"Alhamdulillah akhirnya nyala juga," ucap rantgga pelan.
Dua puluh menit perjalanan, mobil mereka sudah melewati berbagai macam kebun warga disana, ada kebun jagung, umbi - umbi an, pisang, singkong, ada juga yang masih menanam padi. Aura yang kurang nyaman itu mulai dirasakan Vio saat memasuki daerah perdesaan itu, seperti ada sesuatu hal yang besar menanti nya.
Melewati satu buah jembatan yang sepertinya sudah cukup ber umur, karena terdengar dari suara ramai saat mobil Rangga melintasinya.
"SELAMAT DATANG DI DESA RAWA BARU"
Itulah tulisan di gapura bagian atas yang baru saja mereka lewati,
"Akhirnya kita sampai juga," ucap Ririn."
Mereka pun menemukan penginapan tapi terlihat seperti rumah bangsalan yang memiliki tiga pintu.
Papan nama nya pun sudah mulai usang dan berlumut, tak jauh tergantung dari dinding - dinding bangunan itu.
"Yakin kita mau nginap disini?" Ucap Rangga pada mereka.
"Yahh..., mau kemana lagi Ngga, hari udah mau sore juga ini, nggak mungkin kan kita muter - muter lagi cari penginapan."
"Pokk....
Tepukan tangan di pundak Rangga membuat jantung nya hampir mau copot, ada seorang kakek tua berada dibelakang Rangga saat ini.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya kakek itu.
"Owhh iya kek, kenalin nama saya Vio, ini teman - teman saya semua, Ririn, Arneta, Aira dan Rangga," jawab Vio sigap."
Padahal Rangga masih diam seribu bahasa tanpa bergerak sedikit pun dari tempat nya sekarang.
"Kami mau nginap disini kek, untuk melakukan tugas dari sekolah."
"Ohh begitu, silahkan masuk, lihat - lihat saja dulu, tapi ini penginapan nya kecil, kalian perlu menyewa dua pintu, karena satu pintu cuma cukup untuk dua atau tiga orang."
"Iya kek, terimakasih."
Kakek itu pun memberikan dua buah kunci pada Vio.
"Neta, kamu satu kamar aja sama adik mu, aku sama Ririn, kamu gimana Ngga?"
"Aku ikut kalian aja, aku bisa tidur diruang tamu ko, sayang uang nya kalau kita nambah satu tempat lagi."
"Oke dah, gimana baik nya aja."
Kkreeeeetttttt....
Suara yang sama saat Vio dan Neta membuka pintu penginapan itu.
"Eebuset dah..., serem amat ini penginapan.""Husstt..., kamu ini Rin, ucap Vio."
Assalamualaikum ucap Vio lagi, bagaimana pun setiap kita memasuki rumah harus mengucapkan salam walaupun rumah itu kosong.
Mereka pun sedikit membersihkan debu - debu yang ada diruangan itu dan membereskan ransel mereka ke dalam kamar."Rin kalau sudah selesai kamu ke sebelah ya, panggil Neta dan Aira buat makan bareng."
"Oke Vi."
Mereka sudah berkumpul di penginapan Vio, hanya beralaskan karpet kecil untuk menyajikan makanan yang sudah mereka beli di pinggir jalan tadi.
JANGAN DI MAKAN...!!!
Ucap Vio sedikit berteriak.
"Ada apa Vi?" Tanya Ririn yang baru saja ingin menyuap makanan nya.
"Vi..., kenapa?" Tanya Rangga, sambil menaruh pelan tangannya di pundak Vio.""Kamu liat ada yang aneh nggak sama makanan itu?" Bisik vio pelan.
"Ada apa memang nya?" Rangga mengereyitkan dahi nya pertanda dia pun bingung dengan pertanyaan Vio.
"Ya sudah lah mungkin itu hanya perasaan aku aja, silahkan kalian lanjut makan nya."
Yang Vio lihat bukan nya mie goreng ataupun nasi goreng. tapi..., cacing pita yang panjang dan juga setumpuk belatung yang menggeliat. Entahlah akhirnya Vio mengurungkan niat nya untuk makan, walau pun dia juga lapar, Vio hanya meminum air mineral yang mereka bawa dari rumah.
"Nggak makan Vi?"
"Nggak dulu Ngga, aku masih kenyang," dengan sedikit senyum nya.
***
Malam pun tiba, disertai dengan gerimis hujan serta kilat yang menyambar-nyambar.
Tok...
Tok...
Tok...Suara ketukkan yang tak beraturan di pintu penginapan Vio dan membangunkan Rangga yang sedang tertidur di ruangan depan.
"Siapa?"
"Aku Ngga, Neta."
Astagfirullah....
Mereka semua kaget setelah melihat Aira yang bukan sebenarnya Aira berada di kamar Neta, dia memang Aira, tapi sosok nya sangat - sangat berbeda, dia tersenyum menatap kami, wajah nya pucat dan sedang melayang dikamar nya sendiri.
Neta tak bisa membendung air mata nya, sambil ingin meraih adik nya.
"Jangan Net, dia bukan Aira, ada sesuatu yang sedang menguasainya," ucap Vio sambil menarik tangan Neta untuk tidak mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA ADA SELESAI/TAMAT
Horror#peringkat 8 di gost 23122018#3digosh 10/01/2019#3diarwahpenasaran13032019#peringkat 1 di gost01092019# Berawal dari sebuah buku yang dia temukan di rumah baru nya yang memiliki 2 lantai. tertulis sebuah kalimat yang merupakan mantra pemanggil dari...