LIMA BELAS

116 15 7
                                    

       Di sekolah

"Vio kemana sih?, ko libur nggak ada kasih kabar sama sekali," ucap Ririn dengan sangat khawatir.

  "Iya nih, Vio kemana ya," timpal Aira.

  Teman - teman nya sedikit cemas dan khawatir karena tidak ada kabar sama sekali dari Vio, kenapa dia libur.
  Ririn mencoba menelfon Vio, tapi tidak ada jawaban dari sebrang sana.
Mereka pun hanya bisa harap - harapcemas menanti kabar teman nya itu dan kembali memulai rutinitas di sekolah.

  

     ***

  Terbaring lemah dirumah sakit dengan oksigen dan selang infus ditangan kiri.
  Wajah cantik yang selalu ceria itu kini terlihat sangat kaku dan kosong, Rangga selalu setia menemani Vio di ruangannya.

  Terlintas kejadian yang baru saja beberapa menit berlalu, saat menemukan Vio yang tergeletak di lantai kamar mandi dengan baju dalaman dan rambut yang basah, seperti tidak ada kehidupan lagi diwajah itu, tapi alhamdulillah masih ada denyut nadi ditangan nya walaupun sangat lemah.
 

   Mbok darsih juga sudah mengabari orang tua Vio, tapi mereka masih saja sangat sibuk dan harus menunggu jam makan siang baru bisa ke rumah sakit untuk menemui Vio.
(orang tua macam apa seperti itu?, jadi outhornya kan yang kesal 😁)

   Apa sebenarnya yang terjadi padamu Vi?, kenapa kamu tidak mau bercerita kepadaku, seandainya saja malam itu kamu menjawab pertanyaanku, mungkin kejadian ini bisa kita cegah.
Rangga terus saja menyesali diri sambil memegang erat tangan Vio yang masih belum sadarkan diri. Sebenarnya sejak pertama bertemu, Rangga sudah merasakan perasaan yang aneh ini, tapi dia menolak dan menepisnya, dia sadar kalau dia hanyalah seorang anak yatim dan seorang supir, tidak mungkin dia bermimpi untuk bisa berada disamping Vio, menjadi orang yang sangat berarti di hidup Vio.

  Semakin lama, rasa itu semakin menumpuk sehingga membuat Rangga menunjukkan kasih sayang nya pada Vio, tak apalah kalau Vio menganggapnya hanya teman. Bagi Rangga, setiap hari bisa selalu dekat dengan Vio saja sudah membuat nya sangat - sangat bahagia. Biarlah waktu yang menentukan semuanya nanti.

   Tok...
Tok...
  Tok...

  Ketukan pintu membuat Rangga harus segera melepaskan genggaman tangan nya dari tangan Vio dan segera berdiri.
Terlihat wajah yang kurang begitu senang dari Papa Vio menatap Rangga.

Rangga perlahan mundur kebelakang dan memberi ruang untuk Papa dan Mama nya Vio untuk mendekat.

  "Kamu kenapa sayang? kenapa jadi seperti ini? apa yang menimpamu?kenapa kamu tidak bercerita kepada kami, kalau ada yang berniat jahat sama kamu."
Rasa bersalah dengan uraian airmata Mama Vio yang tak berhenti membuat suasana ruangan semakin sendu.Rangga hanya bisa duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan.
  
   Perempuan itu...! Rangga kembali melihat perempuan yang dulu pernah dia lihat di halaman rumah Vio, sulit mengekspresikan wajah perempuan itu, terlihat sangat kaku tapi penuh makna, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan.
  Perlahan Rangga bangkit dari duduk nya dan mengejar perempuaan itu, dia pun berlari saat melihat Rangga mengejarnya. koridor demi koridor mereka lalui tanpa memperdulikan orang - orang di sekitar.

   Tunggu...!!

Bugh...

Tiba - tiba saja perempuan itu terpeleset dan jatuh.

Rangga mendekat dan mengulurkan tangan untuk menolong perempuan itu, wajah yang penuh rasa takut itu menatap Rangga, walaupun masih ada keraguan dimata nya, tapi dia menerima uluran tangan Rangga.

     Rangga pun duduk di sebuah kursi bersama perempuan aneh itu, sulit untuk Rangga bertanya apa dan siapa dia sebenar nya. Beberapa obrolan dari Rangga akhirnya membuahkan hasil yang membuat Rangga juga terkejut atas penuturan perempuan itu. Sekarang Rangga sedikit mengetahui tentang masa lalu rumah yang Vio tempati saat ini. Awalnya Rangga memang mengetahui sesuatu tentang rumah itu, tapi hanya sebatas dari kata - kata orang yang entah benar atau tidak nya.

Rangga pernah bertanya pada Vio tentang apa yang dia alami selama berada disana, apakah ada hal yang ganjil, kalau memang benar ada, Rangga bersedia membantu nya. Tapi vio hanya diam dan tidak memberikan jawaban apa - apa, Rangga terus mencari celah agar dapat mengetahui apa yang disembunyikan oleh Vio, tapi tetap saja Vio tidak mau bercerita padanya.

       ***

"Vi..., bangun Vi?_ Kamu harus sadar, fuma kamu yang bisa menghentikan semua kutukkan ini, ucap seorang pria tampan yang berada di samping Vio terbaring saat ini, dia mengelus pelan rambut Vio dan menggenggam tangan kanan Vio.

Perlahan jari jemari Vio mulai bergerak menandakan kalau dia mulai terbangun ke alam sadar nya, Vio membuka mata dan sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat didepan nya sekarang.

"Se..., benar..., nya, ka, mu, si, si, apa...? Ucap Vio sambil terbata-bata."

  "Aku Ednan, aku akan menolong mu keluar dari masalah ini,percayalah padaku Vi, ucap Ednan meyakinkan Vio."

Tapi ekspresi Vio masih bingung sambil mengereyitkan dahi nya.

MEREKA ADA   SELESAI/TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang