SEBELAS

128 11 0
                                    

      

  Jam makan siang pun tiba, sebagian siswa siswi tengah duduk - duduk dikantin sekolah, ada juga yang sudah menikmati hidangan nya.
Terlihat dibangku pojok seorang gadis yang tengah melamun dengan segelas jus strowberry nya yang masih full di dalam gelas. Tatapan kosong gadis itu terlihat dari kejuhan, wajah pucat nya lebih nyata, mungkin karena yang duduk didepannya sekarang bukanlah manusia.
Yapz ... gadis yang menemani nya hanya memiliki setengah wajah yang mulus dan setengah nya hancur tak beraturan. Jelas saja jus dihadapan nya tidak tersentuh sedikit pun.

  Gadis itu Vio, saat ini sedang bertatapan dengan makhluk yang berada tepat duduk didepannya, sedikit mengatur nafas agar tidak terburu buru, walaupun keringat dingin sudah memenuhi wajah nya, Vio mencoba mengedip ngedip kan mata, berharap sosok ini akan hilang dari pandangan nya. Tapi yang Vio lakukan sia sia, sosok itu masih saja menatap Vio dengan wajah yang penuh harapan.

  Blpp ...

Tiba - tiba tangan sosok itu memegang tangan Vio yang berada di atas meja.

  "Lepas ... Apa yang kamu inginkan dariku?" Ucap Vio pelan.

   "KEMBALIKAN AKU KE TEMPAT ASALKU, AKU TIDAK MAU TERKURUNG DI DALAM BUKU DAN DI DUNIA NYATA INI ATAU KAMU AKAN IKUT BERSAMAKU ...."

  "Ma ... maksud kamu apa?"

  "Hihihihihi ..."

Sosok itu malah tertawa mendengar pertanyaan Vio, Vio semakin heran dan genggaman tangan itu semakin kuat.

  Sebagian siswa yang duduk tidak berjauhan dari meja Vio, sedang menatap heran pada Vio yang sedari tadi berbicara sambil berbisik - bisik pelan, mata mereka terus memandangi Vio.

  "Vi ... , ...!"

Panggilan seseorang menyelamatkan tanganya dari genggaman makhluk itu, ia lenyap entah kemana, bahkan Vio belum sempat mengedip kan matanya.
  Ririn, Arneta dan Aira sudah duduk di bangku dengan tangan yang membawa nampan berisi makanan mereka masing - masing.

    "Vi ... Ko kamu keringetan gitu?, tanya Arneta,
Kamu sakit?" timpal nya lagi.

"Teman kalian itu perlu dibawa ke PSIKIATER!!"
Hahaha ...

  "Terlihat tertawa puas dari wajah Akilla.

(Oya ... belum pada kenal ya sama Akilla? dia nih satu kelas juga sama Vio, orang nya rese, suka mencela orang dan merasa paling cantik disekolah, bener sih dia cantik, tinggi, putih, wajah nya pun ke indo - indo an gitu, rok yang dia gunakan pun sangat - sangat kurang bahan, satu jengkal di atas lutut. Akilla, Sera dan Friska, tiga sekawan yang cukup disegani di sekolah karena popularitas nya.

Sayang, nasib yang kurang beruntung untuk Vio karena jadi bahan ejekkan mereka, bukan karena Vio jelek, Vio cantik dan manis, hanya saja sikap nya yang sekarang mulai berubah karena gangguan makhluk - makhluk astral itu, sering melamun, bicara sendiri dan pendiam).

     ***

  "Ekkhh ...!!! Apasih maksud kamu Killa?" Sahut Arneta dengan nada sedikit tinggi.

  "Emmm ... Ya aku sih nggak ada maksud apa - apa, tapi emang bener ko, temen loe itu perlu di periksa kejiwaan nya, masa duduk sendiri sambil ngomong dan bisik - bisik, apa coba kalau nggak stress!."
  Hahahaha ...
Tawa mereka bertiga.

  "Loe ya ... Emang bener - bener, loe kira gue takut sama kalian?" Ucap arneta sambil mengangkat pantat nya dari bangku dan berdiri ingin menghampiri Akilla DKK.
 
   "Udah, udah," ucap Aira sambil menarik tangan kaka nya, menahan nya agar tak memperpanjang masalah.

  Arneta pun mendengus kesal, sambil duduk di bangku nya semula.

  "Yuuk cabut, hilang selera makan gue gara - gara mereka," ucap Akilla sambil berjalan centil dan berlalu dari hadapan Vio dan teman - teman nya.

  "Kamu ko diem aja sih Vi? Di perlakukan begitu sama mereka?"

  "Udah, nggak perlu kan, perbuatan jahat, kita balas jahat juga," sahut Vio.

   Walaupun mereka bertiga memiliki pemikiran yang sama tentang perubahan sikap Vio akhir - akhir ini, tapi mereka selalu mengurungkan niat untuk bertanya langsung pada Vio, takut jikalau ini menyangkut masalah pribadi Vio. Mereka hanya bisa berdoa kalau semua nya ini cepat berlalu dan Vio yang ceria dulu kembali.

Mereka pun mulai menghabiskan makan siang yang sudah mulai dingin di atas meja, waktu istirahat siang pun tinggal tersisa beberapa menit lagi.
 

MEREKA ADA   SELESAI/TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang