DUA PULUH SATU

88 14 1
                                    

   "Ehemm, ehem..., Ada yang udah mulai ketularan penyakit dari teman nya sediri nih (rada rada gila)," ucap Akilla sedikit pelan seraya berbisik kepada dua temannya.

Melihat sifat Aira yang sekarang benar - benar sangat berubah menjadi pendiam seperti Vio awal pertama mulai di hantui sosok - sosok itu.

  Hahahaha....
Mereka pun tertawa bersama.

Neta menatap tajam Akilla yang sedari tadi melihat adiknya dengan tatapan mengejek.

  "Yuuk, akh, serem deh lihat mereka ini, semakin hari semakin aneh," ucap Akilla dengan sikap sombongnya sambil berlalu pergi dari hadapan mereka.

Ririn dan Vio mencoba menenangkan Neta yang sedari tadi sudah menyimpan amarah dimata nya, apa boleh buat mereka harus bisa lebih sabar menghadapi gadis itu, kalau tidak ingin mendapat masalah dengan kepala sekolah.

 
         ***

"Aku mohon wi bantu aku untuk menolong temanku." Terlihat jelas raut wajah Rangga, dia sangat - sangat berharap, Rangga juga tau kalau masih ada yang belum diceritakan Dewi mengenai buku terkutuk itu.

   Tinggal sendiri tanpa orang tua dan harus merasa kesepian dirumah karena ditinggal sang adik akibat korban dari buku itu, walaupun Dewi masih bisa menjenguk sang adik, tapi sayang belum ada tanda - tanda kesembuhan dari sang adik.

  "Aku masih sibuk, silahkan kamu kembali besok lusa pukul 10:00 pagi."

"Baik Wi," ucap Rangga sigap dengan senyum mengembang dibibir nya. "Terimakasih banyak Wi, aku pamit dulu."

       ***

  "Permisi, Assalamualaikum."

  "Waalaikumsalam."
Ceklek..

  "Masuk Vi," ucap Neta mempersilahkan Vio masuk kedalam rumah.
Vio mencoba bertanya sebenarnya ada apa dengan Aira, walaupun Neta seperti menyembunyikan sesuatu, tapi Vio mampu mendapat kepercayaan dari Neta.

   Perlahan mereka berjalan ke arah kamar Aira, Neta membuka pelan pintu kamar itu yang terlihat Aira sedang menyisir rambut nya di depan cermin.
"Aku nggak tau Vi apa yang terjadi pada Aira, dia menjadi seperti itu, tidak pernah lagi berbicara dan bawel kepadaku, kadang - kadang dia bicara dan tertawa sendiri."

Vio pun menatap lirih ke arah Aira, ada apa sebenarnya dengan anak itu? gumam Vio dalam hati.

"Yukk Vi kita ngobrol dibawah," ajak Neta.

Mereka pun berjalan menuju ruang tamu.

  "Hallo assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, jawaban dari seberang sana.

"Rin, kamu bisa ke rumah Aira bentar nggak?" tanya Vio.

"Owhh, bisa Vi, sebentar ya."

  "Okey."

Tut... tut... tut....

  Sebenarnya Ririn pun bingung kenapa Vio menyuruhnya untuk datang ke rumah Aira.
Kalian pasti tau kalau Vio ingin menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan buku itu, karena hanya Ririn dan Aira yang pernah masuk ke perpus nya.

  Pejalanan cukup berarti saat itu, karena kepadatan lalu lintas yang cukup ramai, belum lagi ditambah lampu merah yang tepat menyala saat Ririn berada di persimpangan jalan, (jalur kiri silah kan langsung jalan) tulisan yang berada di papan tempel jalur kiri, sayang nya Ririn harus mengambil jalur lurus agar sampai ke rumah Aira dan harus mentaati peraturan lalu lintas, yaitu berhenti saat lampu merah. Berat rasanya menunggu lampu hijau itu menyala kembali disaat waktu terburu-buru seperti ini, apa boleh buat lah.

    Akhirnya sampai juga Ririn memasuki sebuah perumahan yang cukup asri, dimana salah satu teman nya tinggal disana.
Sudah beberapa blok yang Ririn lewati tapi belum sampai juga dirumah Aira, bukannya Ririn tidak tau rumah sahabat nya itu, tapi memang harus melewati 4 blok lagi baru sampai dirumah Aira.

 

          ***

   

     Rangga terus saja menatap laptop yang berada di depannya, untuk mencari cari informasi mengenai buku terkutuk itu. Akhirnya Rangga menemukan beberapa info yang tertulis di internet tapi sayang nya di sana tertulis antara mitos dan fakta, apa harus Rangga mempercayai informasi di situ? setidak nya Rangga bisa menyimpan file nya kalau saja sewaktu waktu diperlukan nanti.

   ***

Tok...
     Tok...
         Tok...

"Assalamualaikum."

Tak perlu basa basi dengan sahabat nya sendiri, Vio langsung menanyakan sesuatu pada Ririn, apakah ada sesuatu hal yang mereka lakukan di perpus nya waktu itu.

MEREKA ADA   SELESAI/TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang