LIMA

207 17 8
                                    

Tok ...
  Tok ...
      Tok ...

Vio kembali dikejutkan dengan suara ketuk kan pintu dari luar.

"Vio ... vio ...."
Suara lembut dengan sedikit rasa khawatir terdengar dari luar ruangan, yah ... itu suara ibu Mariana, mama nya Vio.

"Iya mah sebentar."

Ceklek ...

"Kamu nggak apa - apa sayang?"

"Vio nggak apa - apa ko mah," jawab Vio sekena nya.

"Ko sampai keringatan gitu sayang? Dan tadi suara apa?"

Terlihat jelas kekhawatiran mama Vio melihat Vio sekarang.

"Emmm ... Vio tersenyum tipis, itu Mah tadi ada kecoa lewat di atas meja, Vio kaget dan nggak sengaja tersenggol gelas nya, jadi pecah deh," iiiii ... Vio sambil nyengir memperlihatkan barisan gigi nya putih dan tersusun rapi.

"Owhh begitu, kamu bikin mama khawatir aja, yasudah kembali ke kamar kamu dan tidur, gelas nya besok saja Mbo Darsih bersihin, udah mulai larut malam nih."

" Iya mah, ucap Vio."

Mama Vio pun kembali ke kamar nya yang berada di lantai bawah.

Hupphh ...

Vio sedikit bernafas lega.

"Buku itu ... Dimana buku itu?!"

Sambil menatap bawah kolong meja untuk mencari buku nya kalau - kalau terjatuh, tapi hasil nya nihil Vio tidak menemukan apapun disana.
"Seperti nya mataku sudah mulai ngantuk dan ngelantur, besok saja lah aku cari lagi," ucap Vio pelan.
Vio melangkahkan kaki keluar ruangan dan kembali untuk tidur dikamar nya, tanpa sadar kalau buku itu sudah berada di tempat nya semula, di rak paling atas berkumpul dengan buku - buku yang lain nya.

***

Duduk dihalaman belakang sambil menikmati secangkir kopi susu, berharap dapat menenangkan fikiran nya, sedikit lupa akan kejadian aneh yang terjadi semalam, Vio masih duduk santai di taman.
Taman yang cukup indah walaupun masih sedikit bunga - bunga yang tumbuh disana.

  "Asli buntu fikiran ku disini, teman nggak punya, mau jalan - jalan nggak ada tujuan.
"Hemmmm ... "(dengan muka yang cemberut)
Vio pun mengambil ponselnya dan menulis pesan pada seseorang.

***

Notif di ponsel Rangga berbunyi menandakan kalau ada pesan masuk.

"Nanti kamu kesini ya, temani aku jalan - jalan."
Sebaris pesan yang dikirim Vio ke Rangga.

"Oke, nanti aku kesana," balas Rangga.

Rangga pun bergegas untuk bersiap-siap, memakai baju kaos navi polos dan celana levis dengan panjang selutut.

Drrrtttt ...
   Drrrrttt ...

Brummmm ...

Mulai men stater dan mobil pun menyala, bukan karena mobil ini tua, jadi harus di stater berulang - ulang, tapi karena Rangga belum memanaskan mobil nya.

Cuaca yang cukup cerah siang ini, bahkan sangat cerah, kepadatan lalu lintas membuat mobil yang Rangga kendarai sedikit melamban, mengikuti barisan kendaraan yang berbaris didepan lampu merah.

"Hemmh ... Aku ajak kemana ya Viona," pikir Rangga.
"Sebenarnya dia gadis yang baik, hanya saja dia kesepian karena selalu ditinggal oleh orang tua nya, terlebih lagi sekarang dia tinggal dirumah itu, aku tak habis pikir bisa - bisa nya orang tua Vio mengontrak rumah itu? Yasudah lah, selama semuanya baik2 saja."

Tittt ... !!

   Tittt ... !!

Klakson mobil di belakang menyadarkan rangga dari lamunannya, sampai - sampai tidak melihat kalau lampu sudah berwarna hijau.
Rangga kembali melajukan mobilnya di kecepetan sedang, 10 menit lagi Rangga memasuki daerah jalan yang sepi menuju rumah Vio.

***

Tittt ...!

Rangga sampai dihalaman rumah vio,dan memberi 1 kali suara klakson, untuk menandakan kalau dirinya sudah berada di depan.

Vio pun keluar dari rumah, masih berjarak 5 meter dari mobil yang Rangga parkir, langkah Vio terhenti, mata Vio sedikit melotot dan mengerutkan dahinya, cukup 10 detik daannn ...

Titt ... titt ...

Rangga kembali membunyikan klakson nya dan pandangan Vio pun menjadi buyarr kemana - mana.Vio kembali melangkahkan kaki nya dengan pelan ke arah mobil sambil celingukan ke bangku belakang.

"Kamu bawa teman?!"

"Hahh ... ! Maksudmu?" ucap rangga kaget.

"Itu ..." sambil menunjuk ke arah jok kursi belakang. Hanya kursi kosong, tidak ada siapa - siapa disana.

"Mana? Memang nya ada apa disana?."

" Emm ..." Vio menggit bibirnya.

Bukan apa - apa ko Ngga, kayak nya aku tadi melamun, jadi salah lihat.
Vio pun duduk dikursi depan bersebelahan dengan Rangga.

Vio masih penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi, seorang perempuan yang duduk di jok kursi belakang dengan wajah kaku menatap dirinya, sesekali Vio melihat spion depan untuk memastikan keadaan dibelakang.

"Akh ... apa mungkin aku berhalusinasi ?."

" Vi ... Vio ..."

"Ekhh ... Iya iya Ngga."

"Kamu kenapa? ko kayak orang yang sedang memikirkan sesuatu?."

"Nggak ko Ngga, aku baik - baik aja," dengan sedikit senyum yang mengembang dibibirnya.

MEREKA ADA   SELESAI/TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang