7 - Kok mulus?

10.7K 353 4
                                        

It's Friday!

"Loh abang udah pulang aja?" tanya Aril yang memang baru saja mau pergi ke mesjid untuk sholat jum'at.

"Iyalah. Kalo hampir lulus ya gini. Pulang kapan aja bisa."

"Bukannya malah sibuk nyiapin ujian ya bang?"

Tewww..

"Ah jangan sok tau lo ril." Erfan mencoba menghindar.

"Kamu gak bolos lagi kan?" tanya Ibunda Erfan yang datang dari dapur.

"Enggak bu. Cuman menghindar dari pelajaran fisika. He." Erfan menggaruk kepalanya.

"Kebiasaan. Kamu itu udah kelas 12. Mau lulus. Jangan males malesan lagi!" Ibu melerai

"Besok nggak deh bu."

"Kalo aja Ayah nggak lagi sibuk meeting ke luar kota. Kamu pasti kena bang."

"Ayah kapan pulang bu?"

Ibu terdiam sejenak.

"Urusan Ayah tuh banyak. Kamu sebagai abang harus bisa jadi contoh yang baik buat adikmu. Setidaknya Aril bisa meniru kepribadian sosok lelaki yang baik dari diri kamu."

"Maaf bu."

Erfan memang sosok yang pintar. Namun kebandelannya memang disebabkan sebuah kejadian dulu. Kejadian yang tak ingin ia ingat lagi untuk selamanya.

Dua bujang itu pergi ke mesjid dengan sarung dan peci yang terpasang dikepala. Jarak rumah dan mesjid memang agak jauh. Namun keduanya tak pernah absen untuk menunaikan ibadah di mesjid Al-Falah itu.

Mata Erfan terlihat sayu. Mungkin dia mengantuk. Dengan sempoyongan ia dan adiknya berjalan pulang. Namun...

"Woy berhenti lo disitu!" teriak seseorang

Aril adiknya tegas menoleh. Erfan menoleh pelan.

"Sejak kapan kalian jadi pencuri sendal?" orang itu meneruskan

"Pencuri sendal?" Aril bertanya bingung. Dengan segera ia memeriksa abangnya yang tengah mengantuk itu.

"Abang! Kenapa abang pake sendal orang? Terus itu sendal kok dipake ditangan?"

Zoom Erfan..

Ia memakai sepasang sendal milik orang lain. Sedangkan sendal miliknya dipakai ditangan dengan mengaitkan jari telunjuknya.

Erfan terhentak. "Hah? Pantesan kok tangan abang jadi mulus gini. Ternyata pantat sendal hehe."

Aril membantu abangnya untuk melepas sepasang sendal dan mengembalikan kepada pemiliknya.

"Maafin abang saya ya pak." ucap Aril malu

"Lain kali tobat!" jawabnya sambil berlalu

"Duh ngantuk banget ini! Padahal abang sekarang mau kerja." Erfan keceplosan.

"Kerja?"

•••

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang