78 - Masih benci

2.1K 83 0
                                    

Keduanya memenuhi semua keinginan Bapa tua penjaga yang ternyata bernama Dani itu. Rahmat sesekali mengejek Erfan karena teringat akan masa lalunya yang kelam. Tapi dari kekelaman itulah yang membawanya bahagia bisa bersanding dengan wanita pujaannya. Ya walau hanya sementara.

"Rahmat pijitin kaki. Erfan tolong cabut uban saya." kata pak Dani yang sudah selonjoran.

"Semuanya pak?" tanya Erfan kaget karena semua helai rambut pak Dani sudah menjadi uban.

Pak Dani memukulnya. Ia kesal karena secara halus Erfan sudah mengejeknya.

"Ah iya iya pak." kata Erfan sigap mencabut helai demi helai uban

"Sebenarnya kalian itu ngapain?" tanya beliau lagi. "Kok bisa pelukan gitu?"

"Dia nih ngajak main satu lawan satu segala. Jadinya kan babak belur."

"Eh lo nya juga sih mau bego!" Rahmat membela diri

"Terus gimana ceritanya sampe bisa babak belur?"

"Biasa pak. Masalah cewek." Rahmat menjawab

"Halah jaman sekarang masih aja ngeributin cewek. Istri bapak aja udah tua masih aja diributin."

"Sama siapa pak?"

"Wah istri bapak cantik nih pasti!"

"Sama adik-adiknya. Diributin buat dibunuh karena semua warisan orang tuanya ada di dia."

"Astagfirullah." kata Erfan menutup mulut dengan tangannya.

"Masa sih pak?"

"Udah ah gak usah manjang. Kalo mau lebih tau bayar 10.000 per satu kalimat."

"Yaampun si bapak inget umur." Erfan keceplosan

Rahmat langsung menatapnya sambil melotot. Maksud hati mengingatkan bahwa tidak sopan bilang begitu pada orang yang lebih tua dari kita.

"Abis ini kalian bikinin kopi sama bersihin lapangan."

"Yah pakkkk..." keduanya mengeluh

"Yaudah bapak laporin."

"Ah iya jangan pak. Ya pak please?? :) "

Keduanya patuh. Ya mau tidak mau daripada dilaporin sebagai pasangan gay. Iya kan?

Sedangkan di rumah Dania.

Dania turun dari kamarnya dan mendapati banyak orang di ruang tamu. Ada yang sibuk mendekorasi, sibuk memindahkan kursi, sibuk menata kamera dan ada Bu Desi serta Om Kiki disana.

"Ada apa Mah? Bukannya pernikahan kak Tya di gedung ya?"

"Iya sayang. Tapi ini bukan untuk kakakmu."

"Ini untuk pernikahan Om sama Mamahmu." Om Kiki ikut nimbrung

"Hah?"

"Iya pernikahannya besok. Om Kiki maunya dia udah jadi suami resmi saat ngedampingin Mamah di resepsi kakakmu."

"Serius? Besok?" Dania masih tak percaya

"Iya sayang. Kamu samperin tante Gina ya disana. Dia orang dari salon yang akan dandanin kamu besok." Om Kiki menjelaskan sambil menunjuk pada seorang wanita berumur yang duduk bak mobil.

Dania menghela napas. Ia mencoba mengumpulkan semua keberaniannya untuk memberontak.

Tringgg...
Nada telpon hp nya berbunyi. Dari Citra. Dania menjauh untuk menjawabnya.

"Halo."

"Halo Dan. Lo gapapa kan? Lo baik-baik aja kan? Gue khawatir banget sama lo. Tadi gue sempet nyusul tapi Bu Ayumi malah narik gue masuk kelas."

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang