ENAM

177 17 0
                                    


 
  Setelah 20 menit perjalanan, Vio masih saja diam, tidak ada tujuan mau kemana dan kemana.

  "Vio ... "ucap Rangga pelan.

  "Emmm," balas Vio dengan kurang semangat.

  "Kita mau kemana?"

"Aku juga nggak tau Ngga," dengan wajah di tekuk.

Rangga tersenyum tipis, dia tau kalau Vio sedang memikirkan sesuatu. Rangga pun terus menjalankan mobil nya dan menuju kesuatu tempat. Tak lama kemudian mereka pun sampai ke sebuah danau kecil yang memiliki air berwarna hijau bening.

  "Ayokk turun."

  "Hah ..." Vio tersadar dari lamunannya.
"Owhh iya - iya Ngga."

  Duduk dibawah pohon yang rindang, sambil menatap keindahan danau.

"Cantik yah danau nya," ucap Vio sambil tersenyum.

  "Kamu suka?" tanya Rangga sambil menatap Vio.

   Degg ...
Vio menatap balik rangga.

  Entah apa yang ada dalam pikiran mereka saat ini, yang jelas kedua nya hanya saling pandang dan diam tanpa kata.

  "Heyy ...!"
Ucap rangga sambil melambaikan tangan nya di depan wajah Vio.

  "Ekhh, sorry." 😁

  "Segitu nya kamu Vi natap aku," 😄😄ucap Rangga dengan tertawa jahil.

   "Astaga ini cowok ke pede an banget deh." (ucap Vio dalam hati)

  "Sorry aku juga becanda kali Vi, kamu kenapa sih? ada masalah? ko nggak seperti kemarin?"

  Vio hanya diam dan menunduk tanpa menjawab pertanyaan dari Rangga.
Rangga pun hanya diam, dia tau kalau Vio saat ini mungkin tidak ingin bercerita apa - apa kepadanya. Rangga hanya diam menemani Vio yang duduk di samping nya, dari raut wajah Vio menandakan kalau dia sedang menikmati pemandangan yang ada dihadapannya sekarang.
  Serasa larut dalam suasana, Vio mulai memejamkan matanya dan bersandar di batang pohon yang besar, tepat dia duduk sekarang.

   Semilir angin berhembus meniup helai demi helai rambut Vio hingga menutup sebagian wajahnya.

  Degg ...
Rangga terkejut saat sesuatu terjatuh di pundak nya, ternyata kepala Vio yang sedang tertidur menemukan pundak yang lagi nganggur disampingnya.

   "Astaga, ini cewek cepat amat ya di tempat seperti ini tertidur."

 Rangga menatap lekat wajah Vio dan membenarkan rambut Vio yang berada di wajahnya dengan jari  jemarinya.

   "Kamu sangat cantik Vi, tak terasa kata - kata itu terlintas begitu saja.
"Hussssttt ... apaan sih pikiran ku jadi seperti ini, kamu hanya seorang supir Rangga, Hanya SUPIR! Berhenti mengkhayal," bentak rangga dalam hati pada dirinya sendiri.

Rangga sangat menikmati moment ini, yang mungkin hanya terjadi satu kali dalam hidupnya.
   
   Vi ...
Vio ...

Ucap Rangga pelan sambil menggerakkan bahu Vio.

"Egghhhh ... "

 "Udah mulai sore Vi, ayokk kita pulang."

Vio baru terbangun dari tidur nya yang cukup panjang.

  "Emm ..." Vio jadi salah tingkah saat mendapati kepala nya bersandar pada pundak Rangga.

  "Maaf Ngga."

  "Iya nggak apa - apa Vi, santai aja." (aku tau kalau kamu sedang lelah Vi, lelah dengan keadaan).

  "Makasih Rangga," ucap Vio dengan senyum.
  "Baik banget sih ini cowok," ucap nya dalam hati.

   Perjalanan pulang, mereka isi dengan sedikit mengobrol, yah ... walaupun Rangga yang selalu mengajak Vio berbicara, tapi cukup lah untuk membuang sedikit kejenuhan Vio di mobil.
  Sesampai nya dirumah, Vio mengajak Rangga untuk makan sore, memang nya ada yah istilah makan sore? hemm ... ini sih hanya untuk mengganti makan siang mereka yang tertunda karena Vio ketiduran terlalu lama di pinggir danau tadi.Sepertinya cacing di perut mereka berdua sudah pada berdemo meminta jatah masing - masing.

      ***

  Hari ini, hari pertama Vio masuk ke sekolah barunya, yaitu SMK negeri di kota tempat Vio sekarang menetap, Vio hanya diantar jemput oleh Rangga supir pribadi nya.

   Deg ...
     Deg ...

Rasa was - was itu ada saat Vio memasuki gerbang sekolah, Mmm ... Vio menggigit bibirnya sambil terus berjalan pelan menuju ruangan kepala sekolah.
  Untunglah ada papan nama yang menunjukkan ruangan kepala sekolah, sehingga Vio tidak perlu repot - repot mencari orang untuk sekedar bertanya.

  Tok ... tok ... tok ...

  "Permisi ..."

  "Ya, silahkan masuk," Sahutan ramah dari kepala sekolah yang bernama Bpk Darwis S.Pd.

  "Silahkan duduk."

Vio pun menarik pelan kursi dan duduk di depan meja pak Darwis.
  " Nama saya Viona Aprillia, pindahan da ..."

  Belum selesai Vio berbicara tapi sudah terpotong oleh kata - kata pak darwis.

  "Owwhh iya, kamu pindahan dari kota ********."

  "Iya pak benar."

"Yasudah saya antar kamu ke kelas," ucap pak darwis.

  Dari wajah mungkin terlihat agak galak yah, tapi jauh dari penampilan beliau, beliau sangat ramah walaupun sedikit tegas.
  

MEREKA ADA   SELESAI/TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang