Vio mengedarkan pandangan nya ke setiap ruangan. Nihil, semua nya kosong, tidak ada siapa - siapa disana.
"Ma...," Ucap Vio dengan sangat pelan.
Kreekk....Pintu lemari di dalam ruangan itu sedikit terbuka namun tetap gelap, Vio perlahan melangkah maju untuk sampai ke arah lemari itu berada.
Tap...
Tap...
Tap....Baru tiga langkah Vio maju, sebuah tangan putih pucat itu mulai keluar dari dalam lemari, perlahan tapi pasti, pintu itu mulai melebar terbuka.
Dan..., Tangan itu....Bughh....!!
Vio terjatuh saat ingin berlari keluar dari ruangan, rupanya tangan itu berhasil menggapai kaki kanan Vio.
Lepas..., lepas....!
Ucap Vioio sambil menendang-nendang tangan itu menggunakan kaki kiri nya. Cengkraman itu semakin kuat dipegelangan kaki, Vio masih berusaha melepaskan diri dengan sisa - sisa tenaga dan rasa takut nya.Nduk...,
Nduk....Suara itu semakin mendekat ke arah Vio.
"Yaa Allah Nduk, kamu tidak apa - apa?" ucap mbok Darsih saat melihat Vio terbaring di lantai dan berusaha membopong Vio berdiri.
Semua nya pun lenyap begitu saja, Vio hanya terdiam dan berusaha bangkit.
"Si mbok cari in kemana-mana malah disini, tadi mbok keluar sebentar beli bumbu dapur, mbo lihat pintu tidak terkunci, kan cuma kamu yang bawa kunci cadangan nya."
"Ehh, iya mbok maaf, tadi aku nggak dengar, ada yang aku cari diruangan itu, ehh aku malah kepeleset jatuh."
"Astaga Nduk, kamu harus hati - hati toh Nduk, yasudah kamu rebahan aja disini dulu, si mbok buatin minum."
"Iya mbok makasih."
***
Menatap langit - langit kamar yang berwarna putih polos, dengan wajah bingung Rangga memikirkan semua perkataan Dewi tadi siang. Ahh..., sepertinya aku harus menceritakan nya pada Vio.
Baru saja Rangga ingin menelfon Vio, tapi ponsel nya terlebih dahulu berbunyi.
Vio Calling....Panjang umur juga ni anak, gumam Rangga sambil tersenyum menatap layar ponsel nya.
...........
............
............
............"Nggak bisa begitu Vi, pokok nya aku harus ikut, aku yang akan nemani kamu kesana dan sampai tugas kalian selesai."
"Emmm..., baiklah kalau begitu Ngga, paling tidak, Mama dan Papa aku bakal setuju dan sedikit lega kalau kamu yang nemani."
"Baik lah besok jam 07:00 kamu harus sudah ada disini ya, kami cuma dikasih waktu tiga hari aja untuk tugas ini.
"Iya iya, siip boss. Ohh ya, jangan lupa bawa buku itu, ada yang mau aku jelasin ke kamu."
"Ya..., oke."
***
Semua nya pun sudah berkumpul dirumah Vio dengan bawaan tas masing - masing, wajah polos Aira membuat sedikit sedih teman - teman nya. Biasa nya dia yang paling semangat dan bawell kalau ada acara - acara tugas sekolah seperti ini, tapi sekarang dia hanya diam tanpa kata - kata.
Perjalanan pun mulai mereka lalui, tidak ada kendala yang pasti, semuanya lancar tanpa ada kemacetan ataupun lampu merah yang mengharuskan kendaraan mereka berhenti, karena saat ini sudah memasuki kawasan yang cukup sepi namun tetap asri, hanya ada satu atau dua rumah yang letak nya sangat berjauhan satu dengan lain nya.
"Wahh, ada warung tuh Ngga, ucap Ririn. Kita beli makanan dulu yuk, pasti disana nanti susah cari makanan yang cepat saji, kita kelaparan dong, kan cuma bawa cemilan aja."
"Yahh, oke kita turun dulu, ucap Vio."
Mereka pun membeli beberapa bungkus nasi dan mie goreng lengkap dengan kerupuk nya, "sudah cukup nih,"
"Oke siip."
Baru saja perjalanan berlanjut, tiba - tiba mobil mereka berhenti begitu saja.
"Loh, kenapa? tanya Vio, Mogok??"
"Ahh, masa sih mogok, sebelum jalan aku sudah cek semua mesin nya ko Vi, bensin nya juga."
Berulang kali Rangga mengstater tapi tetap dapat hasil yang sama. Mesin mobil itu tetap saja tidak bisa berbunyi seperti seharusnya.
"Yasudah kalian tunggu disini dulu, aku mau ke warung tadi cari bantuan."
Kebetulan mobil Rangga masih dekat dengan warung itu, mungkin hanya berjarak 50 meter setelah meninggalkan warung tadi."Yahh..., gimana nih Vi? dah siang lagi, mana disini sepi nggak ada bengkel."
"Udah sabar aja, ucap Arneta pada Ririn, mungkin mobil Vio ngambek sebentar aja kali, karena dibawa jalan jauh heheehee."
"Sabar aja deh, paling Rangga bentar lagi dapat bantuan. Tuh kan udah nongol orang nya."
Terlihat Rangga sudah lari ngos - ngos san dari arah sana.
"Kamu nggak kenapa - kenapa Ngga?"
"Udah kalian masuk aja lagi, aku cek ke depan bentar," Rangga pun mengutak atik sedikit bagian mesin nya dan kembali kedalam mobil.
Bissmillah....
Stater pertama pun berhasil menyalakan mesin mobil itu dan perlahan melaju ke arah tujuan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA ADA SELESAI/TAMAT
Horror#peringkat 8 di gost 23122018#3digosh 10/01/2019#3diarwahpenasaran13032019#peringkat 1 di gost01092019# Berawal dari sebuah buku yang dia temukan di rumah baru nya yang memiliki 2 lantai. tertulis sebuah kalimat yang merupakan mantra pemanggil dari...