"Awal nya aku yakin dapat mengumpulkan ke lima bunga itu, tapi aku salah, karena setiap sumur itu memiliki rintangan diluar yang aku pikirkan."
"Aku gagal Ngga...!!
Aku gagal....
Hiks, hiks, hikss, 😭Air mata Dewi pun semakin deras mengalir dipipi nya, namun dia tetap melanjutkan cerita.
"Aku hanya sampai di sumur ke tiga dan akhir nya aku terbangun di sebuah rumah sakit, aku tidak tau apa yang terjadi padaku, mereka bilang menemukan ku di pinggir jalan desa itu dan mereka membawaku kerumah sakit di kota, karena disana tidak ada fasilitas kesehatan yang memada'i.
Akhirnya aku sadar, aku tidak mendapatkan 1 bunga pun yang aku bawa, mungkin tertinggal disana, sementara aku di rumah sakit, adikku yang awal nya hanya stres, menjadi benar - benar gila seperti orang yang kesurupan. Semua isi rumah dia hancurkan tak peduli itu apa dan melukai diri nya, aku hanya bisa pasrah melihat keadaan nya dan terpaksa membawanya ke tempat ini."
Dewi menjelaskan semua nya ke Rangga tentang desa itu dan letak nya di halaman berapa, di buku itu terdapat petunjuk untuk menemukan sumur - sumur itu. Rangga mendengarkan dengan seksama."Aku doakan semoga kamu berhasil untuk menolong teman mu Ngga."
"Terimakasih banyak Wi, kamu sudah mau menceritakan semuanya, semoga kami bisa membinasakan buku itu beserta roh - roh penasaran yang ada di dalam nya."
"Aamiin, ucap Dewi."
"Rangga..., Panggil Dewi saat Rangga hendak membuka pintu."
"Iya Wi,"
"Kalau kamu sampai didesa itu, tolong, jangan terlalu percaya dengan penduduk disana."
"Memangnya ada apa Wi?"
"Entahlah Ngga, yang jelas kamu tetap harus berhati hati dengan orang yang berada disana."
"Iya Wi."
Rangga pun pamit pulang, keluar dari kamar Rara dan menyusuri lorong - lorong rumah sakit dengan sedikit rasa lega, sudah mengetahui semuanya.
"Pak...
Rangga melambaikan tangan pada sebuah taxi kosong berwarna putih yang sedikit lagi mendekat ke arah nya, Rangga harus kembali kerumah Dewi untuk mengambil mobil nya yang ditinggal disana.
Sesampainya disana, Rangga pun melaju ke arah pulang.
***
Vio dan Ririn pun pamit pulang dari rumah Aira dan menghentikan taxi masing - masing menuju ke arah rumah mereka.
Aku harus mencari jalan keluarnya untuk kesembuhan Aira, apapun itu aku hanya ingin yang terbaik untuk sahabatku, bantu aku ya rabb..., ucap Vio dalam hati.
"Haii...!!
"Astagfirullah..., Lagi - lagi Vio terkejut dengan kehadiran pria tampan disamping nya, Ednan, kamu bikin aku kaget saja."
😊😊 Ednan hanya membalas kata - kata Vio dengan senyuman termanis nya, (ini lho yang bikin aku sellu terbayang - bayang saat nulis part ini, senyumnya itu lohhh...😍😍).
"Nanti lagi saja yy kita sambung, ntar aku di sangka gila lagi sama pak sopir gara - gara bicara sendiri," ucap Vio dengan nada berbisik bisik.
Perlahan Ednan memegang erat tangan Vio yang membuat Vio sedikit salah tingkah di tempat duduk nya saat ini.
"Aku tau apa yang kamu pikirkan Vi, kamu harus semangat ya, aku yakin kamu pasti bisa menyelesaikan semua masalah yang kamu hadapi sekarang, aku akan selalu ada untuk mu kapanpun kamu perlu bantuanku, Aku pergi dulu ya."
Cup....
Ciuman itu pun mendarat dikening Vio secara perlahan bersamaan lenyap nya Ednan dari pandangan Vio bagai asap yang hilang tertiup angin, Vio hanya bisa menghela nafas pelan.
"Kamu selalu membuat ku seperti ini Ed, kamu siapa? untuk apa kamu membuat rasa nyaman ini padaku??" Perasaan tak karuan menyelimuti hati dan pikiran Vio.
"Neng..., sudah sampai," ucapan sopir taxi pun membuyarkan lamunan Vio.
"Owhh iya pak, terimakasih," ucap Vio sambil mengulurkan tangan nya memberi kan ongkos sesuai dengan nominal yang ada di argo taxi itu.
Langkah pelan memasuki halaman rumah yang sepi karena semua orang tidak ada didalam rumah begitupun mbok darsih.
Ceklek...
"Assalamualaikum....
Ucap vio pelan saat masuk ke rumah,"Ya....
Terdengar suara jawaban di atas sana.
"Mama..., Ucap Vio lagi.
"Iyaaaa..., suara halus lembut itu pun membalas nya lagi."
Tumben mama sudah pulang
Jam segini, Membuat Vio sedikit tersenyum senang."Mama dimana...?"
"Disini sayang...."
Vio perlahan menaiki anak tangga mencari asal suara Mama nya yang ternyata berasal dari gudang kecil di pojok lantai atas.
"Mama ngapain disana?"
"Sini sayang..."
Vio pun melangkahkan kaki dengan pelan ke ruangan itu, Dan...,
Ceklek....Pintu pun terbuka....
Gelap....
Tak ada apa - apa disana.
Lalu suara tadi....
Suara siapa...."Mah..., Mama...."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA ADA SELESAI/TAMAT
Horror#peringkat 8 di gost 23122018#3digosh 10/01/2019#3diarwahpenasaran13032019#peringkat 1 di gost01092019# Berawal dari sebuah buku yang dia temukan di rumah baru nya yang memiliki 2 lantai. tertulis sebuah kalimat yang merupakan mantra pemanggil dari...