pertanyaan demi pertanyaan penuh di pikiran Vio, dia tidak menyangka kalau supir nya semuda ini, yang terlihat seperti seorang kaka buat Vio."Disini ada berapa sekolah menengah yang paling diminati penduduk kota?" Tanya Vio membuka obrolan.
"Emm ... kalau nggak salah ada 3 sih Non, yang paling banyak di minati bahkan paling besar dan lengkap ke semua jurusan yang kita mau."
"Owhh gitu ... ajak aku ke sana ya, untuk melihat lihat saja dulu."
"Iya Non siap."
"Jangan panggil saya Non dong, sedangkan kamu pantas saya panggil Kakak, jadi panggil nama ku saja Viona atau Vio."
"Tapi Non bagaimana kalau tuan dan nyonya nanti tau, saya bisa di anggap tidak sopan."
"Tenang saja, orang tua ku selalu menuruti apa yang aku mau ko."
"Oh begitu, baik lah kalau begitu Non, eh ... Vio."
"Yap ... nah begitu kan enak di dengar, kalau nama kamu siapa?"
"Nama saya Rangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA ADA SELESAI/TAMAT
Horror#peringkat 8 di gost 23122018#3digosh 10/01/2019#3diarwahpenasaran13032019#peringkat 1 di gost01092019# Berawal dari sebuah buku yang dia temukan di rumah baru nya yang memiliki 2 lantai. tertulis sebuah kalimat yang merupakan mantra pemanggil dari...